Minggu, 03 Mei 2020

Kemenristek: Alat Tes Corona Mobile PCR Rampung Akhir April

Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) targetkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mampu menciptakan alat tes virus corona (SARS-CoV) polymerase chain reaction (PCR) portabel dalam waktu kurang dari satu bulan.

Alat tes PCR diketahui lebih akurat dibandingkan alat rapid test serologi atau antibodi (RDT Micro-chip atau RDT IgG IgM). Alat tes ini akan menggunakan isolat RNA dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan.

"Tidak waktu lama ini bisa dipakai. Dalam waktu kira-kira kurang 1 bulan, BPPT akan kembangkan mobile test kit berbasis PCR," kata Menristek Bambang Brodjonegoro saat konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (6/4).


Inovasi alat PCR portabel disebut Bambang bisa membantu agar pengecekan corona dengan metode PCR dilakukan di berbagai daerah.

Selain itu, Bambang juga menargetkan BPPT untuk memproduksi 100 ribu alat rapid test dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan. Alat rapid test ini mampu memberikan hasil cepat dalam waktu sekitar 15 menit. Akan tetapi tingkat sensitivitas alat rapid test hanya 75 persen.

Alat rapid test kedua digunakan untuk deteksi awal dengan cara mendeteksi antigen atau bagian virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia.

"Saat ini perkembangan dalam waktu satu sampai dua bulan bisa diproduksi 100 ribu alat. Alat ini tidak seakurat PCR tapi bisa bantu screening awal dan berikan penanganan," kata Bambang.

Di sisi lain, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) juga turut berkontribusi melalui layanan salah satu satelit buatannya, yaitu LAPAN-A2/LAPAN-ORARI.

Satelit ini telah mengirimkan pesan anjuran physical distancing atau upaya menjaga jarak fisik kepada masyarakat melalui frekuensi radio 145.825 MHz. Pesan lain terkait penanggulangan COVID-19 juga dapat dikirimkan melalui satelit ini.

Menguak Alasan Virus Corona Mudah Infeksi Manusia

Peneliti mencoba menguak rahasia virus corona (SARS-CoV-2) bisa sangat mudah menginfeksi manusia. Virus corona saat ini telah menjangkit hampir 100 ribu orang di seluruh dunia.

Sejumlah analisis genetik dan struktural telah mengidentifikasi fitur kunci dari virus yakni, protein di permukaan virus. Protein di permukaan virus dapat menjelaskan mengapa virus menginfeksi sel manusia dengan mudah.

Virus SARS-CoV-2 disebut lebih mudah menyebar dibandingkan penyakit severe acute respiratory syndrome (SARS) yang juga disebabkan virus corona. Virus SARS-CoV-2 telah menginfeksi lebih dari sepuluh kali lipat lebih banyak dari SARS.


Untuk menginfeksi sel, virus corona menggunakan protein 'runcing' yang mengikat membran sel. Proses ini bisa  diaktifkan oleh enzim sel tertentu.

Analisis genomik dari virus baru telah mengungkapkan bahwa protein lonjakannya berbeda dari virus corona lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa protein tersebut memiliki site di atasnya yang diaktifkan oleh enzim sel inang yang disebut furin.

Site ini penting karena furin ditemukan di banyak jaringan manusia, termasuk paru-paru, hati, hingga usus kecil. Artinya virus tersebut berpotensi menyerang banyak organ.

Seorang ahli biologi struktural di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, Wuhan, China, Li Hua mengatakan  temuan ini dapat menjelaskan beberapa gejala yang diamati pada orang dengan virus corona, contohnya gagal hati.

"SARS dan virus corona lain dalam genus yang sama dengan virus baru tidak memiliki situs aktivasi furin," ujar Hua mengutip Nature

Aktivasi furin site membuat virus sangat berbeda dengan SARS dalam proses masuknya virus ke dalam sel. Hal ini mempengaruhi stabilitas virus dan penularannya.

Peneliti  juga telah mengidentifikasi situs aktivasi yang memungkinkan virus menyebar secara efisien di antara manusia. Mereka mencatat bahwa furin site ini juga ditemukan pada virus lain yang menyebar dengan mudah di antara orang-orang.

Virus lain ini salah satunya adalah galur (strain) virus influenza. Pada virus ini, situs aktivasi ditemukan pada protein yang disebut haemagglutinin, bukan pada 'runcing' protein.

Para peneliti juga sedang menyelidiki pintu melalui mana virus corona bisa masuk memasuki jaringan manusia yang berupa reseptor pada membran sel. Baik reseptor sel dan protein virus bisa menghasilkan bagi obat untuk memblokir patogen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar