Kebijakan yang mewajibkan masyarakat yang keluar-masuk DKI Jakarta untuk menyertakan surat hasil rapid test antigen di mulai hari ini, Jumat (18/12/2020). Ini akan berlaku pada 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021, selama periode libur Natal dan Tahun Baru.
Beberapa klinik dan rumah sakit pun mulai menawarkan pemeriksaan tersebut dengan harga yang bervariasi, mulai dari 150-600 ribu. Namun, berdasarkan peraturan Kementerian Kesehatan menetapkan tarif tertinggi rapid test antigen di pulau Jawa yaitu 250 ribu, dan luar pulau Jawa sebesar 275 ribu.
Bagaimana untuk klinik dan RS yang sudah menetapkan harga hingga 600 ribu?
Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kementerian Kesehatan RI, dr Azhar Jaya, baik rumah sakit maupun klinik swasta pun harus mengikuti kebijakan tersebut.
"Saya tegaskan sekali lagi bahwa sejak tgl 18 Desember 2020, pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran tentang batasan tarif tertinggi pemeriksaan rapid test antigen swab. Maka, rs dan klinik swasta harus mengikuti kebijakan ini," tegas dr Azhar dalam Konferensi Pers Bersama Kemenkes RI dan BPKP Tentang Pemeriksaan Rapid Tes Antigen-Swab, Jumat (18/12/2020).
dr Azhar juga menekankan pada rumah sakit dan klinik swasta untuk ikut menerapkan batas tarif tertinggi untuk rapid test antigen. Hal ini membuat Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota harus terus membina dan juga mengawasi.
"Dan untuk itu, maka dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten dan kota harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberlakuan pelaksanaan batas tarif tertinggi untuk pemeriksaan rapid test antigen swab," jelas dr Azhar.
"Jadi, jelas bahwa harus diturunkan dan mengikuti surat edaran ini," pungkasnya.
https://movieon28.com/movies/the-returning-2/
Kena COVID-19, Presiden Prancis Ceritakan 3 Gejala Corona yang Dialaminya
Presiden Prancis Emmanuel Macron positif Corona dan mengalami beberapa gejala COVID-19. Presiden berusia 42 tahun tersebut kini tengah mengisolasi diri usai mengeluhkan gejala pada Rabu kemarin.
Dikutip dari BBC, Macron merilis sebuah video terkait kondisinya kini. Secara keseluruhan, ia merasa baik-baik saja namun aktivitasnya agak sedikit terhambat.
Ia juga mengaku sebelumnya sudah menjalani protokol COVID-19 dan berhati-hati, tetapi nasib buruk menimpa Presiden Prancis pada Kamis kemarin saat dinyatakan positif Corona pada Kamis (17/12/2020).
"Virus Corona benar-benar dapat menginfeksi semua orang, karena saya sangat mematuhi protokol COVID-19 dan sangat berhati-hati," jelas Macron, dikutip dari The Guardian.
Ada tiga gejala Corona yang dialami Macron. Ketiganya merupakan gejala umum yang biasa ditemui pada pasien Corona.
Seperti kelelahan, sakit kepala, batuk kering. Namun, ia meyakinkan sejauh ini tidak ada kondisi serius yang dialaminya.
"Belum ada alasan Corona berkembang ke arah yang lebih buruk. Semua masih berjalan normal," katanya.
"Saya baik-baik saja," lanjutnya menegaskan kondisinya terkini.
Usai mengalami gejala dan dinyatakan positif Corona, ia meninggalkan Élysée dan saat ini tengah mengisolasi diri di La Lanterne, sebuah kediaman presiden di luar Paris.
Meski sedang terinfeksi Corona, Marcon masih mengadakan pertemuan secara daring. Ia juga menegaskan akan terus fokus pada masalah prioritas seperti pandemi.
Senin mendatang, ia disebut akan memimpin rapat kabinet akhir tahun di Prancis. Ia juga kini dirawat oleh dokter militer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar