Kamis, 14 Mei 2020

Rajin Olahraga Pasti Kebal Corona? Kurva 'J' Bisa Menjawabnya

Salah satu anjuran untuk mencegah penularan virus corona COVID-19 adalah rajin olahraga, karena diklaim bisa meningkatkan imunitas. Tapi kok banyak atlet tetap tertular?
Bukan cuma atlet, influencer kebugaran seperti Andrea Dian pun tak luput dari infeksi COVID-19. Baru-baru ini ia mengumumkan dirinya positif dan menjalani isolasi di sebuah rumah sakit rujukan.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dalam rekomendasinya menegaskan bahwa kurang gerak tetap dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi virus.

Namun rekomendasi ini juga menyertakan sebuah ilustrasi yang disebut Kurva 'J'. Kurva ini menggambarkan kaitan antara intensitas olahraga dan pengaruhnya terhadap imunitas atau daya tahan tubuh seseorang.

"Latihan fisik dengan intensitas sedang dapat meningkatkan sistem imun. Akan tetapi, latihan fisik intensitas tinggi dengan volume tinggi justru dapat menurunkan sistem imun," tegas PDSKO.

Kurva J yang menjelaskan hubungan antara intensitas olahraga dan pengaruhnya bagi daya tahan tubuh.Kurva J yang menjelaskan hubungan antara intensitas olahraga dan pengaruhnya bagi daya tahan tubuh. Foto: Panduan Hidup Aktif PDSKO
Bagaimana mengukur intensitas? Perhitungan denyut jantung maksimal bisa mengukur intensitas olahraga dengan lebih akurat. Namun cara sederhana yang bisa dilakukan oleh siapa saja adalah dengan tes bicara.

"Intensitas sedang, saat latihan fisik seseorang masih bisa berbicara walaupun terengah-engah. Intensitas tinggi, saat latihan fisik seseorang sudah tidak bisa berbicara," jelas rekomendasi ini.

Dalam menjalankan aktivitas olahraga, PDSKO mengingatkan untuk tetap mengutamakan social distancing dan 'free touch activity'. Beberapa olahraga yang direkomendasikan adalah jalan cepat seleliling rumah atau naik turun tangga di dalam rumah selama 10-15 menit, 2-3 kali sehari.

5 Asupan yang Diklaim Bisa Redakan Sesak Napas

Pernah nggak sih saat bangun tidur atau beraktivitas pagi, merasa napas agak sesak? Ini pun menjadi salah satu gejala saat terinfeksi virus corona juga lho.
Tapi, jangan panik masih ada cara mudah untuk mengatasi sesak napas yang sering terjadi. Dikutip dari Reader's Digest, berikut ini 5 asupan yang bisa bantu kurangi sesak napas.

1. Biji-bijian
Biji-bijian berserat seperti gandum, quinoa, dan beras merah bisa bantu menyehatkan paru-paru. Jadi, mulai kurangi makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana seperti pasta putih.

Saat mengkonsumsi itu, produksi karbon dioksida akan meningkat dan malah menekan paru-paru. Akhirnya, membuatnya sulit bernapas dengan baik.

2. Kacang
Kacang memberikan vitamin E untuk tubuh, yang bisa membantu mengurangi peradangan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menciptakan sel darah merah yang mengantarkan banyak oksigen untuk tubuh.

Dengan itu, pasokan oksigen pada paru-paru akan stabil, sehingga mencegah pembuluh darah di paru-paru menyempit. Itu membuat pernapasan menjadi lebih baik.

3. Buah-buahan
Vitamin C sangat dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi dan peradangan. Untuk mendapatkannya, bisa dengan mengkonsumsi buah dan sayuran yang berwarna oranye, seperti labu, jeruk, dan pepaya.

Itu kaya akan antioksidan, sehingga ramah untuk paru-paru. Tapi, perlu diingat harus tetap mengkonsumsi buah dan sayur yang bervariasi ya.

4. Kafein
Bukan hanya menahan kantuk, kafein juga bisa membantu mengatasi sesak napas. Kafein yang berperan sebagai bronkodilator ini berfungsi untuk membuka saluran udara yang ketat pada pengidap asma dan mengurangi kelelahan otot pernapasan.

Berdasarkan beberapa studi, kafein juga bisa meningkatkan fungsi paru-paru hingga empat jam lho.

5. Jus apel
Apel mengandung asam fenolik dan flavonoid, yang dikenal bisa mengurangi peradangan pada saluran udara. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan di Inggris.

Dalam penelitian itu, menemukan bahwa anak-anak yang minum jus apel sekali dalam sehari, bisa mengurangi permasalahan pernapasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar