Jumat, 23 April 2021

Warga India Kabur ke RI, Pakar Ingatkan Risiko Masuknya Varian Baru Corona

 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap ada warga negara India yang beramai-ramai masuk ke Indonesia. Diduga hal ini karena lonjakan kasus COVID-19 di negara tersebut.

"Pertama, terkait ada kedatangan WNI dan WNA, kemarin sudah banyak warga India masuk ke Indonesia, banyak sekali," kata Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes, dr Bengat, di Pekanbaru, Rabu (22/4/2021).


Disebutkan, mereka datang ke Indonesia melalui jalur udara dengan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini sekelompok WNA asal India tersebut sedang dikarantina di satu hotel agar mudah diawasi.


"Sekarang India sedang tsunami COVID-19 dan mereka masuk ke Jakarta sekarang. Di Samarinda sudah ada yang positif, jadi kami tadi sudah bahas dengan pimpinan untuk diperketat, kita mau tahu apakah ada varian baru," jelas dr Bengat.


Pakar tegaskan untuk perketat pengawasan

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara yang pernah berkantor di India, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan pemerintah tentang adanya risiko varian baru Corona yang masuk lewat WNA asal India tersebut. Oleh karena itu, ia mengatakan ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah, sebagai berikut.


1. Awasi dengan ketat

Prof Tjandra menegaskan setiap orang yang masuk ke Indonesia, termasuk dari India, harus menjalani karantina terlebih dahulu sebelum dapat beraktivitas.


"Pelaksanaan karantina ini harus terus berlangsung dengan ketat sesuai aturan yang berlaku dan kalau ada yang dicurigai sakit, maka harus ditangani sesuai prosedur serta kemungkinan kontaknya ditelusuri secara ketat," kata Prof Tjandra melalui pesan singkat yang diterima detikcom, Jumat (23/4/2021).


2. Periksa secara menyeluruh

Menurut Prof Tjandra, sebaiknya pengawasan ketat bukan hanya dilakukan pada mereka yang datang baru-baru ini saja. Namun, WNA yang sudah tiba dalam beberapa hari lalu juga perlu diperiksa.


"Singapura misalnya, mereka menutup penerbangan dari sebagian negara Eropa pada pertengahan Desember 2020 karena informasi varian baru B117, tapi lalu mereka juga menelusuri siapa saja yang sudah datang sejak pertengahan November 2020," jelasnya.


"Dengan cara ini maka Singapura waktu itu dapat menemukan varian baru B117 di negaranya," lanjutnya.


3. Lakukan pemeriksaan whole genome sequencing

Prof Tjandra menjelaskan pemeriksaan whole genome sequencing sangat penting dilakukan bagi mereka yang tiba di Indonesia dan positif COVID-19. Pasalnya, ini untuk mengidentifikasi kemungkinan masuknya varian atau mutasi virus Corona ke Tanah Air.


"Misalnya sekarang sakit COVID-19 padahal baru datang dari negara-negara yang melaporkan peningkatan kasus yang mungkin berhubungan dengan mutasi baru," ujar Prof Tjandra.


"Peningkatan jumlah pemeriksaan whole genome sequencing menjadi kunci utama untuk identifikasi kemungkinan varian dan mutasi baru yang mungkin ada di negara kita," tuturnya.

https://tendabiru21.net/movies/supercop-2/


Baru Lagi! Ilmuwan AS Temuan Varian Corona BV-1, Kemungkinan Lebih Menular


 Para ilmuwan di Texas A&M University Global Health Research Complex (GHRC) mengidentifikasi varian baru COVID-19 yang namanya BV-1. Baru ketemu satu kasus dengan gejala ringan, tetapi dinilai mengkhawatirkan.

Menurut para ilmuwan, temuan ini perlu dilaporkan ke dunia meski belum bisa dipastikan seberapa signifikan pengaruhnya. Yang pasti, varian ini memiliki mutasi yang sama dengan beberapa variants of concern (VoC).


"Varian ini mengkombinasikan penanda genetik secara terpisah berkaitan dengan penularan yang cepat, penyakit parah, dan resistensi tinggi untuk menetralkan antibodi," kata virolog dari GHRC, Ben Neuman, dikutip dari tamu.edu, Jumat (23/4/2021).


Varian baru ini terdeteksi pertama kali pada sampel saliva atau air liur mahasiswa Texas A&M yang menjalani program pemeriksaan. Sampel tersebut terdeteksi positif pada 5 Maret, lalu dites ulang dan terkonfirmasi di rumah sakit.


Pemeriksaan berikutnya pada 25 Maret menunjukkan mahasiswa tersebut masih positif, mengindikasikan bahwa varian ini mungkin menyebabkan infeksi lebih lama dibanding COVID-19 biasa pada usia 18-24 tahun. Hasil negatif baru didapat pada pemeriksaan ketiga , 9 April.

https://tendabiru21.net/movies/the-watch/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar