Kamis, 24 Desember 2020

Situs Streaming Anime Ini Mau Diakuisisi Sony

 Sony disebut segera menyelesaikan situs streaming anime asal Amerika Serikat bernama Crunchyroll senilai hampir USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun.

Saat ini Sony disebut tengah bernegosiasi untuk mendapatkan hak eksklusif untuk mengakuisisi layanan streaming tersebut, lengkap dengan 3 juta pelanggan berbayarnya. Sementara ada dua perusahaan lain yang sudah memasuki negosiasi tahap final.


Dilansir Nikkei, nilai akuisisi tersebut memang belum diungkap, namun Sony tampaknya akan mengeluarkan lebih dari 100 miliar yen, atau sektar USD 957 juta.


Crunchyroll saat ini dimiliki raksasa telko AS, yaitu AT&T, yang disebut tengah mengurangi jumlah layanan streaming miliknya. Tujuannya adalah untuk mengurangi utang mereka, yang saat ini sudah mencapai lebih dari USD 150 miliar.


AT&T disebut meminta Sony untuk membeli Crunchyroll senilai USD 1,5 miliar pada Agustus lalu. Namun Sony saat itu menyebut harganya terlalu tinggi.


Saat ini, sejumlah konten anime dari Crunchyroll dimasukkan ke dalam layanan HBO Max, dan AT&T menawarkan layanan berlangganan terpisah untuk situs streaming anime tersebut seharga USD 8 tiap bulannya.


Bagi Sony, akuisisi Crunchyroll ini akan memperkaya penawaran mereka di ranah hiburan, utamanya untuk bersaing dengan layanan seperti Netflix dan Hulu yang mendominasi pasar. Padahal, Sony sendiri saat ini sudah memiliki Funimation, layanan streaming anime yang punya lisensi anime seperti One Piece, Attack on Titan, dan Fullmetal Achemist.


Namun dengan Crunchyroll, katalog anime mereka tentu akan semakin besar, dan tentunya punya kesempatan untuk mengekspansi layanan streaming anime di Jepang dan negara lainnya.

https://trimay98.com/movies/godzilla-planet-of-the-monsters/


Mantan Karyawan Dropbox dan Microsoft Bikin Alternatif VPN Baru


Seiring karyawan di seluruh dunia beralih ke bekerja dari rumah, layanan VPN mumpuni untuk mendukung tenaga kerja jarak jauh dalam jumlah besar pun diperlukan. Twingate pun muncul mengambil kesempatan dari kondisi ini.

Karena alasan tersebut sejumlah perusahaan mulai menawarkan alat akses jarak jauh baru yang menawarkan keamanan dan kecepatan dibandingkan VPN perusahaan yang sudah ada. Twingate, adalah salah satu perusahaan tersebut dan baru-baru ini mengumumkan bahwa VPN mereka sekarang tersedia secara global.


Twingate didirikan oleh Tony Huie, Alex Marshall, dan Lior Rozner dan timnya untuk membangun alternatif VPN baru yang berfokus pada keamanan dan kemudahan manajemen dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan saat membuat produk di Dropbox dan Microsoft.


Di halaman situsnya, para pendiri Twingate menjelaskan apa yang membuat mereka mulai membangun perusahaan VPN ini pada tahun 2018.


"Kami mulai membangun Twingate pada 2018 untuk mengatasi tantangan yang dihadapi setiap perusahaan seputar pengamanan akses jarak jauh," kata mereka seperti dikutip dari TechRadar.


"Meskipun hampir setiap teknologi berevolusi selama 15 tahun sebelumnya dan berpindah ke cloud, dan meskipun cara orang bekerja juga telah berubah, kami kagum mengetahui bahwa akses jarak jauh masih banyak disediakan melalui VPN, teknologi yang sebagian besar tidak berubah sejak saat itu," sambung mereka.


Kesimpulan mereka memperlihatkan bahwa perusahaan dan organisasi merasa jalur migrasi yang kompleks dan kurangnya kemudahan penggunaan VPN menjadi hambatan untuk mengadopsi pendekatan kerja jarak jauh yang lebih baik dan lebih aman. Dan karenanya, mereka mencoba menawarkan layanan VPN yang diklaim menjawab persoalan tersebut.


Twingate mengklaim layanan VPN-nya bisa di-deploy dalam waktu kurang dari 15 menit. Selain itu, mereka juga menawarkan sejumlah manfaat bagi end-user termasuk overlay jaringan yang memberi mereka akses langsung ke informasi dan aplikasi yang dibutuhkan, tunneling cerdas yang memisahkan traffic secara otomatis, pengoptimalan kemacetan jaringan, dan pengalaman ala Dropbox yang minim interaksi pengguna.

https://trimay98.com/movies/godzilla-king-of-the-monsters/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar