Selasa, 09 Februari 2021

Terungkap! Ini 3 Alasan Masyarakat Ogah Pakai Masker

 Sejumlah pakar kesehatan menyebut masker sebagai alat pelindung diri yang mempan di masa pandemi COVID-19. Kendati demikian, tak sedikit masyarakat yang masih ogah-ogahan mengenakan masker.

Survei yang dilakukan BPS pada 7-14 September 2020 lalu menunjukkan, terdapat 3 alasan utama masyarakat tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk di antaranya kedisiplinan bermasker.


Pertama, tidak adanya sanksi yang tegas menjadi alasan yang paling banyak disebutkan, yakni 55% dari total 90.967 responden. Kedua, malas bermasker juga disebabkan oleh tidak adanya kasus positif di sekitar mereka. Alasan ini disebutkan oleh 39% responden. Sementara itu, terakhir, 33% responden mengaku tidak bermasker karena akan menyulitkan pekerjaan.


Misalnya seperti Agnes, seorang karyawan swasta di Jakarta. Ia merasa risih bermasker karena lipstik yang ia kenakan selalu membekas pada bagian dalam masker. Selain itu, apabila dipakai terlalu lama, seringkali udara di dalam masker tercium tidak sedap. Apalagi, tali karet yang menggantung di keduanya telinganya selalu membuatnya merasa gatal.

Kehadiran masker N95 eGee-Pro mungkin dapat menjadi alternatif. Desain masker yang kokoh membuat bibir tidak langsung menyentuh bagian dalam masker. Masker eGee-Pro juga dilengkapi dengan pemisah hidung dan mulut sehingga dapat mengurangi bau tidak sedap. Selain itu, masker eGee-Pro memiliki tali yang dapat dipasang di belakang kepala dengan teknologi magnet.


Masker ini memiliki efisiensi penyaringan virus sebesar 99.7%, efisiensi penyaringan bakteri sebesar 99.5%, dan memiliki kemampuan resistensi terhadap 120 mmHg air. Yang perlu digarisbawahi, masker ini terbuat dari bahan plastik BPA Free yang dapat dicuci dan dipakai berulang kali.


Selain aman dan melindungi optimal, masker eGee-Pro dapat membantu mengurangi sampah masker sekali pakai. Masker N95 eGee-Pro dapat diperoleh di tokopedia.com/egeepro dan shopee.co.id/egeepro_indonesia.

https://cinemamovie28.com/movies/fatal-friends/


Diidap Ustadz Maaher Sebelum Meninggal, Bagaimana Cara TB Usus Menular?


Soni Ernata atau akrab dipanggil Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia pada Senin (8/2/2021) pukul 19.45 WIB. Sebelum wafat, Ustadz Maaher dikabarkan sempat mengidap sakit TB usus.

Hal ini diungkapkan oleh sang istri, Iqlima Ayu, beberapa waktu lalu. Ayu menyebut suaminya sempat berobat karena infeksi TB usus.


TB atau tuberkulosis merupakan penyakit yang umum terjadi di paru-paru. Namun, bakteri tersebut juga bisa menginfeksi organ lain, termasuk usus. Kondisi ini disebut sebagai TB esktra paru (extra pulmonary TB).


"TB ekstra paru itu istilahnya bisa terjadi dari ujung rambut sampai ujung kaki kejadiannya. Misalnya, bisa ke otak (meningitis TB), mata (TB mata), kulit (TB kulit)," kata Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, ahli pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Selasa (9/2/2021).


"Kemudian di kelenjar getah bening itu juga bisa, kemudian bisa di liver, bisa di ginjal, dan bisa mengenai usus," lanjutnya.


Apakah TB usus bisa menular?

Menurut Prof Ari penyakit ini tetap berpotensi menular seperti halnya TB paru-paru, yaitu lewat droplet atau percikan saat batuk dan bersin.


"Kumannya tetap melalui droplet. Jadi reseptor pertama kuman itu adanya di paru-paru. Masuk ke paru nanti baru dia yang kita bilang sistemik itu (menginfeksi organ lain)," jelas Prof Ari.


"Jadi tetap lewat droplet," tegasnya.


Prof Ari menjelaskan pada prinsipnya bakteri penyebab TB menyebar ke organ lain dari paru-paru lewat darah dan kelenjar getah bening. Artinya TB usus tidak bisa bisa menular langsung ke orang lain lewat paparan darah atau cairan tubuh dalam pasien tersebut.


"Nggak bisa dia langsung nularin TB-nya itu, dia musti lewat jalur paru-paru dulu," ujarnya.


"Lewat droplet, tapi dia menularnya lagi ke dalam tubuh melalui darah dan limfatik itu," tuturnya.

https://cinemamovie28.com/movies/the-wrong-friend/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar