Jumat, 25 Desember 2020

Xiaomi Masuk Dalam Klub Perusahaan USD 100 Miliar

 Jelang akhir 2020, Xiaomi berhasil masuk dalam klub perusahaan USD 100 miliar. Ini menyusul nilai pasarnya kini mencapai HKD 775,6 miliar atau lebih dari USD 100 miliar.

Pada penutupan perdagangan di bursa efek Hong Kong tanggal 23 Desember 2020, saham Xiaomi (1810.HK) naik sebesar 7,59% atau 2,25 poin menjadi HKD 31,90. Sejak awal tahun, harga saham Xiaomi sudah naik hingga lebih dari 180%.


Dengan hasil tersebut, Xiaomi bergabung ke dalam daftar perusahaan yang memiliki market cap di atas 100 miliar dolar AS, atau kerap disebut "100 Billion Dollar Club".


Pencapaian ini tidak terlepas dari kinerja positif yang ditunjukkan dalam laporan keuangan Xiaomi selama ini. Menurut laporan Q3 2020, performa laporan keuangan Xiaomi mencatatkan menunjukkan hasil menggembirakan seperti total pendapatan yang tumbuh 34,5% year-on-year menjadi 72,2 miliar renminbi (atau setara Rp 155,9 triliun).


Di tengah kondisi pandemi, pengapalan handphone tumbuh 45,3% YoY menjadi 46,6 juta unit, serta jumlah perangkat pintar yang terhubung tumbuh 35,8% YoY menjadi 289,5 juta unit.


Mengacu laporan dari dari perusahaan riset pasar Canalys, Counterpoint, IDC, dan Gartner, Xiaomi tumbuh menjadi brand smartphone global nomor 3 global pada Q3 2020. Pencapaian serupa juga ditunjukkan pada pasar Indonesia dengan naik ke peringkat ketiga.


Sebelumnya, Xiaomi berhasil masuk ke dalam daftar 50 perusahaan global yang dianggap memiliki potensi yang menjanjikan di masa depan atau Fortune Future 50. Tidak hanya berupa pengakuan kepada kemampuan Xiaomi dalam bertahan pada masa sulit, tapi juga peluang yang mampu diciptakan untuk terus tumbuh ke masa depan.

https://kamumovie28.com/movies/belle-epoque/


Telegram Akan Tampilkan Iklan Mulai Tahun 2021


 Setelah delapan tahun beroperasi, Telegram akan menampilkan iklan di aplikasinya mulai tahun 2021. Kebijakan monetisasi ini diambil setelah pengguna Telegram menyentuh angka 500 juta.

Pendiri Telegram Pavel Durov mengatakan selama ini ia membiayai perusahaannya dari kantongnya sendiri. Tapi begitu layanan ini makin berkembang dan populer, ia harus memilih antara menjual Telegram atau memonetisasi platform-nya.


Untungnya, Telegram tidak akan menampilkan iklan di ruang chat pribadi kalian dengan keluarga dan teman.


"Kami pikir menampilkan iklan di chat atau group chat pribadi adalah ide yang buruk. Komunikasi antara orang-orang harus bebas dari berbagai jenis iklan," kata Durov seperti dikutip dari Engadget, Kamis (24/12/2020).


Durov mengatakan iklan di Telegram akan dibuat ramah pengguna dan menghargai privasi mereka. Iklan-iklan ini nantinya akan ditampilkan di channel umum yang ada di Telegram.


Bagi yang belum familiar, channel di Telegram biasanya dijalankan oleh individu atau organisasi dan bisa memiliki jutaan followers. Ruangan ini lebih mirip feed Twitter di mana pemilik channel bisa menyiarkan pesan ke banyak pengikutnya.


Durov mengatakan beberapa channel populer sudah menampilkan iklan menggunakan platform pihak ketiga untuk memonetisasi followers-nya. Tapi iklan ini terlihat seperti pesan biasa dan kadang mengganggu pengguna.


Selain menampilkan iklan, aplikasi messaging pesaing WhatsApp ini berencana mengenalkan fitur premium untuk pengguna setia dan bisnis. Tapi Durov menekankan fitur yang saat ini tersedia secara gratis akan tetap bisa digunakan tanpa biaya.

https://kamumovie28.com/movies/gia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar