Pernah nggak sih saat bangun tidur atau beraktivitas pagi, merasa napas agak sesak? Ini pun menjadi salah satu gejala saat terinfeksi virus corona juga lho.
Tapi, jangan panik masih ada cara mudah untuk mengatasi sesak napas yang sering terjadi. Dikutip dari Reader's Digest, berikut ini 5 asupan yang bisa bantu kurangi sesak napas.
1. Biji-bijian
Biji-bijian berserat seperti gandum, quinoa, dan beras merah bisa bantu menyehatkan paru-paru. Jadi, mulai kurangi makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana seperti pasta putih.
Saat mengkonsumsi itu, produksi karbon dioksida akan meningkat dan malah menekan paru-paru. Akhirnya, membuatnya sulit bernapas dengan baik.
2. Kacang
Kacang memberikan vitamin E untuk tubuh, yang bisa membantu mengurangi peradangan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menciptakan sel darah merah yang mengantarkan banyak oksigen untuk tubuh.
Dengan itu, pasokan oksigen pada paru-paru akan stabil, sehingga mencegah pembuluh darah di paru-paru menyempit. Itu membuat pernapasan menjadi lebih baik.
3. Buah-buahan
Vitamin C sangat dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi dan peradangan. Untuk mendapatkannya, bisa dengan mengkonsumsi buah dan sayuran yang berwarna oranye, seperti labu, jeruk, dan pepaya.
Itu kaya akan antioksidan, sehingga ramah untuk paru-paru. Tapi, perlu diingat harus tetap mengkonsumsi buah dan sayur yang bervariasi ya.
4. Kafein
Bukan hanya menahan kantuk, kafein juga bisa membantu mengatasi sesak napas. Kafein yang berperan sebagai bronkodilator ini berfungsi untuk membuka saluran udara yang ketat pada pengidap asma dan mengurangi kelelahan otot pernapasan.
Berdasarkan beberapa studi, kafein juga bisa meningkatkan fungsi paru-paru hingga empat jam lho.
5. Jus apel
Apel mengandung asam fenolik dan flavonoid, yang dikenal bisa mengurangi peradangan pada saluran udara. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan di Inggris.
Dalam penelitian itu, menemukan bahwa anak-anak yang minum jus apel sekali dalam sehari, bisa mengurangi permasalahan pernapasan.
Cuma Sekali Pakai, Begini Nasib Baju Hazmat Setelah Tak Digunakan
Alat Pelindung Diri (APD) saat ini menjadi kebutuhan mendasar tenaga kesehatan dalam menangani pasien positif virus corona COVID-19. Terus meningkatnya jumlah pasien terinfeksi, membuat kebutuhan APD terus bertambah.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menegaskan penggunaan APD hanya bisa digunakan sekali. Ini bertujuan untuk menghindari bahaya risiko penularan kuman yang menempel.
"Iya APD itu sekali pakai, karena itu infeksius. Kalau dilakukan pemakaian kembali itu sangat berpotensi terkena infeksi," ujar Daeng saat dihubungi detikcom pada Kamis, (26/3/2020).
Daeng mengatakan tenaga kesehatan harus memakai APD selama jam jaga yang telah ditentukan masing-masing rumah sakit sebelum dihancurkan.
"Itu dipakai selama shift jaga, kalau shift jaganya 8 jam dipakai selama 8 jam. Kalau misal shif jaganya 10 jam ya dipake 10 jam tergantung shifit jaganya. Kemudian langsung dilepas, dibuang, dan dihancurkan," ujarnya.
APD yang telah selesai dipakai akan menjadi sampah medis yang akan dihancurkan dengan alat bernama incinerator.
"Kan ada pemungut sampah medis biasanya lalu dihancurkan melalu incinerator yang ada pada rumah sakit," pungkasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar