Viral video acara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP di Bali saat sesi tiup lilin bersama hingga suap-suapan tumpeng dengan alat makan yang sama. Banyak netizen yang menyoroti momen tersebut.
Dalam video viral tersebut terlihat tiga orang, yaitu meniup lilin yang sama dengan melepas masker terlebih dulu. Saat dimintai konfirmasi, Ketua DPD PDIP Bali I Wayan Koster mengatakan acara tersebut adalah bentuk syukuran PDIP Bali atas penyelenggaraan Pilkada 2020 di Pulau Dewata tersebut. Acara tersebut diselenggarakan hari Sabtu (23/1).
"Acara penyampaian terimakasih kepada penyelenggara Pilkada, KPUD, Bawaslu Daerah, Kapolda dan Pangdam atas penyelenggaraan Pilkada yang telah berjalan dengan lancar, aman, damai dan sukses dalam masa pandemi COVID-19," ujar Koster yang juga Gubernur Bali kepada detikcom, Senin (25/1/2021).
Seberapa besar risiko penularan COVID-19 saat meniup lilin?
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, SpP(K) menjelaskan risiko tiup lilin bersama sama saja dengan penularan COVID-19 yang terjadi saat batuk.
"Sama saja berisiko tinggi terinfeksi, sama seperti batuk kan," jelasnya saat dihubungi detikcom Senin (25/1/2021).
Meskipun misalnya orang-orang tersebut sudah dites Corona dan negatif, risiko penularan disebut dr Erlang masih ada. Terlebih perayaan dilakukan kumpul-kumpul dengan banyak orang.
"Iya gimana risiko tertular COVID-19 dari asimtomatik, bisa saja terpapar saat dia nggak menunjukkan gejala. Sudah dites bukan berarti bebas Corona, tesnya juga pakai tes apa dulu," sebutnya.
Patrick Kachur, professor of population and family health di Universitas Columbia menjelaskan risikonya bisa lebih tinggi dari seseorang yang berbicara biasa. Menurutnya, lebih baik hindari kegiatan seperti ini terlebih dahulu di masa pandemi Corona.
"Meniup lilin dapat mengeluarkan partikel virus, sama seperti bernapas, berbicara, bernyanyi, berteriak, batuk dan bersin, dan risiko penularan COVID-19 menjadi tinggi jika orang tersebut terinfeksi," kata S Patrick Kachur.
Begitu pula dengan orang yang menggunakan alat makan bersama. Seseorang bisa tertular COVID-19 dari virus yang bisa menempel di peralatan makan tersebut.
Berdasarkan studi WHO, virus Corona bahkan dapat bertahan di plastik dan baja tahan karat hingga 72 jam. Maka dari itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan pada alat makan sehingga tidak tertular dari peralatan atau permukaan yang terkontaminasi COVID-19.
https://cinemamovie28.com/movies/mba-married-by-accident/
Indonesia Mulai Vaksinasi COVID-19, Menkes: Malaysia Ngomel Belum Dapat
Indonesia jadi salah satu tu negara di Asia Tenggara yang sudah memulai program vaksinasi COVID-19. Pemberian dosis vaksin COVID-19 pertama sudah dilakukan per 13 Januari lalu dengan Presiden Joko Widodo sebagai penerimanya.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia cukup beruntung karena bisa mengamankan pasokan ratusan juta dosis vaksin dengan cepat.
"Vaksinasi kan itu ada isu pengadaan, pengadaan kan rebutan di seluruh dunia. Sudah lihat kan WAG dari teman-teman di Malaysia soal vaksin yang ngomel. Negara-negara yang divaksin itu paling 40-50 dari 150-an negara anggota PBB karena yang lain nggak kebagian," ungkap Menkes Budi saat diwawancarai tim detikcom, beberapa waktu lalu.
Ia menggambarkan banyaknya negara yang harus berebut untuk mengamankan pasokan vaksin COVID-19. Belum lagi banyak negara maju sudah membeli vaksin dengan dosis yang luar biasa, bahkan berkali-kali lipat dari jumlah penduduknya.
"Jadi di sini Indonesia, kita musti bersyukur bahwa kita sudah secure produksi vaksinnya," ujarnya.
Pemerintah Indonesia sendiri mengaku telah mengamankan 600 juta dosis vaksin COVID-19 dari berbagai perusahaan farmasi di antaranya Sinovac, AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, dan Novavac. Saat ini 3 juta dosis vaksin Corona Sinovac sudah tiba dan telah digunakan di program vaksinasi tahap pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar