Putaran final turnamen esports M2 Mobile Legends World Championship telah selesai sejak akhir pekan lalu. Selama tiga hari, turnamen ini berhasil menyedot jutaan penonton yang paling banyak berasal dari Indonesia.
Berdasarkan data dari Esports Charts, M2 World Championship ditonton lebih dari 3,08 juta orang pada puncaknya. Secara total, jutaan penonton ini menonton pertandingan selama lebih dari 42 juta jam, seperti dikutip dari IGN, Sabtu (30/1/2021).
Jumlah ini bahkan mengalahkan turnamen esports tradisional seperti Dota 2 The International 2019 dan CS:GO IEM Katowice. Saat ini M2 World Championship merupakan turnamen dengan jumlah penonton puncak terbanyak kedua setelah League of Legends Worlds 2020.
Kesuksesan ini didorong oleh popularitas Mobile Legends di kawasan Asia Tenggara. 50% audiens M2 World Championship berasal dari penonton yang berbahasa Indonesia, diikuti dengan Myanmar (18%) dan Filipina (17%).
Sejak hari pertama, jutaan orang sudah meramaikan M2 World Championship. Pada pertandingan antara OMEGA dari Filipina dan RRQ Hoshi dari Indonesia, ada 2,1 juta orang yang menonton secara bersamaan.
Rekor ini kemudian dipecahkan pada hari kedua saat pertandingan antara RRQ Hoshi dan perwakilan Myanmar Burmese Ghouls yang ditonton 2,2 juta orang. Saat RRQ Hoshi melawan Bren Esports dari Filipina, rekor ini kembali dipatahkan dengan 2,6 juta penonton.
Babak final antara Bren Esports dan Burmese Ghouls yang berlangsung dalam format Best of 7 berhasil menyedot lebih dari 3 juta penonton. Pertandingan ini diakhiri dengan skor 4-3 untuk kemenangan Bren Esports.
Meski hanya berhasil mencapai posisi ketiga, RRQ Hoshi tetap harus bangga karena berhasil menjadi tim paling populer. Selama turnamen, RRQ Hoshi rata-rata ditonton oleh 1,1 juta orang.
M2 Mobile Legends World Championship digelar secara offline di Singapura pada 18-24 Januari. Turnamen ini diikuti oleh 12 tim dari sembilan negara yang memperebutkan hadiah sebesar USD 300 ribu.
https://movieon28.com/movies/perfect-sex/
Teknologi Terkini Ada di Galaxy S21 Series 5G
Sebagai ponsel flagship terbaru Samsung, Galaxy S21 Series 5G tentu dibekali berbagai teknologi terkini. Apa saja sih?
Pertama dari yang langsung terlihat, yaitu layar. Galaxy S21 Series 5G memakai panel Dynamic AMOLED 2X dengan refresh rate 120Hz. Resolusinya FHD+ untuk Galaxy S21 5G dan Galaxy S21+ 5G, dan QHD+ untuk Galaxy S21 Ultra 5G.
Khusus untuk Galaxy S21 Ultra 5G, pengguna bisa menggunakan resolusi penuhnya (QHD+) bersamaan dengan refresh rate 120Hz. Bukan dipilih salah satu seperti di seri sebelumnya.
Lalu berangkat ke jeroan, Galaxy S21 Series 5G memakai 5nm Exynos 2100 yang dibuat dengan pabrikasi 5nm, alias yang terkini. Semakin kecil pabrikasi, maka ukuran transistor akan lebih kecil yang berdampak pada efisiensi daya lebih baik dan performa semakin tinggi.
5nm Exynos 2100 adalah chipset pertama Samsung yang terintegrasi dengan modem 5G dibangun di atas node proses extreme ultra-violet (EUV) 5 nanometer (nm). Dengan proses EUV 5nm, membawa peningkatan kinerja CPU lebih dari 30% dan GPU 40% dari generasi sebelumnya. Di lain sisi, chipset ini punya efisiensi hingga 10% lebih tinggi daripada Exynos 990 yang menggunakan teknologi pemprosesan 7nm.
Lalu chip RAM dan storagenya pun yang paling baru, yaitu LPDDR5 yang 1,5x lebih cepat dibanding LPDDR4X, dan lebih irit daya 20%. Sementara chip storagenya adalah UFS 3.1, tiga kali lebih kencang dari UFS 3.0.
Terakhir ada Ultra-Wideband (UWB), yang merupakan koneksi nirkabel memakai gelombang radio, sama seperti Bluetooth dan WiFi. Namun bedanya adalah UWB beroperasi di frekuensi yang sangat tinggi dan bisa digunakan untuk menangkap data spasial dan terarah yang sangat akurat. Jarak yang bisa dijangkau UWB juga lebih luas dibandingkan Bluetooth dan Wi-Fi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar