Saat menyebut wilayah kutub, yang selalu terbayang di dalam benak kita adalah hamparan daratan es putih yang sangat luas. Namun kenyataannya sekarang, daratan es putih telah berubah menjadi abu-abu, berongga dan berlumpur. Itulah kenyataannya.
Dulu, daratan putih itu kotor diasumsikan terjadi karena debu dan partikel polusi yang dibawa angin dari pembangkit listrik dari industri besar. Namun tenryata bukan itu saja faktor penyebabnya.
Terakhir berdasarkan kunjungan para ilmuwan ke daratan es di Greenland, mereka menemukan fakta bahwa yang menyebabkan es semakin cepat mencair itu karena adanya ganggang yang tumbuh di es yang mencair.
Dengan mengubah permukaan yang biasanya putih menjadi abu-abu atau hitam, ganggang menjadikan permukaan es tidak lagi reflektif sehingga semakin banyak menyerap sinar matahari. Inilah yang menyebabkan cepatnya es mencair.
Mengingat besarnya taruhan yang harus dihadapi jika es di Greenland semakin mencair, penelitian pun besar-besaran dilakukan dengan melibatkan banyak pihak. Satelit, pesawat pemantau dan eskpedisi dilakukan untuk mempelajari fenomenal ini.
NASA juga telah bertahun-tahun memantau tentang pergerakan lapisan es. Meskipun es yang besar terlihat tidak bergerak, namun kenyataannya mereka semakin bergeser ke pantai. Dan pergerakannya semakin cepat saat musim panas.
Ilmuwan NASA juga menemukan bahwa es tidak meleleh karena atmosfer memanas saja, namun juga karena adanya air yang lebih hangat mengalir ke bawah permukaan gletser.
Bagaimana nasib orang-orang Greenland?
Sebanyak 56.000 jiwa hidup di sebidang tanah sempit, tepat di tepi lapisan es yang semakin hari semakin dekat ke daratan. Di Desa Narsaq, seorang penduduk bernama Christian Mortensen mengatakan bahwa dia merasakan perubahan iklim di daerahnya.
Sewaktu dia masih kecil, gunung es begitu terlihat besar dan jauh dari desanya. Namun semakin hari, gunung itu terlihat pecah, mengecil dan semakin dekat ke daratan.
Karena kondisi ini juga, memungkin bagi warga Greenland untuk bisa bercocok tanam. Bahkan telah ada ternak yang merumput di padang rumput yang tepat berada di samping bongkahan es besar yang mengapung di lautan.
Namun bagi para muda-mudi Greenland mereka sadar akan bahaya yang mengancam dunia jika es di 'rumahnya' mencair. Mereka pun mencoba melakukan langkah kecil dengan mengecat rumah-rumah mereka menjadi warna cerah.
Apa yang bisa dilakukan?
Jika perhitungan Jason Box dan kawan-kawan mengenai es di Greenland yang semakin mengkerut, maka kita harus siap menuju kerugian yang besar di masa mendatang.
Bahkan dengan langkah cepat seperti memangkas emisi gas, Greenland amsih dalam tahap pencairan es yang terus meningkat, meskipun itu bisa diperlambat.
Para ilmuwan pun mencoba mengambil langkah dengan cara menanam 6.000 pohon muda dari larva Siberia, sejenis pohon yang mampu mengikat karbon. Mereka berharap 10 pohon dapat tumbuh selama 60 tahun untuk bisa menyerap karbon monoksida yang dihasilkan oleh pesawat-pesawat yang terbang dari London-San Fransisco.
Langkah di atas adalah permulaan, dimana mereka akan memperluas lagi dengan membuat hutan untuk mengatasi perubahan ikmlim ini. Dan juga dalam waktu dekat para ilmuwan akan pergi menjelang musim dingin untuk mengasah prediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi di lapisan es di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar