Era new normal akan menjadi fase kehidupan baru di tengan pandemi Corona. Seorang dokter sekaligus influencer gaya hidup, dr Tirta Mandira Hudhi, menyebut salah satu bentuk adaptasi kehidupan baru atau new normal adalah dengan mematuhi protokol kesehatan.
"Adaptasi dengan kehidupan baru atau disebut dengan new normal, fase kehidupan baru new normal akan kita hadapi dalam segera mungkin," sebut dr Tirta saat mengimbau gerakan #NewNormalNewSpirit dengan detikcom.
Bukan hal yang sulit untuk menjalankannya, karena menurut dr Tirta hal-hal dalam protokol kesehatan sudah dipelajari sejak COVID-19 masuk ke Indonesia. Di antaranya selalu pakai masker saat beraktivitas di luar rumah, jaga jarak, tidak menyentuh wajah, dan selalu menjaga nutrisi.
Menumbuhkan sikap optimistis juga penting di era new normal. Salah satu caranya adalah dengan menjaga pikiran positif.
"Sebarkan narasi positif, jauhi provokasi, dan terus optimis bersama rakyat, pemerintah dan nakes," pungkasnya.
Remdesivir Disebut Mampu Cegah Kerusakan Paru pada Pasien Corona
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis Nature memperlihatkan remdesivir, obat antivirus yang belakangan digunakan untuk pasien virus Corona, mampu mencegah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh COVID-19.
Remdesivir dari Gilead Sciences adalah obat pertama yang menunjukkan peningkatan tingkat kesembuhan pada pasien COVID-19 dan pengembangannya dalam uji klinis diawasi dengan ketat.
Dikutip dari Daily Mail, pada studi tersebut, 12 monyet rhesus macaque diinjeksi dengan virus Corona. Enam di antaranya diberikan remdesivir 12 jam setelah terinfeksi dan kelompok lain diberikan beberapa waktu setelahnya.
"Hasilnya, kelompok yang menerima remdesivir sedini mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan paru. Penulis penelitian menyarankan bahwa remdesivir harus dipertimbangkan sebagai obat yang diberikan secepat mungkin untuk mencegah penyakit dan kerusakan paru pada pasien COVID-19," demikian dikutip dari situs tersebut.
Remdesivir telah digunakan secara darurat pada pasien COVID-19 yang mengalami kondisi parah di Amerika Serikat, India, Jepang, dan Korea Selatan. Beberapa negara lain di Eropa juga mulai menggunakannya di bawah pengawasan yang ketat.
Percobaan obat untuk penanganan virus Corona pada manusia tengah berlangsung. Di data awal yang dihimpun oleh National Institutes of Health (NIH) menunjukkan pasien Corona yang diobati dengan remdesivir memiliki risiko 30 persen lebih rendah meninggal karena penyakit tersebut.
Pemberian remdesivir sedini mungkin dapat menghentikan perkembangan penyakit pasien mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut, itu akan menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya.
Berat Badan Pria di Wuhan Naik 100 Kg Setelah Lockdown 5 Bulan
Seorang pria berusia 26 tahun di Wuhan mengalami penambahan berat badan sebanyak 101 kg setelah lima bulan tinggal di rumah untuk menghindari COVID-19. Pria dengan marga Zhou ini harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami kondisi yang kritis karena kenaikan berat badannya yang drastis.
Mengutip Daily Mail, Zhou kini memiliki berat badan 279 kg dan dilaporkan menjadi pria paling berat di Wuhan. Pria yang bekerja di sebuah Internet Cafe atau warnet ini berhenti meninggalkan rumah sejak Januari.
Setelah pejabat mengakhiri masa karantina wilayah ada April, ia tetap tinggal di rumah. Anggota keluarganya mengatakan ia kesulitan bergerak karena berat badannya.
Dalam beberapa gambar yang dirilis oleh Rumah Sakit Zhongnan dari Universitas Wuhan menunjukkan para pekerja medis memeriksa Zhou pada 1 Juni. Menurut keterangan rumah sakit, Zhou telah berjuang dengan berat badannya seumur hidupnya meskipun dia mencoba berbagai cara untuk menurunkan berat badan.
Li Zhen, seorang dokter dari Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, menerima panggilan telepon pada tanggal 31 Mei dari Zhou yang putus asa meminta bantuan. Pria itu mengatakan bahwa dia sudah tidak tidur 2 hari.
Dr Li mengatakan bahwa Zhou berada dalam kondisi yang sangat lemah sehingga dia hampir tidak dapat berbicara ketika petugas medis tiba di rumahnya pada hari berikutnya.
Dia segera dilarikan ke unit perawatan intensif rumah sakit. Zhou juga didiagnosis mengidap gagal jantung dan disfungsi pernapasan akibat kelebihan berat badan.
Zhou berencana menjalani operasi penurunan berat badan dengan menghilangkan sebagian perutnya, tetapi dia harus kehilangan 25 kg dalam tiga bulan ke depan untuk mengurangi risiko operasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar