Rabu, 27 Januari 2021

Kenapa Dosis Kedua Vaksin Corona Sinovac Diberi Jeda 14 Hari?

 Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa tokoh telah mendapat suntikan kedua vaksin Corona Sinovac hari ini, Rabu (27/1/2021). Proses vaksinasi kedua ini juga dilakukan di Istana Negara.

Vaksinasi kedua ini dilakukan tepat 14 hari atau dua minggu setelah pemberian vaksin Corona pertama pada 13 Januari 2021 lalu. Pemberian jeda 14 hari ini sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan vaksinasi dari Kementerian Kesehatan.


"Dosis dan cara pemberian harus sesuai dengan yang direkomendasikan untuk setiap jenis vaksin COVID-19. Vaksin COVID-19 diberikan melalui suntikan intramuskular (injeksi/suntikan) di bagian lengan kiri atas dengan menggunakan alat suntik sekali pakai (Auto Disable Syringes/ADS)," tulis edaran Kemenkes yang ditetapkan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes.


Dalam juknis tersebut dijelaskan aturan pemberian vaksin Corona Sinovac yang diterima Presiden Jokowi hari ini. Berdasarkan juknis, vaksin Sinovac diberikan dua kali, dalam rentan jarak waktu penyuntikan 14 hari dan dosis sekali suntik sebesar 0,5 ml.


Meski begitu, tidak semua jenis vaksin memiliki aturan yang sama. Berikut aturan pemberian vaksin Corona jenis lain berdasarkan juknis vaksinasi Kemenkes.


Vaksin Sinopharm disuntikkan sebanyak dua kali dengan rentan jarak penyuntikan selama 21 hari. Jumlah dosis vaksin Sinopharm yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

Vaksin AstraZeneca disuntikkan antara 1-2 kali dengan rentan jarak penyuntikan selama 28 hari (jika diberikan dua suntikan). Dosis yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

Vaksin Novavax disuntikkan sebanyak dua kali dengan rentang jarak penyuntikan selama 21 hari. Dosis vaksin yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

Vaksin Moderna disuntikkan sebanyak dua kali dengan rentan jarak penyuntikan selama 28 hari. Jumlah dosis yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

Vaksin Pfizer-BioNTech disuntikkan sebanyak dua kali dengan rentan jarak penyuntikan selama 28 hari. Dosis vaksin Pfizer yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

https://cinemamovie28.com/movies/clouds/


Dikhawatirkan Jadi Pandemi Baru di Asia, Kemenkes RI Waspadai Virus Nipah


 Virus Nipah masuk ke dalam 10 besar daftar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tinjauan patogen yang memicu kedaruratan kesehatan masyarakat. Virus ini pertama kali merebak di Malaysia 1998 silam, di Kampung Sungai Nipah.

Virus Nipah memiliki tingkat kematian yang tinggi dan sempat menyebar di India hingga Singapura. Ahli virus asal Thailand khawatir virus Nipah bisa menjadi pandemi berikutnya di Asia berdasarkan hasil analisa sampel spesies di kelelawar.


Kementerian Kesehatan ikut mewaspadai kekhawatiran para ilmuwan soal potensi virus Nipah menjadi pandemi baru. Sebab, angka kematian virus Nipah disebut sangat tinggi.


"Indonesia harus selalu waspada terhadap potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah," jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto, dikutip dari CNN Indonesia.


"Karena dari beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya kelelawar buah bergerak secara teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatera khususnya Sumatera Utara yang dekat dengan Malaysia," sebutnya.


Menurutnya, di tengah pandemi COVID-19, kemungkinan penyebaran virus Nipah lewat kelelawar tak bisa dihindari. Termasuk melalui perdagangan babi ilegal dari Malaysia ke Indonesia.


Didik memastikan hingga saat ini belum ada temuan kasus virus Nipah di Indonesia. "Sampai saat ini kejadian infeksi virus nipah belum pernah dilaporkan di Indonesia," katanya.

https://cinemamovie28.com/movies/selena/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar