Dilanda 'tsunami' COVID-19 usai kasus sempat mereda, India juga harus melawan varian Corona B1617 yang memiliki mutasi ganda. Rupanya, varian Corona India ini juga sudah menyebar ke Inggris.
Dikutip dari Anadolu Agency, ada 77 kasus varian Corona B1617 yang disebut lebih mematikan ditemukan Inggris. Badan kesehatan masyarakat setempat mendeteksi varian Corona India ini pertama kali pada Kamis lalu di Skotlandia.
Corona B1617 yang memiliki mutasi ganda masuk dalam 'Varian Under Investigation'. Para ahli menegaskan kemungkinan besar varian Corona B1617 bisa menghindari respons kekebalan tubuh lebih baik sehingga antibodi pasca vaksinasi COVID-19 bisa tak efektif.
"Sebuah varian baru telah ditetapkan sebagai Variant Under Investigation (VUI) oleh Public Health England (PHE). Varian, pertama kali terdeteksi di India, mencakup sejumlah mutasi... PHE telah mengidentifikasi 77 kasus varian ini di Inggris dan semua intervensi kesehatan masyarakat yang sesuai akan dilakukan, termasuk pelacakan kontak yang ditingkatkan," kata PHE dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya diberitakan, Gautam Menon, profesor fisika dan biologi di Universitas Ashoka membenarkan varian Corona India B1617 bisa mengelabui antibodi pasca vaksinasi. Ia juga melihat angka penularan Corona B16117 sangat tinggi.
Data terlihat dari kasus Corona yang terjadi di wilayah India yang paling terdampak COVID-19, Maharashtra. Menurutnya, pemerintah India juga lambat dalam mendeteksi varian-varian Corona domestik yang bisa saja lebih ganas daripada varian yang dikhawatirkan dunia seperti Corona B117 hingga P1 dari Brasil.
Maka dari itu, ia juga mendesak agar pemerintah India mampu melakukan whole genome sequencing sebanyak mungkin untuk bisa memperlambat hingga menghentikan penyebaran varian Corona B1617 mutasi ganda.
"Namun, program sekuensing yang lebih kuat seharusnya bertindak sebagai sistem peringatan dini, mengambil varian baru yang menjadi perhatian pada tahap sebelumnya. Ini akan membantu memperlambat, jika tidak benar-benar menghentikan, penyebaran," tutur Menon, dikutip dari The Guardian.
https://tendabiru21.net/movies/microsex-office/
Kemenkes RI Angkat Bicara Soal Isu Vaksin China Kurang Manjur
Beberapa waktu lalu, pejabat China mengakui soal vaksin Corona yang diproduksi di negaranya tak memiliki efikasi atau tingkat kemanjuran yang tinggi terhadap virus Corona COVID-19.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, Gao Fu yang meragukan efektivitas vaksin COVID-19 dan pejabat lain menyebut ada rencana membuat vaksin baru berbasis mRNA.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, memastikan vaksin COVID-19 yang saat ini digunakan sudah memenuhi persyaratan WHO.
"Dari uji klinis di Unpad pun angka pembentukan antibodi yang muncul selama uji klinis tahap 3 yakni 95 hingga 99 persen artinya sudah sangat baik," jelasnya, Senin (12/4/2021).
Ide lain soal mengkombinasikan atau mencampur penggunaan vaksin COVID-19 yang berbeda untuk meningkatkan efikasi, China pun telah mempertimbangkan langkah ini.
Namun, langkah yang diambil Kemenkes RI tidak mau gegabah dan terlalu buru-buru. Kemenkes RI akan membertimbangkan lebih lanjut jika ada publikasi resmi atas penelitian.
"Tentang adanya rencana pemerintah china mencampur vaksinnya, kita tunggu saja karena ini kan masih harus melalui berbagai uji klinis untuk memastikan bahwa ide ataupun inovasi ini memiliki efektivitas," pungkas dr Nadia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar