Indonesia menjadi negara mitra pameran industri teknologi di Jerman, Hannover Messe 2021. Untuk bekal mengikuti pameran tersebut, Indonesia melakukan sejumlah stratetgi.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Dody Widodo mengatakan, salah satu yang dilakukan adalah sosialisasi kepada para exhibitor atau peserta pameran. Sosialisasi pertama, exhibitor dijelaskan mengenai keuntungan dan kelebihan mengikuti gelaran pameran teknologi industri terbesar itu.
Sementara sosialisasi terakhir, difokuskan pada kelayakan calon co exhibitor dalam mengahadai kurasi pameran yang bakal digelar pada April 2021 tersebut.
"Kehadiran Indonesia sebagai Partner Country Hannover Messe 2021, harus dimanfaatkan untuk memperkenalkan kekuatan teknologi industri serta mendorong keterhubungan industri Indonesia dengan jejaring rantai suplai global. Tentunya hal ini berperan penting dalam memperkuat hubungan bilateral dan kerjasama ekonomi Indonesia dengan Jerman, tidak hanya terbatas pada perdagangan, investasi dan industri saja, tetapi juga akan menyentuh pada dimensi pembangunan berkelanjutan (sustainability development)," Dody Widodo dalam keterangannya, Minggu (20/12/2020).
Dody mengatakan, di tengah pandemi Corona ini, Indonesia juga akan membawa isu pemulihan ekonomi nasional karena Pandemi Corona. Salah satunya adalah penambahan sektor prioritas yaitu industri Farmasi dan Alat Kesehatan yang akan ditampilkan dalam Paviliun Nasional Indonesia. Sebab, kehadiran Indonesia dalam Hannover Messe 2021 akan membawa misi utama untuk mempromosikan peta jalan Making Indonesia 4.0.
"Indonesia akan tetap mengusung tema tentang Making Indonesia 4.0, masih sangat relevan dengan tema Hannover Messe 2021, yaitu Industrial Transformation. Sementara itu, Indonesia juga akan mempertahankan tagline: "Connect to Accelerate", tuturnya. Tagline "Connecting to Accelerate" untuk mendorong sinergitas yang ingin dibentuk untuk mendukung pertumbuhan industri 4.0 di Indonesia.
"Tagline tersebut menjadi sebuah branding strategy yang menggambarkan ajakan dan undangan kepada semua pemangku kepentingan (government, industries & investors) di dalam maupun luar negeri untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam rangka mempercepat dan memperkuat pertumbuhan industri Indonesia melalui penerapan teknologi industri 4.0," papar Dody.
https://maymovie98.com/movies/young-sister-in-law-3/
Menanti Menteri Sosial dan KP Baru, Seperti Apa Sosok Idealnya?
- Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus segera menunjuk sosok yang mengisi jabatan Menteri Sosial dan Menteri Kelautan dan Perikanan. Penunjukan itu harus dilakukan sebelum pergantian tahun. Pasalnya sektor sosial masuk dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di 2021.
Pada tahun 2021, pemerintah kembali mengalokasikan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 356,5 triliun. Anggaran tersebut tersebar ke klaster kesehatan Rp 25,4 triliun, perlindungan sosial Rp 110,2 triliun, sektoral kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah Rp 136,7 triliun, dukungan UMKM Rp 48,8 triliun, pembiayaan korporasi Rp 14,9 triliun, dan insentif usaha Rp 20,4 triliun.
Beberapa pengamat memberikan pandangan untuk Presiden Jokowi dalam menentukan sosok yang tepat sebagai Mensos dan MKP. Peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan kriteria yang cocok untuk kedua menteri tersebut adalah berasal dari profesional.
"Artinya profesional dibuka peluang namun tidak menutup kalangan profesional dari partai politik," kata Yusuf saat dihubungi detikcom, Sabtu (19/12/2020).
Dia mengatakan, pembukaan terhadap sosok yang berasal dari partai politik lantaran mempertimbangkan koalisi yang ada di pemerintahan Jokowi sekarang.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menilai sosok yang tepat untuk jabatan Mensos dan MKP adalah murni dari kalangan profesional. Khususnya yang benar-benar memiliki penguasaan bidang masing-masing.
"Saya setuju profesional, karena sudah terbukti kalau dari partai ternyata sulit, nggak ketemu orang-orangnya," kata Tauhid.
Dia mengungkapkan, pengisian sosok menteri sejauh ini lebih kepada tingkat kedekatan si calon dengan para ketua partai. Dengan begitu belum ditemukan sosok yang benar-benar profesional meskipun berasal dari kalangan partai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar