Minggu, 17 Januari 2021

Jenis Vaksin COVID-19 Ada Beragam, Amankah Bila Dosisnya Tercampur?

 Saat ini ada beragam jenis vaksin COVID-19 yang dikembangkan dengan teknologi berbeda-beda. Vaksin yang mulai digunakan beberapa negara diketahui pada umumnya memerlukan dua dosis atau dua kali suntikan untuk mencapai efek perlindungan maksimal.

Terkait hal tersebut, belakangan muncul pertanyaan apakah dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda bisa digunakan. Ini menyusul rencana Inggris yang mengizinkan tenaga kesehatan mencampur dosis vaksin untuk mengatasi masalah suplai yang minim.


Kepala program imunisasi Public Health England (PHE), Mary Ramsay, menyebut seseorang seharusnya mendapat dua dosis vaksin COVID-19 yang sama. Pemberian jenis vaksin berbeda dilakukan bila terpaksa.


"Sebisa mungkin kita memberikan pasien vaksin yang sama, tapi bila tidak mungkin, maka lebih baik berikan dosis kedua dari vaksin COVID-19 yang lain daripada tidak sama sekali," kata Mary seperti dikutip dari The British Medical Journal (BMJ), Minggu (17/1/2021).


Menurut ahli meski teknologi beragam jenis vaksin COVID-19 berbeda-beda, pada prinsipnya vaksin bekerja dengan cara menginduksi respons imun terhadap spike protein virus Corona.


Oleh karena itu dari segi keamanan seharusnya tidak ada masalah. Hanya saja mungkin yang akan bisa jadi kekhawatiran adalah nilai efikasinya yang berbeda dari hasil uji klinis.


"Saya pikir orang-orang yang bekerja di bidang vaksin tidak akan mengkhawatirkan masalah keamanan menggunakan dua jenis vaksin berbeda. Tapi kita bisa mengkhawatirkan efikasinya," kata ahli kesehatan publik, Barry Pakes, dari Dalla Lana School of Public Health.

https://indomovie28.net/movies/3-in-a-bed/


Mengenal Pneumonia, Kondisi Farida Pasha Sebelum Meninggal Kena COVID-19


 Artis senior Farida Pasha meninggal, keluarga menyebut terinfeksi COVID-19. Pemeran Mak Lampir di sinetron Misteri Gunung Merapi ini awalnya masuk rumah sakit karena vertigo dan asam lambung.

Putri Farida Pasha, Gina Sonia, mengungkap hal itu dalam keterangannya kepada wartawan. Menurut Gina, pemeriksaan berikutnya menunjukkan Farida Pasha mengalami pneumonia.


"Setelah dilakukan berbagai tes dan rontgen mama terkena early pneumonia, juga hasil swabnya positif," kata Gina, dikutip dari detikHOT, Minggu (17/1/2021).


Dalam perawatan, Farida Pasha menjalani tes swab dan hasilnya positif terinfeksi COVID-19. Artis berusia 68 tahun ini meninggal pada Sabtu (16/1/2021) dan dimakamkan dengan protokol ketat COVID-19.


Dikutip dari Mayo Clinic, pneumonia adalah infeksi yang memicu peradangan pada paru-paru. Pada pneumonia, kantung udara terisi cairan sehingga dalam istilah awam sering disebut paru-paru basah. Cairan ini menyebabkan sesak napas.


Derajat keparahan pneumonia cukup beragam, dari yang ringan hingga berat. Kondisi ini memberikan dampak paling serius pada bayi, anak-anak, lansia di atas 65 tahun, dan orang-orang dengan masalah kesehatan maupun imunitas tubuh yang lemah.


Gejala pneumonia

Ada berbagai gejala bisa yang menyertai pneumonia, tergantung derajat keparahan dan penyebab infeksinya. Pneumonia ringan ditandai gejala mirip flu, tetapi lebih lama.


Beberapa gejala yang sering ditemukan adalah:

Nyeri dada saat batuk atau bernapas

Batuk

Letih

Demam, berkeringat, menggigil

Pada lansia dengan daya tahan tubuh lemah, suhu tubuh di bawah normal

Mual, muntah, atau diare

Sesak napas.

Pneumonia paling banyak disebabkan oleh bakteri dan virus, meskipun jamur dan parasit lain juga bisa menjadi penyebab. Infeksi COVID-19 juga kerap disertai komplikasi pneumonia.

https://indomovie28.net/movies/under-your-bed/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar