Pemeran Mak Lampir di sinetron Misteri Gunung Merapi, Farida Pasha, meninggal dunia, Sabtu (16/1/2021). Pihak keluarga menyebut, artis senior ini mengidap COVID-19.
"Ibu Farida terkena COVID-19," kata media relation Ify Alyssa dan keluarga, Delaz Sakti, Minggu (17/1/2021).
Ify Alyssa adalah penyanyi yang juga cucu Farida Pasha. Kabar meninggalnya Farida Pasha juga diketahui dari Instagram Stories yang diunggah Ify.
Tidak disebutkan apakah Farida Pasha mengidap COVID-19 dengan komorbiditas atau kondisi penyerta. Namun dilihat dari usia, Farida Pasha yang sudah menginjak usia 68 tahun termasuk kelompok yang rentan terhadap dampak fatal COVID-19.
Dikutip dari covid19.go.id, kematian tertinggi berturut-turut terjadi pada kelompok usia sebagai berikut:
Di atas 60 tahun 44,6 persen
46-59 Tahun 34,4 persen
31-45 Tahun 13,5 persen
19-30 Tahun 5,2 persen
6-18 Tahun 1,5 persen
0-5 Tahun 0,8 persen.
Sedangkan berdasarkan kondisi penyerta, kematian paling tinggi ada pada 5 komorbiditas sebagai berikut:
Hipertensi 9,8 persen
Diabetes 9,4 persen
Penyakit jantung 6,1 persen
Penyakit ginjal 2,4 persen
Penyakit paru obstruksi kronis 1,9 persen.
Menurut data tersebut, COVID-19 hingga Sabtu (16/1/2021) telah menyebabkan 25.767 kematian di Indonesia, atau 2,9 persen dari konfirmasi positif. Total pasien sembuh 727.358 atau 81,1 persen, sedangkan total kasus positif 896.642 persen.
https://indomovie28.net/movies/wrong-turn-2-dead-end/
Jenis Vaksin COVID-19 Ada Beragam, Amankah Bila Dosisnya Tercampur?
Saat ini ada beragam jenis vaksin COVID-19 yang dikembangkan dengan teknologi berbeda-beda. Vaksin yang mulai digunakan beberapa negara diketahui pada umumnya memerlukan dua dosis atau dua kali suntikan untuk mencapai efek perlindungan maksimal.
Terkait hal tersebut, belakangan muncul pertanyaan apakah dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda bisa digunakan. Ini menyusul rencana Inggris yang mengizinkan tenaga kesehatan mencampur dosis vaksin untuk mengatasi masalah suplai yang minim.
Kepala program imunisasi Public Health England (PHE), Mary Ramsay, menyebut seseorang seharusnya mendapat dua dosis vaksin COVID-19 yang sama. Pemberian jenis vaksin berbeda dilakukan bila terpaksa.
"Sebisa mungkin kita memberikan pasien vaksin yang sama, tapi bila tidak mungkin, maka lebih baik berikan dosis kedua dari vaksin COVID-19 yang lain daripada tidak sama sekali," kata Mary seperti dikutip dari The British Medical Journal (BMJ), Minggu (17/1/2021).
Menurut ahli meski teknologi beragam jenis vaksin COVID-19 berbeda-beda, pada prinsipnya vaksin bekerja dengan cara menginduksi respons imun terhadap spike protein virus Corona.
Oleh karena itu dari segi keamanan seharusnya tidak ada masalah. Hanya saja mungkin yang akan bisa jadi kekhawatiran adalah nilai efikasinya yang berbeda dari hasil uji klinis.
"Saya pikir orang-orang yang bekerja di bidang vaksin tidak akan mengkhawatirkan masalah keamanan menggunakan dua jenis vaksin berbeda. Tapi kita bisa mengkhawatirkan efikasinya," kata ahli kesehatan publik, Barry Pakes, dari Dalla Lana School of Public Health.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar