Selasa, 24 Desember 2019

Melihat Patung Dewa Terbesar di Malaysia

Batu Cave menjadi lokasi favorit yang wajib didatangi saat berlibur ke Malaysia. Di sinilah terdapat patung dewa terbesar di Malaysia.

Jika Anda mengunjungi Malaysia tepatnya Kuala Lumpur, sempatkanlah untuk mengunjungi Batu Cave. Selain menjadi wisata religi umat Hindu, tempat ini juga menawarkan alam yang masih sejuk untuk dijadikan opsi wisata alam.

Berlokasi 15 km dari pusat kota Kuala Lumpur, dan memiliki akses stasiun kereta KTM langsung dari pusat kota membuat lokasi ini sangat mudah untuk dikunjungi.

Anda tidak perlu mengeluarkan kocek sepersen pun, karena untuk melihat Icon Patung Dewa Muragan setinggi 42 meter ini berbiaya nol alias gratis.

Tips untuk mengunjungi lokasi wisata ini adalah:

1. Gunakan pakaian yang sopan dan celana di bawah lutut, karena jika Anda menggunakan celana di atas lutut maka Anda akan ditegur dan diarahkan untuk menyewa kain penutup di akses pintu menuju anak tangga.

2. Jangan membawa banyak barang bawaan, untuk mempermudah Anda menaiki anak tangga yang berjumlah 272 anak tangga.

3. Bawalah air minum secukupnya.

Katanya Ini Laksa Paling Enak di Singapura

Wisata kuliner di Singapura, jelas adalah laksa. Kabarnya, inilah laksa paling enak di sana.

Berlibur ke Singapura, jangan lupa sempatkan waktu untuk berwisata kuliner. Salah satu makanan khas yang harus dicoba adalah laksa Singapura. Pastikan Anda mencicipi laksa yang masuk dalam daftar laksa terenak. Salah satunya yaitu 328 Katong Laksa di East Coast Road (Joo Chiat).

Tempatnya tidak terlalu luas, tapi selalu padat pengunjung terutama di waktu makan siang. Rasa otentik laksa yang disajikan sungguh menggugah selera. Restoran ini termasuk ke dalam 34 tempat yang mendapat kategori Bib Gourmand dari Michelin Guide Singapura. Hal ini berkat ragam makanan yang enak dan dijual dengan harga terjangkau.

Selain laksa ada pula nasi lemak, otah (otak-otak) serta dimsum yang juga wajib dicicipi. Restoran ini juga pernah dikunjungi oleh Gordon Ramsay di tahun 2013. Pantas saja jika restoran ini semakin ramai dikunjungi baik oleh warga Singapura maupun wisatawan.

Ilmuwan Temukan Belut Listrik Terkuat dari yang Pernah Ada

 Ilmuwan menemukan belut listrik yang baru diidentifikasi. Kejutan listriknya dilaporkan memecahkan rekor.

Dilansir CNN, Senin (16/9/2019), belut listrik itu hidup di lembah Amazon. Laporan sebuah penelitian itu diterbitkan pada Selasa lalu.

Para peneliti dari Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian telah mengidentifikasi dua spesies baru belut listrik di hutan hujan Amazon. Itu tiga kali lipat jumlah spesies belut listrik yang sudah diketahui.

Salah satu spesies baru, bernama Electrophorus voltai dapat mengeluarkan hingga 860 volt listrik. Itu 650 volt lebih besar dari yang dihasilkan oleh spesies belut listrik yang telah dikenal, Electrophorus electricus.

Penemuan itu dijabarkan dalam jurnal Nature Communications. Belut listrik ini sebenarnya merupakan jenis ikan dengan penampilan mirip belut.

Belut listrik itu dapat tumbuh hingga 2,4 meter. Itu membuktikan bahwa masih banyak yang belum ditemukan di hutan hujan Amazon, kata pemimpin studi David de Santana, seorang rekan peneliti di Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian dalam siaran pers.

Apa itu belut listrik?

Selama 250 tahun, para ilmuwan telah mengetahui bahwa belut listrik hidup di lembah Amazon. Mereka hanya belum tahu berapa banyak spesies yang bersembunyi di sana.

Para ilmuwan sudah lama mengira belut listrik yang ditemukan di rawa-rawa, anak sungai dan sungai di seluruh Amerika Selatan semuanya spesies yang sama. Studi baru menunjukkan bahwa belut yang sebenarnya memiliki tiga spesies yang berbeda.

Ketiga spesies ini terlihat hampir sama secara eksternal dan menggunakan listriknya untuk bernavigasi, berkomunikasi, berburu, dan pertahanan diri. Tetapi ketika para ilmuwan menganalisis 107 sampel, mereka menemukan bahwa ketiga spesies memiliki bahan genetik yang berbeda, bentuk tengkorak yang unik dan tingkat tegangan yang berbeda.

Berdasar penelitian, de Santana dan timnya percaya bahwa ketiga spesies mulai berevolusi dari nenek moyang mereka sekitar 7,1 juta tahun yang lalu. Tegangan belut mungkin dipengaruhi oleh konduktivitas air yang mereka tinggali.

Electrophorus voltai, misalnya, hidup di perairan jernih di dataran tinggi yang tidak menghantarkan listrik dengan baik. Menurut de Santana, tegangan yang lebih kuat dari spesies itu mungkin merupakan adaptasi terhadap konduktivitas air yang buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar