Selasa, 26 Januari 2021

Lelang Frekuensi Dibatalkan, Menkominfo: 5G Masih Berlanjut

 Meski hasil lelang frekuensi 2,3 GHz rentang 2360 - 2390 MHz dibatalkan, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate memastikan akan tetap menggelar layanan 5G di Indonesia.

Sebelumnya, lelang frekuensi 2,3 GHz telah dimenangkan tiga operator seluler, yaitu Hutchison 3 Indonesia (Tri), Smartfren, dan Telkomsel. Spektrum tersebut rencananya untuk dipakai sebagai frekuensi 5G.


Menkominfo menyebutkan bahwa penggelaran 5G di Indonesia tidak tergantung dengan satu frekuensi saja atau tepatnya mengandalkan frekuensi 2,3 GHz.


"Initial deployment 5G akan terus dijalankan di semua spektrum layer band baik lower ban, coverage band maupun super data layer band.; tidak hanya tergantung pada 2,3 GHz spektrum," kata Johnny kepada detikINET, Senin (25/1/2021).


Setelah membatalkan hasil lelang frekuensi 2,3 GHz yang dibuka sejak November 2020, pemerintah berencana akan melakukan lelang kembali frekuensi 2,3 GHz. Bedanya, lelang satu ini disebutkan proses seleksinya memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).


Selain itu juga mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Komunikasi Dan Informatika.


"Pelelangan spektrum 2,3 GHz akan terus dilanjutkan oleh panitia lelang dan diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak lama," kata Menkominfo.


Usai membatalkan lelang frekuensi 2,3 GHz, Kominfo kemudian mengembalikan dokumen garansi bank yang menjadi jaminan keikutsertaan seleksi (bid bond) kepada peserta seleksi yang bersangkutan, yang diketahui dalam hal ini yaitu, Tri, Smartfren, dan Telkomsel.


Sedangkan Indosat Ooredoo tidak ikut serta. Sementara, XL Axiata dinyatakan tidak lolos administrasi yang telah diajukan oleh panitia lelang frekuensi 2,3 GHz.


Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi menjelaskan, pengembalian bid bond tersebut dilakukan di hari yang sama dengan keluarnya surat resmi kepada masing-masing peserta seleksi tersebut bahwa proses seleksi dihentikan.


Selain itu, Kementerian Kominfo juga sedang terus berupaya keras untuk menyiapkan seleksi ulang di pita frekuensi 2,3 GHz ini dengan lebih hati-hati dan lebih cermat.


"Harapannya, operator seluler dapat segera memiliki kesempatan kembali untuk berkompetisi dalam sebuah proses seleksi guna menambah spektrum frekuensinya," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/x-men/


Pasar Ponsel Asia Tenggara Meningkat di Q3 2020, Oppo Masih Sang Penguasa


Meski sempat terpengaruh pandemi, pasar ponsel pintar di Asia Tenggara perlahan bangkit di kuartal ketiga (Q3) 2020. Ini ditandai meningkatnya angka pengapalan smartphone di periode tersebut.

Hasil riset Counterpoint Research, seperti dilansir laman Rprna, Senin (25/1/2021) menunjukkan peningkatan 8% dari tahun sebelumnya. Pasar Indonesia disebutkan menyumbang 20% atau lebih dari sepersepuluh penjualan online keseluruhan smartphone di Asia Tenggara.


Dalam laporan ini disebutkan kalau Oppo masih menguasai pasar dengan market share 20%. Disusul olehSamsung dengan pangsa pasar 19%.


Baik Samsung, Oppo dan Vivo punya pasar yang besar di pasar offline. Berbeda dengan Xiaomi dan Realme yang menguasai pasar online.


"Vivo menduduki puncak pasar offline Indonesia dan Filipina. Sementara Xiaomi menguasai pasar online Indonesia, Thailand dan Vietnam. Sementara Samsung masih jadi raja di Vietnam dengan pangsa pasar offline 40%," papar Counterpoint.


"Meski Realme menempati urutan kedua di pasar online di ketiga negara kecuali Filipina, mereka memiliki 50 persen pangsa pasar di pasar online Filipina. Realme menduduki peringkat teratas keseluruhan pasar online di empat negara," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/son-of-the-mask/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar