Seorang ahli mengklaim bahwa hasil uji coba vaksin virus Corona COVID-19 pada manusia bisa tersedia pada pertengahan Juni mendatang. Profesor Sir John Bell, ahli kedokteran di Universitas Oxford mengatakan hasilnya ini akan hadir dalam hitungan minggu.
Menurut Profesor John Bell, hasil ini didapatkan dari uji coba vaksin pada lebih dari 1.000 relawan manusia. Ini telah membuktikan bahwa vaksin tersebut sudah siap ke tahap selanjutnya.
"Kami punya lebih dari 1.000 orang yang menjadi sukarelawan dalam proyek ini. Dan sejauh ini sangat baik, kita sekarang mulai menunggu apakah orang-orang yang divaksinasi ini tidak terkena penyakit tersebut," katanya yang dikutip dari Daily Star.
Dalam menguji vaksin, Profesor John Bell menolak cara yang dengan sengaja menginfeksi sukarelawan yang sehat dengan virus Corona. Jika vaksin tidak berhasil, risiko meninggal akan sangat tinggi.
"Kami juga ingin memastikan bahwa seluruh dunia sudah siap untuk membuat vaksin dalam skala yang sangat besar di negara-negara berkembang," imbuhnya.
Sebelumnya, Profesor John Bell sempat memperkirakan bahwa vaksin ini secepatnya akan selesai pada pertengahan Agustus 2020. Ini untuk memastikan apakah vaksin tersebut bisa berfungsi dengan baik untuk mengatasi virus.
Obat Asam Lambung Disebut Tingkatkan Peluang Sembuh Pasien Corona
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa famotidine, bahan aktif dalam obat antasid yang biasa digunakan untuk menetralisir asam lambung disebut dapat meningkatkan peluang pemulihan pasien Corona.
Dikutip dari Cleveland, studi ini mengamati 1.620 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan virus Corona COVID-19 dari 25 Februari hingga 13 April lalu. Ditemukan penurunan 58 persen dalam kebutuhan untuk intubasi di antara 84 pasien yang telah menggunakan famotidine selama 24 jam dirawat di rumah sakit.
Studi 'retrospektif' yang diterbitkan tanpa peer review ini mendasarkan temuan mereka pada tinjauan rekam medis. Oleh karena itu peneliti tidak dapat mengendalikan beberapa faktor yang berpotensi meringankan.
Pemodelan telah menunjukkan bahwa famotidine mungkin mengikat dan mengganggu protein yang dihasilkan oleh virus Corona, menghambat kemampuan virus untuk masuk ke dalam sel dan bereplikasi.
Yasir Tarabichi, seorang ahli pulmonologi MetroHealth, mengatakan bukti yang dikumpulkan sejauh ini tentang famotidine menarik dan perlu penelitian lebih lanjut. "Ini benar-benar layak untuk dipelajari," kata Yasir.
"Jarang dalam kedokteran melakukan sesuatu yang menyebabkan pengurangan kematian atau kebutuhan untuk intubasi pada tingkat di atas 50 persen. Ketika mempelajari intervensi yang 'jelas bermanfaat', 10 persen membuat para peneliti bersemangat," lanjutnya.
dr Adarsh Bhimraj, seorang spesialis penyakit menular di Klinik Cleveland, mengatakan tidak terlalu peduli soal temuan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam penelitian tersebut. Ia perlu melihat hasil uji klinis acak terkontrol sebelum mengambil kesimpulan.
"Saya terkejut dengan hasilnya," kata Bhimraj, yang adalah ketua panel pedoman COVID-19 dari Masyarakat Penyakit Menular Amerika.
"Saya berharap, tetapi pada saat yang sama saya pikir kita harus skeptis dengan cara yang berpendidikan," kata Bhimraj.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar