Senin, 25 November 2019

Jauhi Makanan Asin dan Gurih Saat Begadang Jika Tak Ingin Jantung Kolaps

Begadang untuk nonton bola memang semakin seru jika dilakukan bersama teman atau nobar. Seringkali kegiatan nobar untuk nonton seakan tak lengkap jika tak disertai snack atau makanan ringan yang asin dan gurih.

Padahal, mengonsumsi makanan ringan yang asin dan gurih seperti keripik, martabak telur, kacang goreng dan lain-lain sangat tidak dianjurkan oleh dokter. Penyebabnya, makanan tersebut mengandung banyak MSG atau mecin yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

"Biasanya kan keripik yang asin atau makanan lainnya yang asin dan gurih-gurih itu mengandung banyak monosodium glutamat (MSG), dan sifatnya mengikat cairan sehingga bisa membuat tekanan darah naik," ujar dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCTM, MHA, SpJP, LMPNLP, ELT, CCH dari RS Asri Duren Tiga ketika dihubungi detikHealth, Rabu (18/6/2014).

Tekanan darah yang tinggi secara drastis memang diketahui sebagai salah satu penyebab serangan jantung. MSG yang bersifat mengikat cairan membuat darah menjadi lebih kental, yang membuat peredaran darah menjadi terhambat.

Di sisi lain, pakar tidur sehat dr Andreas Prasadja, RPSGT, dari RS Mitra Kemayoran, mengatakan bahwa memang ketika begadang, terjadi ketidakseimbangan hormon. Akibatnya, nafsu makan untuk makanan asin dan gurih menjadi lebih besar.

"Nafsu makan lebih besar tapi pengennya makannya makanan asin dan gurih gitu. Itu kan tidak baik untuk kesehatan," papar dokter yang akrab disapa dr Ade tersebut.

Sebagai gantinya, jika memang Anda merasa lapar ketika menonton bola di tengah malam, ganti snack dan makanan ringan menjadi buah atau sayur. Atau jika tidak memungkinkan, pilihlah snack atau makanan ringan yang tidak mengandung banyak mecin dan MSG.

Hati-hati, Menyetir Terlalu Lama Pakai Mobil Matic Bisa Bahayakan Nyawa https://bit.ly/2XJ4dvv

Menyetir menggunakan mobil matic mungkin terlihat lebih santai. Namun di balik itu ternyata justru menyimpan bahaya kesehatan apabila dilakukan terlalu lama.

Dilaporkan Times of India, hal ini dialami oleh Saurabh Sharma dari Delhi, India. Pria berusia 30 tahun ini nyaris meninggal setelah kaki kirinya tak bisa bergerak setelah menyetir mobil matic pulang-pergi dari Delhi ke Rishikesh yang membutuhkan waktu 10 jam.

Hal ini menyebabkan pembuluh darah di kaki kirinya tersumbat atau ia mengalami kondisi yang disebut deep vein thrombosis (DVT). Sumbatan tersebut akhirnya menuju ke paru-paru melalui aliran darah sehingga menyebabkan embolisme paru, atau sumbatan di salah satu arteri paru karena gumpalan darah sehingga mengurangi aliran darah ke organ-organ vital, termasuk jantung dan otaknya.

Sharma dilaporkan mengalami kesulitan bernapas lalu tak sadarkan diri dan pingsan. Ia menjalani pemeriksaan medis di rumah sakit dan menunjukkan bahwa tekanan darah dan denyut jantungnya cukup rendah sampai tak bisa terekam dan diduga mengalami serangan jantung atau cardiac arrest.

CPR atau pertolongan pertama dilakukan tanpa henti selama 45 menit pada Sharma. Mesin EKG menunjukkan bahwa bilik kanan Sharma melebar, meski ia tak punya riwayat penyakit jantung.

"Oleh karena itu kami mengeksplor lebih jauh untuk menemukan penyebab dari kondisi fatalnya ini dan ternyata terungkap bahwa ada DVT di kaki kirinya yang akhirnya menyebabkan embolisme paru," tutur Dr Naveen Bhamri, kepala departemen kardiologi yang menangani Sharma.

Ia juga menyatakan bahwa memberikan beberapa obat dalam dosis normal untuk meningkatkan tekanan darahnya. Akhirnya setelah 24 jam, Sharma kembali sadarkan diri dan tekanan darahnya menjadi stabil.

Sayangnya akibat tekanan darah yang rendah dalam waktu yang lama, ginjalnya tak berfungsi dengan baik. Maka ia harus menjalani terapi lanjutan pengganti ginjal. Menurut Dr Yogesh Kumar Chhabra, nefrolog dari rumah sakit yang sama, merupakan keajaiban Sharma bisa selamat dan menjadi pesan bagi orang-orang yang biasa menyetir dalam waktu lama, setidaknya untuk mengambil istirahat sesekali. https://bit.ly/35B8iER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar