Jika melihat sejarah, masih akan ada lagi pandemi setelah Corona dapat dikendalikan. "Kesiapan menghadap pandemi harus dilakukan dengan sama serius seperti ancaman perang," tulis Bill Gates dalam tulisan baru di blognya.
Gates pun membeberkan 3 jurus untuk dapat mengatasi pandemi di masa depan, khususnya di Amerika Serikat, dengan belajar dari pandemi Corona.
1. Mega diagnosa
Pertama adalah menyelenggarakan tes penyakit besar-besaran dari awal. Selain itu, perawatan dan terapi bagi penderita harus dilakukan secepat mungkin, menggunakan obat yang terbukti efektif.
"Pada pandemi selanjutnya, saya harap kita akan punya apa yang saya sebut sebagai platform mega diagnosa, yang bisa mengetes sebanyak 20% populasi global setiap minggunya," tulis Gates.
2. Tim pakar dalam jumlah besar
Kemudian jurus kedua adalah adanya tim yang terdiri dari ribuan pakar penyakit menular untuk menemukan potensi pandemi secepatnya dan langsung mengetengahkan solusi.
"Pikirkan mereka sebagai skuad pemadam pandemi. Seperti halnya pemadam kebakaran, mereka adalah profesional yang sungguh terlatih yang siap untuk menanggapi krisis potensial sewaktu-waktu," sebut Bill Gates.
"Saat mereka tidak secara aktif merespons wabah, mereka bisa tetap menjaga skillnya terasah dengan bekerja di penyakit seperti malaria dan polio," tambah Gates seperti dikutip detikINET dari CNBC, Sabtu (30/1/2021).
3. Simulasi mitigasi penyakit
Kemudian jurus ketiga, agar tetap siap, Bill Gates mengusulkan adanya semacam game simulasi penyakit yang canggih sehingga para pakar bisa menggelar praktik, menganalisa dan meningkatkan bagaimana respons terhadap wabah. "Seperti latihan perang memungkinkan militer bersiap untuk perang yang sesungguhnya," sebut Bill Gates.
Simulasi semacam itu akan membantu melatih dan mempersiapkan para pakar penyakit menular sehingga bisa bertindak cepat."Kecepatan itu penting dalam sebuah pandemi. Semakin cepat Anda beraksi, semakin cepat pula Anda memangkas pertumbuhan eksponen virus," papar Bill Gates.
https://movieon28.com/movies/zhongkui-snow-girl-and-the-dark-crystal/
Sisi Kelam Jack Ma
Perjalanan Jack Ma penuh prestasi gemilang. Tangan dinginnya menjadikan Alibaba raksasa e-commerce. Namun tak ada manusia sempurna, ada beberapa noda hitam dalam perjalanan Jack Ma.
Apa saja? Berikut di antaranya yang dihimpun detikINET dari berbagai sumber, Sabtu (30/1/2021).
1. Skandal Alipay
Alipay diluncurkan pada tahun 2003 oleh Taobao, divisi bisnis Alibaba. Nah pada tahun 2010, bank sentral China mengeluarkan regulasi lisensi untuk penyedia layanan pembayaran pihak ketiga serta panduan terpisah untuk institusi pembayaran yang dibiayai pihak asing.
Untuk memenuhi aturan, Alipay direstrukturisasi jadi perusahaan domestik yang dikontrol dan dimiliki Jack Ma. Transfer kepemilikan jadi kontroversial karena Yahoo dan Softbank selaku pemegang saham terbesar Alibaba dan juga mengendalikan Alipay tak diberi informasi apapun.
Ma dikritik karena dianggap mencederai kepercayaan investor mancanegara. Sampai kini, insiden itu masih menyisakan misteri karena tak ada penjelasan memadai soal aksi diam-diam Ma. Ada yang bilang Jack Ma tak akur dengan Yahoo, terbukti kemudian Alibaba membeli kembali saham dari Yahoo. Juli 2011, pihak yang berkepentingan bertemu dan masalah tersebut dianggap selesai.
"Alibaba Group dan pemegang saham besarnya, Yahoo dan Softbank, berkomitmen melakukan negosiasi untuk menyelesaikan isu terkait Alipay untuk kepentingan semua pihak," demikian pernyataan Alibaba kala itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar