Senin, 23 Desember 2019

Peneliti Temukan Pohon Tertinggi di Amazon

Hutan hujan Amazon tak hentinya menyimpan keajaiban dunia. Yang terbaru, peneliti baru saja menemukan pohon tertinggi di sana.

Dikenal sebagai paru-paru dunia, hutan hujan tropis Amazon yang melingkupi sebagian besar Brasil dan negara Amerika Latin kembali menunjukkan kebesarannya.

Baru-baru ini sekelompok peneliti gabungan dari sejumlah institusi pendidikan dunia kembali menemukan sebuah pohon yang didapuk sebagai tertinggi di Amazon. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Kamis (19/9/2019), penemuan itu pun digawangi oleh Eric Gorgens dan Diego Armando da Silva seperti diberitakan media Newsweek.

Setelah menyusuri hutan Amazon selama berhari-hari, Eric dan anak buahnya berhasil menemukan 15 pohon raksasa yang masing-masingnya tak kurang dari 70 meter tingginya. Diketahui, pohon raksasa itu terdiri dari satu spesies yang sama bernama Angelim Vermelho (Dinizia excelsa).

Awalnya pohon dari spesies tersebut diprediksi dapat tumbuh hingga 60 meter. Namun, nyatanya pohon tersebut dapat tumbuh melebihi perkiraan para peneliti.

Salah satunya bahkan memiliki tinggi hingga 88 meter atau lebih tinggi sekitar 30 meter dari pohon pemegang rekor sebelumnya. Diketahui, saat ini rekor pohon tertinggi masih diraih oleh California redwoods di AS setinggi 115,7 meter.

Di luar tingginya yang luar biasa, ternyata setiap Angelim vermelho juga ikut andil luar biasa dalam menyerap karbon di bumi. Bayangkan, setiap Angelim vermelho dapat menyerap hingga 40 ton karbon. Setara dengan total karbon yang dapat dihisap oleh 300 hingga 500 pohon kecil. Sementara keberadaannya hanya memakan area sekitar 20 pohon saja.

Penemuan itu pun disebut begitu menakjubkan, terlepas dari kemungkinan akan keberadaan pohon raksasa lain dengan tinggi yang lebih fantastis.

Namun, keberadaan Angelim vermelho dan hutan hujan tropis Amazon pun kian terancam oleh kondisi politik Negara Amerika Latin yang menaunginya. Belum lagi kebakaran yang beberapa waktu lalu sempat membumihanguskan sebagian Hutan Amazon.

Hanya satu yang pasti, traveler harus menjaga keberlangsungan hutan hujan tropis tersebut. Termasuk yang ada di Indonesia.

Jika Temui Ular seperti di Hutan Kalimantan, Harus Gimana?

Saat ini ramai bahasan soal "ular raksasa" seiring dengan viralnya foto ular besar korban kebakaran hutan di Kalimantan. Nah, jika sewaktu-waktu kamu ketemu ular semacam itu, apa sih yang harus dilakukan?

Untuk menjawabnya, detikcom pun minta pendapat ke salah satu reptiler populer dengan nama Panji Petualang. Ia menjelaskan terlebih dahulu bagaimana cara menghindari tempat-tempat yang mungkin ada ularnya.

"Pada dasarnya ular hidup bersembunyi, apalagi ular dengan berukuran besar. Jadi metode berburu mereka sembunyi, mengintai, dan baru bergerak. Nah karena itu hindarilah daerah semak-semak karena ular biasanya bersembunyi di semak-semak," ujar Panji.

Panji juga menyarankan jika pergi ke hutan atau ke kebun yang jauh dari pemukiman warga, jangan pernah sendirian. Usahakan berdua atau lebih demi menghindari hal-hal terburuk yang bisa terjadi semisal disergap ular.

"Jangan pernah ke hutan sendirian, pergilah berdua atau lebih. Dan hindarilah daerah dengan semaknya yang tinggi karena seperti saya bilang tadi, ular berburu dengan mengintai dan jika ada kesempatan dia akan segera menyerang dan melilit mangsanya," katanya.

"Setelah dililit piton kita akan sulit sekali bergerak, apalagi ukurannnya besar, karena itulah fungsi jangan pergi sendirian. Jika terjadi apa-apa ada yang siap menolong," jelasnya.

Beda lagi skenarionya jika kita bertemu dengan ular di area terbuka seperti sungai. Panji menyarankan bahwa yang pertama-tama harus dilakukan adalah menekan rasa takut dan jangan panik. Ular bisa mencium rasa takutmu!

"Bila kita bertemu ular di area terbuka seperti sungai atau jalan, jangan panik atau takut. Karena secara naluri, ular ataupun reptil pada dasarnya takut pada manusia. Mereka tidak memiliki naluri langsung menyerang seperti singa atau buaya," ucapnya.

"Walaupun kita berada di jarak 2 meter dengan ular, ular tidak akan mengejar karena dia bukan singa atau buaya. Jika bertemu di sungai lagi makan atau kawin, hindari saja dan jangan panik. Karena saat kita panik ular bisa merasakan takut," ujar Panji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar