Ada di kaki Gunung Lawu, Telaga Sarangan begitu memikat keindahannya. Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno membandingkannya dengan Danau Geneva.
Sandi mengirimkan salam untuk Menteri Susi dalam kunjungannya di Telaga Sarangan, Rabu (6/2/2019). Ia pernah ditantang untuk menyulap Danau Sunter menjadi seperti Geneva di Swiss, dan kini ia seperti punya destinasi sepadan.
"Bu Susi, ini salam balik saya dari Lake Sarangan atau Telaga Sarangan, keindahan dan kebersihannya nggak kalah dengan Lake Geneva, nanti kita tingkatkan lagi pelayanan dan penataannya, paling nggak sama dengan Lake Geneva," kata Sandi setelah berlari mengelilingi Telaga Sarangan.
Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Telaga Sarangan juga dikenal Telaga Pasir, adalah telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dengan alamat Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga ini berjarak sekitar 16 kilometer arah barat Kota Magetan.
Telaga Sarangan memiliki luas sekitar 30 hektar dengan kedalaman 28 meter. Suhu udaranya antara 15 hingga 20 derajat Celsius yang mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.
Telaga Sarangan adalah lokasi tepat bagi para pemburu sunrise karena lokasinya ada di ketinggian. Foto sunrisenya amat cantik karena berlatar danau dan bukit-bukit.
Telaga Sarangan memiliki berbagai fasilitas terutama speedboat. Ada pula aktivitas berkuda, pusat oleh-oleh, dan penginapan yang terbilang terjangkau dengan tiket masuk Rp 20 ribu untuk dewasa dan anak-anak Rp 15 ribu.
Pembeda dengan Lake Geneva adalah keberadaan salju di musim dinginnya. Danau ini juga berpemandangan pegunungan di sisi-sisinya.
Danau Geneva atau Lac Leman adalah danau berbentuk bulan sabit yang ada di wilayah antara Prancis dan Swiss. Lokasinya ada di kaki Pegunungan Alpen.
Geneva ada di ujung selatannya dan di sebelah selatan ada Prancis yang memiliki spa dan resor. Lake Geneva memiliki luasan 580 kilometer persegi dan panjang 73 kilometer di ketinggian 372 mdpl.
Kembali ke Cawapres 02, Sandi bilang agar traveler Indonesia jangan ke Lake Geneva namun ke Telaga Sarangan saja. Kata dia, hal itu bisa menghidupi ekonomi masyarakat setempat.
"Nggak usah Lake Geneva, datang saja ke Telaga Sarangan untuk menghidupi pariwisata kita, menghidupi UMKM yang berada di sekitar telaga ini. Lihat saja keindahannya, bisa dinikmati dengan duduk melihat alunan air tertiup angin. Berlari mengelilinginya, makan dengan pemandangan menakjubkan atau naik boat mengelilingi telaga. Ini yang mendatangkan banyak wisatawan dan menggerakkan perekonomian dan menyerap lapangan kerja," tambahnya.
Di penghujung 2017, Menteri Susi menyinggung dan memuji keindahan Danau Geneva di Swiss. Kemudian ia membandingkan Geneva dengan Danau Sunter. Ia menantang Sandi yang kala itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menyulap danau di Jakarta Utara itu seperti Geneva.
Soal Harga Tiket TN Komodo, KLHK Akan Ajak Bicara Pihak Lain
Selain wacana penutupan TN Komodo selama setahun, wacana kenaikan tiket masuk juga jadi buah bibir. Bahas tarif ini, KLHK akan libatkan stakeholder lain.
Beberapa waktu lalu warganet ramai membahas wacana kenaikan tiket masuk TN Komodo oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Dari yang tadinya Rp 5.000 untuk wisnus dan Rp 150 ribu untuk wisman, diwacanakan naik jadi USD 100 untuk wisnus dan USD 500 untuk wisman.
Wacana kenaikan tiket yang begitu tinggi itu pun langsung diprotes para pelaku wisata dan operator tur yang mencari nafkah dari wisata di TN Komodo.
Dalam rapat di lantai 8 ruang rapat Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK, Jakarta (6/2/2019), Dirjen KSDAE KLHK Wiratno beserta Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan NTT Alexander Sena serta sejumlah stakeholder terkait pun sempat bicara akan hal tersebut.
Tidak ingin terburu-buru, Dirjen KSDAE KLHK, Wiratno mengaku kalau pihaknya ingin bicara lebih dulu dengan para pemangku kepentingan. Sehingga akan ada titik temu yang dirasa adil bagi semua pihak.
"Pengkajian tentang tarif masuk ke TN Komodo segera dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata dan pelaku wisata. Kalau mau menaikkan entrance fee ada kaitan dengan Kemenkeu," ujar Wiratno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar