Senin, 23 Desember 2019

Kembangkan Wisata Air, Pemprov Jabar Percantik 4 Situ-Waduk

Pemprov Jawa Barat sedang mengoptimalkan potensi wisata air di berbagai daerah. Salah satunya dengan menata waduk dan situ agar menarik minat wisatawan.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (DSDA) Jabar Linda Amin mengatakan tahun ini ada empat kawasan waduk dan situ yang ditata. Empat kawasan tersebut berpotensi menjadi destinasi wisata air.

Ia menuturkan penataan akan dilakukan di Waduk Darma (Kabupaten Kuningan), Situ Ciburuy (Kabupaten Bandung Barat), Situ Rawa Kalong (Kota Depok), Kalimalang (Kota Bekasi).

"Semuanya penataan di bagi menjadi dua segmen. Ada yang tahun ini (2019) dan tahun 2020," kata Linda kepada wartawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (19/9/2019).

Dia menjelaskan untuk penataan Kalimalang terbagi menjadi segmen Utara dan Selatan. Tahap pertama dilakukan tajun ini dengan membuat taman, jalan setapak, monumen, tiang bendera. Sementara segmen Selatan meliputi kolam anak, padang rumput.

"Tahun ini anggarannya Rp 5 miliar. Sementara tahun 2020 agar besar karena pembangunan fisiknya agak banyak Rp 26 miliar," ungkap dia.

Selain itu, pihaknya juga akan menata Situ Ciburuy agar lebih nyaman dan menarik minat wisatawan. Kawasan wisata itu akan dipercantik dengan berbagai sentuhan pembangunan dari sempadan hingga badan air.

"Tahun 2019 hanya bangun sempadan situ, gerbang masuk, plaza, trotoar, lampu taman, taman sebagai penanda. Tahun depan ada bangunan terapung, di atas badan situ, restoran, pasar apung. Tahun ini Rp 2,5 miliar, tahun depan Rp 24 miliar," jelas dia.

Menurutnya Situ Rawa Kalong juga tak luput menjadi target penataan baik untuk kawasan sempadan dan badan air. Pembangunan yang dilakukan meliputi taman, amphiteater, plaza hingga kios-kios di sempadan.

"Untuk tahun ini kita anggarkan Rp 5 miliar. Nah tahun depannya itu Rp 76 miliar," ucap dia.

Penataan terakhir yaitu di Waduk Darma yang memiliki fungsi juga sebagai sumber irigasi di Kabupaten Kuningan. Pihaknya akan membangun pintu gerbang, gazebo, taman, jalan di sempadan. Sementara di badan air dibangun jalan terapung, menara air, amphiteater dan restoran.

"Kita sudah mendapat izin dari kementerian PUPR untuk membuat bangunan di atas air. Tapi mereka minta untuk tak mencemari air, harus dirawat," tutur dia.

Ia berharap dengan penataan tersebut, potensi wisata air di Jabar bisa dilirik wisatawan. Komitmen ini sebagai bentuk dukungan agar Jabar menjadi salah satu wilayah destinasi wisata unggulan di Indonesia.

"Tentunya target kita ini peningkatan jumlah wisatawan nanti. Ini bentuk kerja sama kita dengan Dinas Pariwisata dan Kebuyaan (Disparbud)," ujar Linda.

Kehidupan Beragama yang Damai Dimulai dari Selatan Indonesia

 Toleransi dan rasa damai dalam kehidupan beragama dimulai dari selatan terdepan Indonesia. Di Pulau Rote, masyarakatnya hidup dalam kerukunan.

20-26 Agustus 2019, tim Tapal Batas detikcom bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjelajahi Kabupaten Rote Ndao di NTT. Kabupatennya berupa kepulauan dengan total 96 pulau. Namun, hanya 7 pulau yang berpenghuni dengan Pulau Rote sebagai yang paling besar.

Terdapat 10 kecamatan di Rote Ndao. Tiap kecamatan punya potensi dan tempat wisata yang beragam.

Bukan hanya destinasi wisata dan budayanya, kehidupan di Rote juga memikat hati. Khususnya, soal toleransi dalam umat beragama.

"Di sini tidak ada gesekan agama, tidak ada sama sekali. Semuanya hidup damai dan rukun," kata Frengky, salah seorang warga Rote yang memandu perjalanan kami.

Sepanjang perjalanan, kami memang merasakan betapa rukunnya masyarakat Rote. Pun kepada wisatawan baik dari dalam dan luar negeri, semua menyambutnya dengan suka cita.

"Kita senang kalau ada wisatawan, biar mereka juga bisa melihat indahnya Rote," tutur Frengky.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar