Lockdown atau karantina wilayah akhirnya diberlakukan di Kota Tegal. Akses keluar-masuk wilayah tersebut akan ditutup selama 4 bulan untuk mencegah persebaran virus corona COVID-19.
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono menyebut langkah ini sebagai 'local lockdown'. Sejumlah titik akan ditutup dengan beton untuk membatasi akses.
Beberapa fakta terkait local lockdown di Tegal adalah sebagai berikut:
1. Berlangsung sampai 30 Juli 2020
Local lockdown di Kota Tegal akan berlangsung dari 30 Maret 2020 hingga 30 Juli 2020. Selama periode 4 bulan tersebut, akses jalan protokol di dalam kota dan jalan penghubung antar kampung akan ditutup dengan beton.
2. Ada 49-50 titik penutupan
Dikatakan, akan ada 49-50 titik penutupan yang akan dipasangi beton. Sebelumnya, local lockdown juga sudah pernah dilakukan di kota ini, namun hanya ditutup menggunakan water barrier.
3. Masuk zona merah
Salah satu alasan Tegal me-lockdown wilayahnya adalah status kota tersebut sebagai zona merah COVID-19. Status ini dipastikan setelah salah seorang warga di Slerok dinyatakan positif terjangkit COVID-19.
4. Imbauan untuk tidak mudik
Selain menutup akses jalan, Wali Kota Dedy juga mengeluarkan imbauan bagi para perantau. Pada musim mudik kali ini, Dedy menyarankan agar para perantau tidak pualng kampung. Jika terpaksa pulang kampung, maka diwajibkan melapor ke gugus tugas COVID-19 untuk menjalani pemeriksaan terlebih dahulu.
5. Sudah dilakukan di banyak negara
Sejumlah negara telah melakukan lockdown atau karantina wilayah. Bukan hanya kota tertentu, melainkan satu negara atau disebut country lockdown. Salah satunya adalah Italia yang menjadi episentrum COVID-19 di Eropa.
Rajin Olahraga Pasti Kebal Corona? Kurva 'J' Bisa Menjawabnya
Salah satu anjuran untuk mencegah penularan virus corona COVID-19 adalah rajin olahraga, karena diklaim bisa meningkatkan imunitas. Tapi kok banyak atlet tetap tertular?
Bukan cuma atlet, influencer kebugaran seperti Andrea Dian pun tak luput dari infeksi COVID-19. Baru-baru ini ia mengumumkan dirinya positif dan menjalani isolasi di sebuah rumah sakit rujukan.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dalam rekomendasinya menegaskan bahwa kurang gerak tetap dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi virus.
Namun rekomendasi ini juga menyertakan sebuah ilustrasi yang disebut Kurva 'J'. Kurva ini menggambarkan kaitan antara intensitas olahraga dan pengaruhnya terhadap imunitas atau daya tahan tubuh seseorang.
"Latihan fisik dengan intensitas sedang dapat meningkatkan sistem imun. Akan tetapi, latihan fisik intensitas tinggi dengan volume tinggi justru dapat menurunkan sistem imun," tegas PDSKO.
Kurva J yang menjelaskan hubungan antara intensitas olahraga dan pengaruhnya bagi daya tahan tubuh.Kurva J yang menjelaskan hubungan antara intensitas olahraga dan pengaruhnya bagi daya tahan tubuh. Foto: Panduan Hidup Aktif PDSKO
Bagaimana mengukur intensitas? Perhitungan denyut jantung maksimal bisa mengukur intensitas olahraga dengan lebih akurat. Namun cara sederhana yang bisa dilakukan oleh siapa saja adalah dengan tes bicara.
"Intensitas sedang, saat latihan fisik seseorang masih bisa berbicara walaupun terengah-engah. Intensitas tinggi, saat latihan fisik seseorang sudah tidak bisa berbicara," jelas rekomendasi ini.
Dalam menjalankan aktivitas olahraga, PDSKO mengingatkan untuk tetap mengutamakan social distancing dan 'free touch activity'. Beberapa olahraga yang direkomendasikan adalah jalan cepat seleliling rumah atau naik turun tangga di dalam rumah selama 10-15 menit, 2-3 kali sehari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar