Budi Gunadi Sadikin resmi dilantik menjadi Menteri Kesehatan baru pada Rabu (23/12/2020). Banyak yang mempertanyakan mengapa jabatan tersebut tak ditempati seseorang yang berprofesi dokter.
Menurut Guru Besar FKM UI Prof Hasbullah Thabrany menyebut masalah yang ada di Kementerian Kesehatan berkaitan dengan manajemen dan pendanaan. Hal itulah yang diduga Hasbullah sebagai salah satu alasan Budi Gunadi Sadikin dipilih menjadi Menteri Kesehatan menggantikan Terawan.
"Saya menduga Pak Jokowi bisa melihat bahwa masalah di Kementerian Kesehatan adalah masalah manajemen, masalah pendanaan yang tentu saja dia perlu orang yang dia percaya untuk bisa mengetahui yang sebenarnya dan mencari solusi yang terbaik," bebernya saat dihubungi detikcom Rabu (23/12/2020).
Hasbullah menekankan, soal Menkes bukan dokter tidak menjadi masalah. Ia juga meyakini peran Budi bisa membantu banyak sistem pelayanan kesehatan yang selama ini dinilai masih kurang optimal.
"Tetapi kalau dengerin pernyataannya bahwa dia akan memperkuat pelayanan publik insha Allah bisa lah," yakinnya.
Lebih lanjut, ia kembali menegaskan, persoalan Kementerian Kesehatan tak bisa disamakan dengan menangani orang sakit.
"Jadi menurut saya nggak ada masalah dokter atau bukan dokter karena ini bukan urusan nyuntik menyuntik, kalau orang sakit memang harus dokter, tapi kan ini yang sakit manajemen, yang sakit organisasi," lanjutnya.
"Tapi saya harapkan karena pak Budinya bankir tentu sangat paham soal kecukupan dana dan mudah-mudahan beliau akan bisa mencari solusi penyakit kronisnya kesehatan adalah kekurangan dana. Itu penyakit kronisnya," pungkasnya.
https://maymovie98.com/movies/the-mask-2/
WHO Akan Gelar Pertemuan Terkait Varian Baru Corona Inggris
Saat ini, varian baru virus Corona Inggris diketahui telah menyebar ke beberapa negara, seperti Australia, Denmark, Belanda, hingga Italia. Persebarannya mengkhawatirkan karena disebut-sebut lebih cepat menyebar dan 70 persen lebih menular.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (22/12/2020) kemarin mengatakan pihaknya akan mengumpulkan para anggotanya untuk membahas cara penanganan varian baru Corona tersebut.
Hans Kluge, direktur regional WHO Eropa mengatakan bahwa mereka telah memantau dengan cermat penyebaran varian baru Corona tersebut. Selain itu, pihaknya juga akan mengumpulkan negara-negara anggota untuk membahas strategi pengujian, mengurangi penularan, dan membicarakan soal risikonya.
Berdasarkan keterangan dari juru bicara WHO Eropa, pertemuan tersebut akan dilaksanakan pada Rabu (23/12/2020) pukul 10.00 pagi waktu setempat.
"Ini akan menjadi pertemuan tertutup para ahli, bukan pertemuan perencanaan, dan merupakan kesempatan bagi otoritas kesehatan Inggris untuk memberikan perkembangan terbaru tentang situasi dan menjawab pertanyaan terkait," kata juru bicara WHO yang dikutip dari The Straits Times, Rabu (24/12/2020).
Negara-negara yang termasuk dalam WHO Eropa terdiri dari 53 negara, termasuk Rusia dan beberapa negara di Asia Tengah. Tak hanya itu, Kluge mengatakan pihaknya akan membatasi perjalanan untuk menahan penyebaran varian baru Corona itu, sampai mereka mendapat informasi yang lebih baik.
"Rantai pasokan untuk barang-barang penting dan perjalanan penting harus tetap memungkinkan," ucap Kluge.
Selama akhir pekan, WHO Eropa mendesak untuk menahan strain baru dan meminta negara anggotanya untuk berbagi data terkait virus tersebut jika memungkinkan. Khususnya melaporkan jika menemukan varian baru virus tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar