Ramai isu liar di media sosial yang menyebut kedatangan staf Kedubes atau Diplomat Jerman ke Markas FPI terkait larangan ekspor nikel Indonesia. Jerman dinilai memanfaatkan kunjungan itu untuk membuat serangan balasan ke Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) soal gugatan larangan ekspor nikel.
Terlepas dari polemik kunjungan tersebut, memangnya seberapa butuh Jerman terhadap nikel Indonesia?
Pengamat Energi yang juga merupakan Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan Jerman dan Indonesia memang sangat tegang soal urusan nikel. Pasalnya, Jerman sangat membutuhkan pasokan nikel dari Indonesia untuk industri baterai listrik, sementara sumber dayanya tidak ada di negara tersebut.
"Kalau kita melihat bahwa nikel bahan baku utama pembuatan manufaktur di sana apalagi soal baterai di mana tren di sana berjalan di Eropa ke depan kebutuhan nikel akan sangat besar," ujar Mamit, Kamis (24/12/2020).
Di sisi lain, Indonesia sebagai negara yang kaya nikel justru memilih melarang ekspor nikel dan melakukan hilirisasi. Hal ini lah yang membuat Jerman bersitegang dengan Indonesia.
"Ini lah jadi polemik dengan Jerman kan pemerintah maunya hilirisasi, memang tren ke depan nikel ini mineral utama," ujar Mamit.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi. Menurutnya, Jerman sangat membutuhkan nikel dari Indonesia karena kualitasnya yang terbaik.
"Seperti negara Eropa lainnya, Jerman sangat membutuhkan nikel Indonesia lantaran selain jaminan pasokan, juga kualitas nikel Indonesia yang terbaik. Jerman bisa saja mendapatkan nikel dari negara lain, tapi tidak ada jaminan pasokan dan kualitas nikel," jelasnya.
Mereka membutuhkan nikel dari Indonesia salah satunya untuk industri baterai listrik. Jika ekspor nikel dilarang berkepanjangan, maka disebutnya akan berdampak pada industri di negara tersebut.
"Larangan nikel memang akan menurunkan nilai ekspor dalam jangka pendek. Namun, setelah hilirisasi nikel di Indonesia berhasil, akan meningkatkan nilai tambah dan volume ekspor Indonesi dari produk hasil hilirasasi nikel dan produk sampingan lainnya," tandasnya.
https://trimay98.com/movies/angels-fallen/
Menag Gus Yaqut Pernah Jadi Korban Hoax Duta Syahwat
Jangankan selebriti, tokoh politik pun rentan menjadi korban hoax. Bahkan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pernah menjadi target serangan hoax.
Tidak tanggung-tanggung, hoax yang disebar itu memfitnah Gus Yaqut sebagai duta syahwat. Tujuannya tidak lain untuk menjelek-jelekan dirinya.
Hoax ini beredar pada akhir Oktober sampai awal November 2020. Narasinya adalah, "Duta Syahwat Oleh Kader NU.. bisa pesan fatwa Halal soal syahwat ke NU.. bisa COD & Order.. yg ptg pembayaran harus cash Mggunakan amplop coklat."
Ada gambar pria dengan wajah Gus Yaqut memeluk perempuan. Foto ini adalah editan dan sudah diungkap kebohongannya oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) lewat situs mereka turnbackhoax.id.
Foto aslinya dari blog tahun 2011, lalu ditempel wajah Gus Yaqut. Hoax ini juga sudah diumumkan kebohongannya oleh Kominfo bertajuk '[HOAKS] Foto Duta Syahwat oleh Kader NU'
"Berdasarkan penelusuran, klaim foto Duta Syahwat oleh kader NU adalah keliru. Faktanya, foto tersebut merupakan hasil editan atau suntingan dari pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Kominfo seperti dilihat, Rabu (23/12/2020).
Kominfo menjelaskan, sudah ditemukan foto asli dari unggahan akun Facebook tersebut dalam beberapa unggahan di blogspot tahun 2011 silam. Foto tersebut merujuk pada foto pria berbaju putih tidak mengenakan kacamata dengan seorang wanita. Foto inilah yang kemudian ditempel wajah Gus Yaqut.
Dengan paparan dari MAFINDO dan Kominfo, jelas sudah kalau itu adalah hoax belaka yang bertujuan untuk memfitnah Gus Yaqut. Mudah-mudahan tidak ada hoax semacam itu lagi ya, detikers.
https://trimay98.com/movies/marlina-the-murderer-in-four-acts/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar