Sabtu, 28 Desember 2019

Kisah Perjalanan Tak Terlupa di Tanah India (2)

Setelah melewati imigrasi Jaipur, inilah bermula petualangan itu. Bukan sesuatu yang mudah mencari public transport yang murah dari bandara ini menuju pusat kota dimana aku sudah booking kamar di sebuah guesthouse bergaya palace.

Beruntungnya aku bertemu dengan pasangan pelancong dari negeri jiran Malaysia yang sebetulnya berada satu pesawat tetapi baru bertemu dan berbincang ketika berada di antrian imigrasi, yang akhirnya kami bersepakat untuk menggunakan taksi yang sama untuk sharing cost menghemat sedikit biaya perjalanan untuk mengantarkan kami dari airport menuju pusat kota.

Dalam perjalanan kami cukup banyak bercerita tentang travelling, nilai-nilai kehidupan, pemahaman antar budaya sampai kepada kehidupan pribadi, hingga aku tahu bahwa pasangan ini adalah doctor di sebuah universitas terkemuka di Malaysia.

Satu jam perjalanan ditempuh bukanlah waktu yang dirasa lama jika diiringi obrolan yang hangat dan perjalanan yang mulus, hingga akhirnya mobil sampai di depan sebuah hotel untuk mengantarkan teman perjalananku sepasang melayu beristirahat di sana.

Mobil kembali melaju dan setelah sekitar 10 menit tibalah giliranku untuk turun, persis di depan di depan sebuah gedung tua yang bisa dipastikan itu adalah tempat dimana aku akan menginap karena plang masih sangat jelas bertuliskan “Rawla Mrignayani Palace  sesuai dengan nama yang aku ingat dari sebuah voucher menginap yang dibooking seminggu sebelumnya.

Esok hari aku bertemu dengan lokal india Rakesh Yadav namanya, yang menghubungiku melalui jejaring sosial, sebuah aplikasi silaturahmi yang anggota tersebar hampir ke berbagai belahan dunia. Sebetulnya aku merasa tidak yakin, khawatir ini adalah semacam scam atau penipuan yang aku sendiri belum tahu scam seperti apa yang akan dijalankan.

Pikiran ini muncul karena banyak sekali tawaran dari lokal melalui apikasi tadi, yang ketika komunikasi berlanjut ujung-ujungnya aku diminta untuk membayar sejumlah uang karena mereka adalah tour guide atau agen perjalanan yang sedang menawarkan jasanya.

Tidak salah aku menerima tawaran dari Rakesh, instingku cukup kuat untuk menilai dia walaupun di aplikasi itu tidak ada reference yang menyatakan bahwa dia adalah host yang baik.

Beberapa hari aku ditemani olehnya dengan keramahan yang bagiku luar biasa, di antara kebaikannya adalah ketika di setiap perjalanan tas backpackku selalu dibawakannya karena dia pikir aku sudah cukup lelah dengan perjalanan yang begitu jauh dengan membawa tas yang cukup berat, juga ketika dia memberiku sebuah syal dan sweater, yang ketika itu suhu cukup dingin dan dia tahu aku tidak memakai kostum yang sesuai. Sungguh kepekaan dan apresiasi yang luar biasa, padahal aku tidak menunjukkan tanda-tanda sedang kedinginan ketika itu.

2 hari waktu berlalu dirasakan terlalu cepat, hingga akhirnya aku harus pergi meninggalkan kota Jaipur menuju Agra, kota dimana salah satu landmark dan icon India Taj Mahal  berada. Perjalanan dari Jaipur menuju Agra ditempuh sekitar 3-4 jam menggunakan kereta api india dengan warna birunya yang khas seperti banyak ditayangkan dalam film-film Bollywood.

Aku bukanlah orang yang menikmati tidur ketika di perjalanan, selama 3 jam aku terjaga, yang aku lakukan hanya mengamati perilaku orang-orang sekitar di dalam kereta, melihat keluar jendela dan sesekali memulai percakapan dengan penumpang lokal yang ada di dekatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar