Pakai masker merupakan salah satu upaya membatasi penularan COVID-19. Namun hampir setahun pandemi melanda Indonesia, baru 20,6 persen warga yang patuh menggunakan masker.
Fakta ini terungkap melalui sistem monitoring Satgas COVID-19 di 512 Kabupaten dan kota hingga 27 Desember 2020. Data lain yang terungkap adalah rendahnya kepatuhan untuk menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, yakni hanya 16,9 persen.
"Kepatuhan yang rendah dalam memakai masker dan menjaga jarak menjadi kontributor dalam peningkatan penularan COVID-19 yang berdampak pada kenaikan kasus COVID-19 beberapa waktu terakhir," kata juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, Kamis (31/12/2020).
Ketidakpatuhan memakai masker paling banyak teramati di tempat-tempat sebagai berikut:
Restoran/kedai - 31,9 persen
Rumah - 23,7 persen
Tempat olahraga publik/RPTRA - 19,6 persen
Lainnya - 15,7 persen
Jalan umum - 15,6 persen
Sedangkan lokasi kerumunan dengan tingkat ketidakpatuhan paling tinggi untuk menjaga jarak adalah sebagai berikut:
Mall - 19,1 persen
Restoran/kedai - 17,4 persen
Tempat olahraga publik/RPTRA - 16,5 persen
Rumah - 16,2 persen
Lainnya - 13,8 persen
https://kamumovie28.com/movies/these-final-hours/
Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Makin Populer, Begini Cara Kerjanya
Terapi plasma konvalesen belakangan makin populer. Meski masih banyak yang perlu diteliti dari terapi ini, permintaan donor plasma konvalesen akhir-akhir ini makin banyak ditemukan.
Beberapa minggu terakhir kasus kematian akibat virus Corona atau COVID-19 mengalami peningkatan di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Banyumas. Sebagian besar kasus yang meninggal sudah berusia lanjut ditambah dengan adanya penyakit penyerta atau komorbid.
Ahli Epidemiologi Lapangan (Field Epidemiology) Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr. Yudhi Wibowo, M.PH mengatakan jika ada beberapa terapi di rumah sakit yang dapat dilakukan oleh pasien yang terkonfimasi positif COVID-19 agar segera sembuh. Salah satunya yang saat ini sedang banyak dilakukan adalah terapi plasma konvalesen. Tapi apa sebenarnya plasma konvalesen itu sendiri?
"Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien yang terdiagnosa COVID-19 dan sudah 14 hari dinyatakan sembuh dari infeksi COVID-19 yang ditandai dengan pemeriksaan Swab menggunakan RT-PCR sebanyak 1 kali dengan hasil negative," kata Yudhi yang juga Tim Ahli Satgas COVID-19 Banyumas melalui pesan tertulisnya kepada wartawan, Kamis (31/12/2020).
Dia mengatakan jika terapi plasma konvalesen diberikan dari pasien COVID-19 yang sudah sembuh yang kaya dengan antibodi poliklonal, yang ditransfusikan kepada pasien COVID-19, sebagai salah satu upaya pemberian terapi imun pasif dengan segera.
"Plasma konvalesen diberikan kepada pasien COVID-19 dengan gejala berat dan mengancam jiwa. Hasil akan baik jika diberikan kurang dari 14 hari dari onset (saat timbulnya gejala) dan diharapkan antibody dari pasien yang sudah sembuh bekerja sebagai imunisasi pasif bagi pasien tersebut," ucapnya.
Dia menjelaskan jika terapi plasma dapat dikatakan bermafaat untuk menolong nyawa pasien COVID-19 dengan gejala berat dan mengancam jiwa. Oleh karena itu perlu dibentuk perkumpulan penyintas COVID-19, yaitu mereka yang telah sembuh dari penyakit COVID-19 dan perlunya dilakukan sosialisasi secara massif terkait pentingnya pendonor paska sembuh dari infeksi COVID-19.
Kriteria donor penyintas COVID-19, lanjut dia. Selain telah sembuh dari COVID-19, dan tidak pernah ditransfusi. Dia menyebut jika yang lebih diutamakan adalah laki-laki.
"Karena perempuan jika telah menikah dan melahirkan perlu diperiksa anti Human Leucocyt Antigen (HLA), Human Neutrofil Antigen (HNA), dan Human Platelet Antigen (HPA)," lanjut dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar