TikTok dilaporkan sedang menguji fitur Questions (Tanya Jawab) sebuah fitur yang memungkinkan pembuat konten dapat menjawab pertanyaan melalui teks atau video dari sesama pengguna atau fans.
Dilansir detikINET dari Pocket-Lint, TikTok telah mengonfirmasi fitur ini ke TechCrunch, yang mengatakan saat ini fitur tersebut hanya tersedia untuk pembuat konten tertentu yang terlibat pada tes pengujian fitur.
Seperti diketahui, saat ini pembuat konten dapat menanggapi atau menjawab pertanyaan individu dalam komentar mereka dengan mengunggah video baru dengan jawaban atau mereka dapat meninggalkan komentar teks balasan.
Namun, fitur Tanya Jawab ini akan ditujukan untuk pembuat konten yang ingin terlibat dengan penggemar saat melakukan siaran streaming langsung.
Sebab sulit bagi pembuat konten untuk menanggapi ribuan pertanyaan di antarmuka obrolan langsung yang ada, sehingga opsi Tanya Jawab akan memungkinkan mereka dengan mudah dan langsung menanggapi lebih banyak pertanyaan.
Jika sudah fitur ini sudah tersedia, pengguna nantinya dapat men-tap tombol Tanya Jawab di kolom komentar video atau mengirimkan pertanyaan langsung melalui link Tanya Jawab di halaman profil pembuat.
Selanjutnya, pembuat konten dapat melihat semua pertanyaan di satu tempat dan tidak ada batasan jumlah pertanyaan yang dapat diterima oleh pembuat.
Konsultan media sosial Matt Navarra, yang pertama kali melihat fitur tersebut membagikan tangkapan layar tentang bagaimana cara fitur Tanya Jawab ini bekerja.
Saat ini, fitur Tanya Jawab TikTok hanya tersedia untuk pengguna dengan akun yang telah memiliki lebih dari 10.000 pengikut. Pembuat konten juga harus memilih fitur dalam pengaturan.
Fitur Ini sedang diuji secara global dan akan diluncurkan ke lebih banyak pengguna dengan akun Creator dalam beberapa minggu mendatang.
https://movieon28.com/movies/scorched/
Waspada Energi Tektonisme dan Vulkanisme Gunung Raung dan Merapi!
Gunung Raung, Merapi, dan sejumlah gunung aktif lainnya secara bersamaan memperlihatkan aktivitas erupsi. Fenomena ini bukan ancaman, meski demikian harus tetap waspada.
Ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrahman menyebutkan, erupsi gunung aktif secara bersamaan bukan sebuah anomali. Gunung aktif menurutnya secara berkala memang punya siklus erupsi yang ada rentang waktunya.
"Pada prinsipnya, gunung api meletus karena ada ketidakstabilan di dalam kantong magma. Jika kantong magma sudah penuh akan dimuntahkan melalui erupsi. Jadi peristiwa gunung erupsi secara bersamaan merupakan aktivitas masing-masing gunung. Kalau berbarengan itu secara kebetulan saja waktu intervalnya sama," jelasnya saat dihubungi, Sabtu (23/1/2021).
Beberapa hari belakangan, gunung Raung dan Merapi memang terpantau adanya aktivitas di atas normal yang hampir serupa. Aktivitas Gunung Raung bahkan saat ini ditingkatkan dari Normal (level I) menjadi waspada (level II).
Hal ini membuat masyarakat khawatir, apalagi jika ada yang menghubungkannya dengan gempa dan fenomena alam lainnya. Menurut Mirzam, wajar jika masyarakat menghubung-hubungkannya karena memang fenomena geologi berkaitan.
"Entah itu kegempaan, gunung meletus, itu berbarengan karena umumnya memang demikian. Misalnya begini, kenapa gempa tektonik menimbulkan gunung api yang tengah kritis meletus? Mereka berhubungan," ujarnya.
Disebutkannya, ketika lempengnya bergerak (tektonisme), maka aktivitas gunung (vulkanisme) --terutama jika kantong magmanya sudah penuh-- akan lebih terpicu untuk meletus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar