Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara resmi mencabut izin pembangunan pipa minyak Keystone XL. Hal tersebut menghancurkan harapan Kanada untuk menyelamatkan proyek senilai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 112 triliun (kurs Rp 14.000).
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/1/2021), langkah tersebut merupakan kemunduran bagi industri minyak Kanada, khususnya untuk pusat energinya Alberta. Hal ini akan berdampak pada ribuan pekerjaan dan berpengaruh pada hubungan dengan Kanada.
Keystone XL sendiri merupakan milik TC Energy Group, di mana mereka sedang membangun di Kanada dan akan membawa 830.000 barel minyak mentah dari Alberta ke Nebraska per hari.
Proyek itu ditentang oleh suku asli Amerika dan pemerhati lingkungan di mana proyek tersebut kemudian ditunda selama 12 tahun terakhir. Biden juga telah berjanji untuk membatalkan proyek tersebut.
"Meskipun kami menyambut baik komitmen Presiden untuk memerangi perubahan iklim, kami kecewa tetapi mengakui keputusan Presiden untuk memenuhi janji kampanye pemilihannya di Keystone XL," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Perdana Menteri Alberta Jason Kenney, yang awal pekan ini mengancam akan mengambil tindakan hukum jika Keystone XL dibatalkan Joe Biden, mengatakan bahwa ia terganggu dengan langkah tersebut.
"Ini adalah pukulan telak bagi ekonomi Kanada dan Alberta. Sayangnya, itu adalah penghinaan yang ditujukan kepada sekutu dan mitra dagang terpenting Amerika Serikat," kata Kenney.
TC Energy, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan sebelum pencabutan, menyatakan kekecewaannya dengan langkah yang dikatakannya akan membatalkan proses regulasi yang telah berlangsung lebih dari satu dekade. Presiden AS sebelumnya, Donald Trump menghidupkan kembali proyek tersebut, tetapi masih menghadapi tantangan hukum yang sedang berlangsung.
Saham TC Energy ditutup turun 1,2% pada C$ 55,92 di Toronto sementara indeks saham acuan Kanada naik tipis 0,3%.
"Tindakan ini membunuh ribuan pekerjaan Kanada dan Amerika (Joe Biden) pada saat kedua ekonomi sangat membutuhkan investasi swasta," kata Tim McMillan, kepala eksekutif Canadian Association of Petroleum Produ
https://indomovie28.net/movies/24-weeks/
Trenggono Mau Lobster Dikembangkan di dalam Negeri
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono bicara tentang keberlanjutan lobster. Dirinya menyebut akan mengembangkan budidaya lobster di dalam negeri.
Hal itu dikatakannya usai meninjau lokasi budidaya lobster kemarin di keramba jaring apung yang dikelola PT. Lautan Berkah Perkasa (LBP) di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Hal itu perlu dilakukan untuk mendukung kesejahteraan nelayan, pembudidaya dan menjaga keberlanjutan biota laut tersebut.
"Pesan saya jelas bahwa budidaya akan kita kembangkan terus dan menjadi tanggung jawab Ditjen Perikanan Budidaya, khususnya untuk lobster saya akan all-out bahwa ini harus dikembangkan di dalam negeri," katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip detikcom, Rabu (20/1/2021)
Dalam kunjungannya, Trenggono melepasliarkan 2% lobster hasil panen ke laut di sekitar perairan Desa Sumberkima sebagai upaya menjaga keberlanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar