Di media sosial beredar informasi yang menyebut konsumsi minuman alkohol bisa kurangi risiko terinfeksi virus corona COVID-19. Informasi ini dibagikan dalam bentuk foto yang menunjukkan surat edaran atas nama Saint's Luke Hospital Kansas City, salah satu rumah sakit di Amerika Serikat (AS).
"Setelah studi yang menyeluruh, kami menemukan mengonsumsi minuman beralkohol bisa mengurangi risiko infeksi dari novel coronavirus; COVID-19. Vodka paling disarankan untuk diminum, bersih-bersih, dan sanitasi," tulis imbauan dalam surat.
Terkait hal tersebut, pihak Saint's Luke Hospital menegaskan tidak benar minum alkohol dapat menurunkan risiko terinfeksi virus corona. Saint's Luke Hospital juga membantah surat edaran itu dari mereka.
"Ada laporan yang bilang minum alkohol bisa mengurangi risiko COVID-19. INI TIDAK BENAR. Saint's Luke mengikuti panduan dari CDC," tulis pihak rumah sakit seperti dikutip dari akun resmi Facebook-nya, Kamis (12/4/2020).
Saint's Luke Hospital menyebut apa yang harusnya dilakukan orang-orang adalah menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan yang baik. Cara yang dianjurkan, seperti rutin cuci tangan pakai sabun, hindari orang sakit, jangan sentuh area wajah, dan tutup mulut saat batuk atau bersin.
104 Meninggal akibat DBD di Indonesia, Terbanyak Usia 5-14 Tahun
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat Demam Berdarah Dangue (DBD) hingga Maret sudah mencapai 17.820 kasus di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 104 orang.
Menurut dr Siti Nadia Tarmizi MEpid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, di tahun 2020 pengidap DBD di bawah usia 14 tahun adalah 53,08 persen. Tingkat kematian akibat penyakit ini sebanyak 0.45 persen pada usia tersebut.
"Kalau yang kematian selalu pada usia 5 sampai 14 tahun," kata dr Nadia di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Rabu (11/3/2020).
Meskipun tingkat kematian tertinggi penyakit ini terjadi pada anak-anak, dr Nadia mengatakan pengidap DBD usia 15 sampai 44 tahun juga tinggi yaitu sebanyak 37,25 persen. Kematian yang ditimbulkan penyakit pada rentang usia ini adalah 0,17 persen.
"Tapi penderita pada usia dewasa, 15 sampai 44 tahun itu juga angkanya mencapai 37 persen," pungkasnya.
Anak Susah Mandi? Dear Emak, Coba Ikuti Cara Ini
Mengurus anak kecil memang gampang-gampang susah, termasuk misalnya saat ingin membujuknya untuk mandi. Baik mandi pagi ataupun sore, kadang anak kecil lebih memilih bermain dengan mainan atau teman-temannya dibanding mandi.
Namun, bukan berarti orang tua boleh membiarkannya untuk tidak mandi, karena anak juga harus diajarkan mengenai kebersihan diri sejak kecil. Seperti dikutip dari Keepkidshealth, salah satu cara menyuruh anak agar mau mandi adalah menggunakan mainan atau mencoba hal-hal baru seperti bermain gelembung, mainan atau bermain dan menyanyikan musik kesukaannya.
Selain itu ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak mau mandi tanpa harus berteriak-teriak terlebih dahulu. Pertama, bujuklah anak agar mau mandi dengan menggunakan sesuatu yang disukainya, bisa dengan mainan atau lagu.
Kedua, jangan merampas mainan anak atau menggendong anak secara paksa ke kamar mandi. Hal ini akan membuat anak semakin takut dan tidak mau untuk mandi. Ketiga, buatlah suasana mandi menjadi hal yang menyenangkan bagi anak, misalnya biarkan anak membantu membilas sabun atau sampo dari tubuhnya.
Keempat, jangan memarahi anak jika ia ingin membawa mainannya saat mandi, karena mainan bisa memberinya pengetahuan serta membuat anak merasa nyaman saat mandi. Kelima, mengatur kegiatan khusus seperti menonton video kesukaannya atau membaca buku cerita setelah mandi, sehingga anak memiliki sesuatu yang diharapkan setelah ia mau mandi.
https://nonton08.com/gintama-shirogane-no-tamashii-hen-episode-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar