Pada awal tahun ini Samsung Electronic meluncurkan smarpthone flagship terbarunya lebih cepat yakni Galaxy Seri S di mana salah satu tipenya Galaxy S21 telah membantu meningkatkan penjualan Samsung.
Dilansir detiKINET dari Gizmochina, Kamis (8/4/2021) Samsung mengalami lonjakan sebesar 45% dalam kuartal pertama 2021 hal ini berkat penjualan yang kuat dari lini smartphone dan home appliance.
Dampak pandemi COVID 19 juga menjadi faktor lonjakan permintaan untuk berbagai produk elektronik konsumen dengan margin tinggi. Ini membantu perusahaan meningkatkan pendapatan.
Permintaan yang begitu tinggi menyebabkan kelangkaan chip dan komponen lainnya secara global. Namun Samsung mencatat penurunan pendapatan untuk divisi chip terutama karena badai yang menghentikan produksi di pabriknya di Amerika Serikat.
Dalam laporan Reuters, mengutip beberapa analis mengklaim bahwa laba operasi untuk raksasa teknologi asal Korea Selatan ini pada kuartal tersebut diperkirakan akan naik menjadi 9,3 triliun won, yaitu sekitar USD 8,2 miliar. Hal tersebut akan menandai tingkat pendapatan operasional tertinggi Samsung untuk kuartal pertama sejak 2018.
Samsung diperkirakan telah memojokkan sekitar 23% pasar global pada kuartal tersebut, berkat peluncuran itu dan harga yang lebih murah dari biasanya untuk perangkat premiumnya. Itu dibandingkan dengan 20% pangsa pasar pada kuartal yang sama tahun lalu dan 16% pangsa pasar pada kuartal sebelumnya ketika Apple merilis iPhone 12.
https://nonton08.com/movies/dreamkatcher/
Banyak Dikeluhkan, IndiHome Bantah Tumbang
- Telkom membantah layanan IndiHome tumbang. Pernyataan ini sekaligus menjawab keraguan netizen terkait IndiHome atau Google yang down.
"Monitoring kami pagi tadi memang ada peningkatan keluhan terkait akses internet ke beberapa content global dan setelah kami cek dan pastikan tidak ada masalah akses konektivitas Telkom Group, baik domestik maupun internasional tidak mengalami kendala dan berjalan normal," ujar SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza kepada detikINET, Kamis (8/4/2021).
Reza menambahkan bahwa Telkom juga koordinasi kembali dengan pihak mitra konten global untuk mengetahui kemungkinan adanya penurunan kualitas layanan dari pihak mitra konten global tersebut.
"Layanan masih terpantau normal seperti biasa. Namun kemungkinan terjadi gangguan dari sisi mitra content global, di mana Telkom Group menjadi salah satu pihak yang terdampak," ungkapnya.
Reza mengatakan gangguan yang terjadi ini tidak hanya dirasakan di Indonesia, tapi hingga negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.
"Kami sadar pelanggan kami relatif banyak senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan," ucapnya.
Sebelumnya, Google membantah sistemnya lumpuh yang menyebabkan sejumlah platformnya tidak bisa diakses pada Kamis ini. Perusahaan teknologi yang bermarkas di Mountain View, Amerika Serikat, mengklaim sistemnya bekerja normal.
Melalui keterangan tertulis (8/4/2021), Google menjelaskan bahwa untuk mengetahui status lumpuhnya sistem Google dapat mengunjungi dasbor resmi Google https://www.google.com/appsstatus#hl=en&v=status dan bukan berdasarkan situs Down Detector.
Berdasarkan pantauan, Kamis (8/4) pukul 15.36 WIB, di dasbor milik Google tertera seluruh platformnya muncul warna hijau, yang berarti tidak ada kelumpuhan pada seluruh layanannya.
Dalam dasbor itu juga tertera riwayat deteksi kelumpuhan sistem yang dapat dilihat beberapa hari ke belakang. Namun dasbor menunjukkan ada masalah pada 19 Februari 2021, yaitu pada layanan Google Analytics.
Hal itu ditandai dengan tanda berwarna oranye, yang artinya layanan terjadi disrupsi.
https://nonton08.com/movies/bonus/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar