Setelah berolahraga, kamu mungkin sering kali langsung melakukan rutinitas seperti beristirahat, makan, dan mandi. Ternyata, beberapa kebiasaan setelah olahraga tersebut merupakan kesalahan, lho.
Pasalnya, sejumlah kebiasaan atau rutinitas yang dilakukan setelah olahraga justru menyebabkan hasil olahraga menjadi tidak optimal, terutama bagi orang-orang yang berolahraga untuk menurunkan berat badan.
Dikutip dari laman Very Well Fit berikut 3 kesalahan yang kerap dilakukan setelah olahraga.
1. Makan berlebihan
Usai berolahraga, sering kali perut terasa sangat lapar, sehingga saat melihat makanan menjadi kalap dan sulit mengontrol diri. Memberikan tubuh asupan nutrisi setelah olahraga memang penting untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Namun, jenis makanan yang dimakan setelah olahraga juga penting untuk diperhatikan.
Para ahli merekomendasikan untuk mengonsumsi kombinasi karbohidrat dan protein setelah berolahraga. Hal ini bertujuan untuk menggantikan nutrisi yang hilang selama berolahraga.
Makan berlebihan setelah olahraga justru akan membuat olahraga menjadi sia-sia, terutama bagi orang-orang yang sedang dalam proses penurunan berat badan. Sehingga, jika kamu bertujuan untuk memangkas berat badan, kamu harus betul-betul memperhatikan jumlah makanan yang dikonsumsi, termasuk jumlah kalorinya.
2. Melewatkan stretching
Melakukan stretching atau peregangan otot setelah berolahraga sangat penting untuk dilakukan. Alih-alih langsung bergegas untuk beristirahat, kamu harus menyelesaikan sesi olahraga dengan stretching terlebih dahulu.
Pasalnya, stretching usai berolahraga dapat menjaga kesehatan sendi, otot, dan mencegah terjadinya cedera. Bahkan, peregangan ini juga dapat mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur, lho.
Setelah selesai olahraga, kamu bisa melakukan stretching selama 10-15 menit untuk melatih fleksibilitas tubuh. Setelah itu, kamu baru boleh lanjut melakukan aktivitas lainnya.
3. Langsung beristirahat
Langsung bergegas untuk rebahan atau beristirahat usai berolahraga merupakan kesalahan paling umum yang sering kali dilakukan. Meski tubuh dan otot membutuhkan istirahat dan rileks usai lelah berolahraga, kamu disarankan untuk tetap aktif setelahnya.
Apabila kamu lanjut melakukan gerakan sederhana usai berolahraga, maka hal ini akan membantu sendi agar lebih lentur. Selain itu, NEAT (non-exercise activity thermogenesis) atau aktivitas fisik sehari-hari di luar olahraga, dapat mempercepat penurunan berat badan.
Jadi, saat seseorang tetap aktif secara fisik setelah berolahraga, maka tubuhnya akan lebih mudah membakar kalori selama beraktivitas sepanjang hari. Bahkan, jumlah kalori yang terbakar saat NEAT bisa saja lebih banyak daripada saat berolahraga.
https://indomovie28.net/movies/xuan-zang/
Mutasi E484K 'Eek' Ada di Sejumlah Negara, Ini 5 di Antaranya
Varian 'Eek' atau mutasi E484K ditemukan di banyak negara, tak terkecuali di Indonesia. Di Jepang, mutasi ini ditemukan di sejumlah kasus dan membayangi persiapan olimpiade musim panas.
Kenapa heboh, bukankah mutasi adalah hal yang biasa pada virus? Mutasi E484K menjadi perhatian karena para ilmuwan meyakininya sebagai escaped mutant, yang membuat virus Corona jadi lebih 'kebal' terhadap vaksin.
Selain itu, mutasi E484K juga diyakini membuat virus Corona lebih menular. Bukti laboratoris masih harus didalami, tetapi yang jelas perlu diwaspadai.
Indonesia juga sudah menemukan mutasi ini pada satu kasus. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML), Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi.
"Iya betul ada 1 kasus," kata dr Nadia pada detikcom, Senin (5/4/2021).
Mutasi 'Eek' ini sudah ditemukan pada beberapa varian virus Corona, seperti pada varian B117 dan B1351 yang bisa mengubah spike protein yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia. Selain itu, mutasi ini tidak dikenali oleh sistem kekebalan tubuh, sehingga virus tidak bisa dilawan meski telah menerima vaksin COVID-19.
Selain Indonesia, beberapa negara lain juga mendeteksi keberadaan mutasi 'Eek' atau E484K ini. Berikut di antaranya.
Afrika Selatan
Dikutip dari The BMJ, kemunculan mutasi E484K pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan. Mutasi ini ditemukan pada varian baru virus Corona B1351 atau 501Y.V2, yang disebut-sebut bisa melarikan diri dari respons kekebalan tubuh.
Brasil
Mutasi 'Eek' ini juga ditemukan di Manaus, Brasil. Mutasi tersebut diidentifikasi pada varian baru Corona B1128 atau P1, bersama dengan mutasi lainnya yaitu N501Y.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar