Senin, 21 Desember 2020

Sudah Serius, Mutasi Corona di Inggris Disebut Mulai di Luar Kendali

 Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan pada Minggu (20/12) bahwa pemerintah telah memberlakukan lockdown atau penguncian yang ketat di masa Natal dan tahun baru di London dan Inggris tenggara karena jenis baru virus Corona sudah "di luar kendali".

"Kami bertindak sangat cepat dan tegas. Sayangnya strain baru ini di luar kendali. Kami harus mengendalikannya," tutur Hancock kepada Sky News dikutip dari Medical Xpres, Senin (21/12/2020).


Sekitar 16,4 juta orang memasuki langkah-langkah lockdown "tingkat empat" paling ketat sejak Minggu, atau 31 persen dari populasi Inggris.


Mereka yang berada di wilayh ini tidak diizinkan mengadakan pertemuan keluarga untuk Natal, sementara di negara lain sejumlah rumah tangga diizinkan untuk berbaur hanya pada Hari Natal.


Hancock mengatakan situasinya "sangat serius".


"Akan sangat sulit untuk mengendalikannya sampai kami mendapatkan vaksinnya. Inilah yang kita hadapi selama beberapa bulan mendatang," katanya menambahkan.


Walikota London, Sadiq Khan, mengatakan kepada Sky News bahwa London sekarang memiliki jumlah pasien rawat inap yang sama seperti selama puncak gelombang pertama pada bulan April. Kasus juga meningkat pesat di antara mereka yang berusia 10 hingga 19 tahun, katanya.


Sebelumnya, otoritas penasihat kesehatan Pemerintah Inggris menyebut varian mutasi baru virus penyebab COVID-19 yang menyebar di negara itu memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Meski demikian belum ditemukan bukti yang menunjukkan varian mutasi ini lebih mematikan atau mempengaruhi vaksin.


"Kami telah memperingatkan Organisasi Kesehatan Dunia dan terus menganalisis data yang tersedia untuk meningkatkan pemahaman kami," tutur Kepala Petugas Medis Inggris, Chris Whitty melalui sebuah pernyataan dikutip dari Associated Press.

https://trimay98.com/movies/the-taste-of-next-door-sister/


Respons Imunitas Sinovac Paling Lemah, Ini Kata BPOM


Baru-baru ini, pemberitaan soal efektivitas vaksin COVID-19 Sinovac banyak beredar di media massa. Disebut-sebut WHO membandingkan 10 vaksin COVID-19 dan Sinovac menjadi yang paling lemah dan Indonesia satu-satunya negara yang memesan vaksin Sinovac.

Merespons hal ini, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Badan POM Lucia Rizka Andalusia memaparkan klarifikasi terkait pemberitaan Sinovac. Dalam keterangannya ia menyebut tidak ada dokumen resmi milik WHO soal pemberitaan tersebut


"Hal ini pun sudah kami konfirmasi kepada pihak WHO di Indonesia. Sampai saat ini belum ada pengumuman tingkat efikasi vaksin Sinovac baik dari pihak produsen maupun badan pengawas obat di negara tempat dilakukannya uji klinik," ujarnya dikutip dari situs covid.go.id, Senin (21/12/2020).


Selain pemberitaan respons imunitas Sinovac, Lucia meluruskan pemberitaan lain soal pemesanan vaksin Sinovac yang dikatakan hanya dilakukan oleh Indonesia.


"Selain Indonesia, sejumlah negara telah melakukan pemesanan vaksin COVID-19 dari Sinovac, seperti Brasil, Turki, Chile, Singapura, dan Filipina. Bahkan, Mesir juga sedang bernegosiasi untuk bisa memproduksi vaksin Sinovac di Mesir," katanya.


Lebih lanjut ia menyampaikan sebelum dilakukan vaksinasi, Pemerintah bersama BPOM dan pihak terkait lainnya juga akan memastikan terlebih dahulu soal keamanan vaksin sesuai standar WHO.

https://trimay98.com/movies/daughter-of-the-wolf/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar