Setelah beberapa waktu lalu terinfeksi COVID-19, YouTuber Atta Halilintar positif Corona untuk kedua kalinya. Hal ini disampaikannya melalui postingan di akun Instagram miliknya.
Atta pun terus memberikan kabar terbaru seputar kondisinya saat ini. Lewat Instagram Story, ia mengatakan bahwa CT Value miliknya berada di angka 30-an dan tidak mengalami gejala apapun.
"Hari ini CT ku 30 an dan aku tanpa gejala... Semoga cepet sembuh ga turun CT-nya," tulis Atta.
Apa itu CT Value?
Menurut pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo, angka CT Value ini diketahui untuk menunjukkan banyak atau tidaknya jumlah virus yang ada di dalam tubuh. Semakin tinggi angkanya, biasanya semakin sedikit jumlah virus di tubuh.
Namun, Ahmad mengingatkan untuk tidak menyimpulkan angka CT Value sendiri. Sebab, banyak perhitungan yang perlu dipertimbangkan untuk mendiagnosis seseorang sembuh dari COVID-19.
"Interpretasi keseluruhan itu harus dokter, yang menyimpulkan. Nanti kan dites gejala ada apa nggak, dicek riwayatnya, dia kapan dites, kenapa dites, oh misalnya pernah kontak erat, kontak eratnya kapan, nanti kesimpulannya itu lebih menyeluruh," tegas Ahmad pada detikcom.
Hal serupa juga disampaikan oleh dokter mikrobiologi klinis dari Intibios Lab dr Enty, SpMK. Ia menegaskan bahwa pasien COVID-19 dengan CT Value yang tinggi bukan berarti sudah bebas dari Corona.
Potensi penularan COVID-19 dari pasien dengan CT Value tinggi pun sebenarnya masih ada.
"Batasan tinggi itu berapa? Hari ke berapa pemeriksaan dari onset gejala tentu menjadi pertimbangan dalam interpretasi," tutur dr Enty dalam wawancara terpisah.
Berapa angka CT Value yang umum menentukan jumlah virus sudah rendah atau masih tinggi?
"Jadi kalau pasien punya CT Value di bawah 25, katakan 11 atau 20, 17, 22, itu kita bisa estimasi kayaknya kamu punya banyak virus di tubuh kamu," jelas Ahmad.
Jika CT Value semakin besar dan sudah di atas 35, Ahmad menilai umumnya jumlah virus yang ada sudah sedikit.
"Kalau CT Value sudah di atas 35, itu berarti sudah sedikit banget atau jangan-jangan virusnya sudah mati, tinggal bangkainya saja. Bagaimana dengan 27? Iya 27 itu borderline lah," jelas Ahmad sembari menekankan pentingnya interpretasi menyeluruh dari dokter.
https://tendabiru21.net/movies/her-secret-lesson/
Waduh! Kasus COVID-19 Sudah Terdeteksi di Gunung Everest
Kasus infeksi virus Corona kini terdeteksi di Gunung Everest untuk pertama kalinya. Hal ini dialami oleh salah satu anggota ekspedisi yang dinyatakan positif COVID-19.
Dikutip dari Daily Mail, kasus ini berawal saat anggota ekspedisi itu sakit. Orang-orang mengira dia menderita edema paru ketinggian.
Namun, saat sampai di rumah sakit Kathmandu, Nepal, orang tersebut dinyatakan positif COVID-19. Kasus ini diketahui terjadi pada pekan lalu.
Selain anggota ekspedisi tersebut, tidak ada kasus lain yang terdeteksi. Tetapi, anggota kelompok pendaki lainnya diwajibkan untuk menjalani karantina terlebih dulu di Base Camp.
Kasus ini terjadi saat pendakian di Gunung Everest ini diizinkan kembali sejak pandemi COVID-19 melanda. Para pendaki diperbolehkan mendaki lagi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Dengan dimulainya musim pendakian di sana, lebih dari 300 pendaki diperkirakan akan mencoba mendaki gunung setinggi 8.848 meter pada musim ini. Jumlah ini lebih sedikit jika dibandingkan pada tahun 2019 yang mencapai 381 pendaki.
https://tendabiru21.net/movies/sex-man-and-woman-we-have-a-good-match/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar