Senin, 23 Desember 2019

Penasaran dengan Kepulauan Mariana Utara? Begini Pesonanya

Kamu termasuk yang ngepoin Kepulauan Mariana Utara setelah timnasnya dilibas Garuda Muda di laga sepakbola Kualifikasi Piala Asia U-16? Negaranya indah memesona lho!

Timnas Indonesia U-16 sukses melibas timnas Kepulauan Mariana Utara dengan skor 15-1 dalam partai lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Asia U-16 2020 di Stadion Madya, Jakarta, Rabu (18/9/2019) malam WIB.

Nah, hal itu sekaligus bikin nama Kepulauan Mariana Utara mendadak jadi ramai dibicarakan. Selain terkait kemenangan telak Garuda Muda atas timnas negara tersebut, tak sedikit juga yang penasaran dengan sosok Kepulauan Mariana Utara sndiri.

Dilansir dari sejumlah sumber, Kepulauan Mariana Utara sendiri terletak di Samudera Pasifik dan menjadi bagian dari persemakmuran Amerika Serikat. Commonwealth of the Northern Mariana Islands/CNMI, begitu namanya dalam bahasa Inggris.

Kepualauan Mariana Utara terdiri dari 15 pulau yang terhampar antara Hawaii (AS) dan Filipina, atau sekitar 125 km timur laut arah Guam. Ada tiga pulau utama di gugusan Kepulauan Mariana Utara yaitu Saipan, Tinian, dan Rota. Kepulauan Mariana Utara disebut memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin muson timur laut.

Sebagai terindikasi dari namanya, Kepulauan Mariana Utara menjadi salah satu incaran para penggemar wisata pantai. Ya, sektor pariwisata memang jadi salah satu daya tariknya

Saipan menjadi pulau terbesar di Kepulauan Mariana Utara sekaligus yang paling menonjol sebagai destinasi wisata pantai. Dengan luas 115,4 kilometer persegi, pulau ini bisa dikelilingi dalam satu jam dengan mobil.

Beragam aktivitas seperti scuba diving, main banana boat, dan penjelajahan bawah air pun bisa dilakukan di pantai Saipan-nya Kepulauan Mariana Utara. Turis bisa pula menikmati pemandangan khas tropis dengan aktivitas lain seperti golf dan hiking.

Mengutip artikel Net.Saipan.com pada tahun 2009, The Guinness Book of World Records menyebut Saipan merupakan kota dengan suhu paling layak huni di dunia.

Peneliti Temukan Pohon Tertinggi di Amazon

Hutan hujan Amazon tak hentinya menyimpan keajaiban dunia. Yang terbaru, peneliti baru saja menemukan pohon tertinggi di sana.

Dikenal sebagai paru-paru dunia, hutan hujan tropis Amazon yang melingkupi sebagian besar Brasil dan negara Amerika Latin kembali menunjukkan kebesarannya.

Baru-baru ini sekelompok peneliti gabungan dari sejumlah institusi pendidikan dunia kembali menemukan sebuah pohon yang didapuk sebagai tertinggi di Amazon. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Kamis (19/9/2019), penemuan itu pun digawangi oleh Eric Gorgens dan Diego Armando da Silva seperti diberitakan media Newsweek.

Setelah menyusuri hutan Amazon selama berhari-hari, Eric dan anak buahnya berhasil menemukan 15 pohon raksasa yang masing-masingnya tak kurang dari 70 meter tingginya. Diketahui, pohon raksasa itu terdiri dari satu spesies yang sama bernama Angelim Vermelho (Dinizia excelsa).

Awalnya pohon dari spesies tersebut diprediksi dapat tumbuh hingga 60 meter. Namun, nyatanya pohon tersebut dapat tumbuh melebihi perkiraan para peneliti.

Salah satunya bahkan memiliki tinggi hingga 88 meter atau lebih tinggi sekitar 30 meter dari pohon pemegang rekor sebelumnya. Diketahui, saat ini rekor pohon tertinggi masih diraih oleh California redwoods di AS setinggi 115,7 meter.

Di luar tingginya yang luar biasa, ternyata setiap Angelim vermelho juga ikut andil luar biasa dalam menyerap karbon di bumi. Bayangkan, setiap Angelim vermelho dapat menyerap hingga 40 ton karbon. Setara dengan total karbon yang dapat dihisap oleh 300 hingga 500 pohon kecil. Sementara keberadaannya hanya memakan area sekitar 20 pohon saja.

Penemuan itu pun disebut begitu menakjubkan, terlepas dari kemungkinan akan keberadaan pohon raksasa lain dengan tinggi yang lebih fantastis.

Namun, keberadaan Angelim vermelho dan hutan hujan tropis Amazon pun kian terancam oleh kondisi politik Negara Amerika Latin yang menaunginya. Belum lagi kebakaran yang beberapa waktu lalu sempat membumihanguskan sebagian Hutan Amazon.

Hanya satu yang pasti, traveler harus menjaga keberlangsungan hutan hujan tropis tersebut. Termasuk yang ada di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar