Kerokan menjadi budaya masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Kebanyakan orang menganggap bahwa kerokan bisa membuat sembuh 'masuk angin'. Semakin merah, semakin enak.
Dihubungi melalu saluran telepon, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Isman Firdaus, SpJP, MD menjelaskan merah yang dihasilkan dari kerokan itu karena adanya pembuluh darah yang rusak.
"Kalau orang sehat, kerokan itu akan merangsang injury di kulit, pembuluh darah akan melebar di tempat yang dikerok atau dikerik itu. Itu yang buat jadi merah," ujarnya kepada detikHealth, Kamis (5/10/2017).
Terlebih lagi jika dikerok terlalu keras tidak hanya membuat pembuluh darah melebar, namun bisa membuat kerusakan serta memecahkan pembuluh darah mikro.
"Dengan adanya kerusakan itu, akan menurunkan antibodi, menimbulkan inflamasi atau peradangan di kulit," imbuh dokter yang praktik di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita.
dr Isman menegaskan bahwa belum ada bukti ilmiah yang valid untuk menunjukkan kerokan dapat menyembuhkan suatu penyakit tertentu. Ia pun menganjurkan untuk tidak terlalu sering melakukan kerokan.
"Kalau daya tahan tubuhnya menurun, ya kerokan enggak bagus," pungkasnya.
Hati-hati, Menyetir Terlalu Lama Pakai Mobil Matic Bisa Bahayakan Nyawa http://kamumovie28.com/death-race-2050/
Menyetir menggunakan mobil matic mungkin terlihat lebih santai. Namun di balik itu ternyata justru menyimpan bahaya kesehatan apabila dilakukan terlalu lama.
Dilaporkan Times of India, hal ini dialami oleh Saurabh Sharma dari Delhi, India. Pria berusia 30 tahun ini nyaris meninggal setelah kaki kirinya tak bisa bergerak setelah menyetir mobil matic pulang-pergi dari Delhi ke Rishikesh yang membutuhkan waktu 10 jam.
Hal ini menyebabkan pembuluh darah di kaki kirinya tersumbat atau ia mengalami kondisi yang disebut deep vein thrombosis (DVT). Sumbatan tersebut akhirnya menuju ke paru-paru melalui aliran darah sehingga menyebabkan embolisme paru, atau sumbatan di salah satu arteri paru karena gumpalan darah sehingga mengurangi aliran darah ke organ-organ vital, termasuk jantung dan otaknya.
Sharma dilaporkan mengalami kesulitan bernapas lalu tak sadarkan diri dan pingsan. Ia menjalani pemeriksaan medis di rumah sakit dan menunjukkan bahwa tekanan darah dan denyut jantungnya cukup rendah sampai tak bisa terekam dan diduga mengalami serangan jantung atau cardiac arrest.
CPR atau pertolongan pertama dilakukan tanpa henti selama 45 menit pada Sharma. Mesin EKG menunjukkan bahwa bilik kanan Sharma melebar, meski ia tak punya riwayat penyakit jantung.
"Oleh karena itu kami mengeksplor lebih jauh untuk menemukan penyebab dari kondisi fatalnya ini dan ternyata terungkap bahwa ada DVT di kaki kirinya yang akhirnya menyebabkan embolisme paru," tutur Dr Naveen Bhamri, kepala departemen kardiologi yang menangani Sharma.
Ia juga menyatakan bahwa memberikan beberapa obat dalam dosis normal untuk meningkatkan tekanan darahnya. Akhirnya setelah 24 jam, Sharma kembali sadarkan diri dan tekanan darahnya menjadi stabil.
Sayangnya akibat tekanan darah yang rendah dalam waktu yang lama, ginjalnya tak berfungsi dengan baik. Maka ia harus menjalani terapi lanjutan pengganti ginjal. Menurut Dr Yogesh Kumar Chhabra, nefrolog dari rumah sakit yang sama, merupakan keajaiban Sharma bisa selamat dan menjadi pesan bagi orang-orang yang biasa menyetir dalam waktu lama, setidaknya untuk mengambil istirahat sesekali. http://kamumovie28.com/killer-li-mo/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar