Seorang pria di Bandara Changi ditahan karena sengaja beli tiket pesawat tapi tak mau terbang. Dia tidak sendiri, karena ada 33 orang lain dengan kasus serupa.
Seorang pria berusia 27 tahun yang tidak disebutkan identitasnya ditahan oleh pihak keamanan Bandara Internasional Changi, Singapura. Dia ditahan setelah membeli tiket pesawat hanya untuk pergi ke area transit, tapi tidak berniat terbang.
Dihimpun detikcom dari beberapa sumber, Selasa (3/9/2019), media FlyerTalk melaporkan pria ini melakukan hal tersebut karena ingin menghabiskan waktu sedikit lebih lama bersama istrinya yang akan pergi ke luar kota.
Pria ini ingin memaksimalkan waktu untuk berbincang dan menghabiskan waktu bersama istrinya. Padahal sebenarnya dia tidak mau terbang bersama sang istri. Dia membeli tiket pesawat dan mendapat boarding pass, hanya demi melewati pemeriksaan keamanan dan menemani sang istri di area ruang tunggu pesawat.
Meski terdengar romantis, tapi tindakan tersebut ternyata dilarang oleh hukum. Pria ini terancam hukuman denda sebesar SGD 20.000 (setara Rp 204 juta) atau hukuman 2 tahun penjara.
Ternyata ini bukan kejadian pertama ada orang yang punya niat seperti itu. Sepanjang tahun 2019 ini, total sudah ada 33 orang traveler yang punya kisah serupa, sengaja membeli tiket pesawat tapi tidak mau terbang.
Media The Straits Times pernah melaporkan ada seorang gadis berusia 20 tahun yang membeli tiket pesawat hanya demi masuk ke area bandara dan menunggu anggota boyband K-Pop favoritnya. Ada juga yang bukan penumpang, tapi mau masuk ke area Bandara Changi cuma untuk berbelanja.
Sementara itu, pihak Kepolisian Singapura menjelaskan bahwa area transit bandara adalah area yang dilindungi. Tidak boleh orang non penumpang yang masuk ke area tersebut.
"Penumpang yang masuk area transit dengan boarding pass harusnya ada di sana dengan tujuan traveling ke destinasi selanjutnya. Barangsiapa yang menyalahgunakan boarding pass untuk masuk ke area transit tanpa ada niat untuk terbang, maka dianggap melanggar Undang-undang Perlindungan Infrastruktur," demikian pernyataan pihak Kepolisian Singapura.
Mata Anak di Bandung Bisa Berubah Warna, Aceh hingga Buton Punya Ras Mata Biru
Anak berusia dua setengah tahun, Amelia Anggraeni yang berasal dari Bandung mencuri perhatian. Bola matanya bisa berubah menjadi tiga warna.
Amelia memiliki tiga warna bola mata, yakni hitam, biru dan abu-abu. Dihimpun detikcom, Selasa (3/9/2019), ada beberapa warga Aceh hingga Buton yang memiliki bola mata biru.
Asal muasal mata biru ini tentu datang dari bangsa pendatang, yakni Eropa. Lebih tepatnya orang-orang Portugis yang menurunkannya.
Karena, bangsa Portugis adalah orang pertama yang melempar sauh pertama kali, jauh sebelum bangsa Belanda. Adalah Admiral Portugis Alfonso de Albuquerque yang memerintahkan ekspedisi ini ke Nusantara.
Oleh karena itu, mereka yang tinggal atau membentuk koloni atau bekas pelarian di daerah penjajahan juga mengawini warga setempat. Jejak mata biru ada di Lamno, Aceh dan Suku Lingon di Halmahera, Kepulauan Maluku.
Turunan mereka memiliki ciri mata biru dan rambut pirang, khas Kaukasoid. Turunan Portugis yang sering bersliweran di lini media massa beberapa tahun belakangan ada di Kabupaten Buton Selatan.
Warga yang memiliki mata biru di sini ada yang keturunan raja dan pimpinan pasukan Portugis yang saat itu melangsungkan pernikahan. Bangsa Eropa itu disambut Baik oleh Sultan Buton saat itu.
Namun, semua itu dirusak oleh Belanda. Koloni ini menghasut dan menyingkirkan Portugis dari lingkungan kesultanan hingga membawa isu sesat bahwa yang bermata biru adalah orang pembawa sial.
Lalu yang terakhir adalah gadis bermata biru asal Desa Trunyan, Bangli, Bali. Namanya Rizka yang beberapa waktu lalu sempat viral karena matanya hingga diketahui bahwa saudara jauhnya ada yang memiliki mata yang sama dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar