Selasa, 19 Januari 2021

Podcast Milik Spotify Dinilai Analis Gagal

 Spotify telah mengeluarkan banyak uang capai jutaan dollar untuk layanan podcastnya, dan menurut catatan yang dibuat dari analis Citi Spotify dinilai gagal akan hal tersebut.

"Naik turunnya penambahan bruto Premium (hingga 3Q20) dan data unduhan aplikasi (hingga 4Q20) tidak menunjukkan keuntungan material apa pun dari investasi podcast baru-baru ini yang dimulai Spotify pada tahun 2019," tulis para analis.


Dilansir detiKINET dari CNBC International, Senin (18/1/2021) Spotify pun menurunkan level sahamnya dari Sell menjadi Neutral. Saham Spotify turun lebih dari 6,5% pada sore hari.


Spotify memulai usaha dalam pembuatan layanan podcast pada awal tahun 2019. Mereka pun mengakuisisi beberapa perusahaan podcast seperti Gimlet Media, Anchor, dan Parcast.


Spotify juga telah memberli perusahaan berita olahraga dan hiburan The Ringer, serta Megaphone sebagai pendukung bisnis teklonogi iklannya.


Megaphone sendiri diakuisisi oleh Spotify pada November 2020 dengan nilai cukup tinggi sebesar USd 235 juta atau sekitar Rp 3,3 miliar


Selain itu Spotify juga menghabiskan jutaan dolar untuk mendapatkan hak eksklusif untuk streaming podcast selebriti dan tokoh ternama termasuk dari Joe Rogan, Kim Kardashian West, Michelle Obama, dan The Duke and Duchess of Sussex.


Idenya adalah dengan menghadirkan konten eksklusif ke aplikasi Spotify, perusahaan dapat memperkuat bisnis periklanannya serta mendatangkan pelanggan Premium.


Dan ini pun tampak disukai para investor Spotify yang membuat saham naik 31,76% pada tahun 2019 dan 110,4% pada 2020. Namun saat ini analis mencari perusahaan untuk menunjukkan investasi itu sepadan.


"Sampai saat ini, kami belum melihat perubahan material yang positif dalam unduhan aplikasi atau langganan Premium. Jika kami melihat perubahan material positif dalam unduhan aplikasi atau langganan Premium (dari penambahan bruto yang lebih tinggi atau penghentian yang secara material lebih rendah, kami akan mengubah pandangan kami" tulis analis Citi.


"Tapi, ketakutan kami adalah jika podcasting tidak memberikan cara bagi Spotify untuk beralih dari ketergantungan label musik, Street dapat menilai kembali nilai yang mendasari bisnis tersebut. Dan, itu akan berdampak buruk bagi kelipatan dan nilai ekuitas Spotify," lanjutnya.

https://nonton08.com/movies/like-father-like-son-2016/


Google Play Store Tampilkan Aplikasi yang Lagi Nge-tren


Google Play Store menampilkan ikon baru yang akan menunjukkan sebuah tren pada aplikasi tersebut, apakah tren-nya sedang naik atau justru turun.

Ikon berupa grafik dengan ukuran kecil ini akan menampilkan tanda panah arah ke atas atau ke bawah yang terdapat di daftar top aplikasi atau aplikasi yang paling populer.


Dengan gambar panah yang mengarah ke atas ini artinya aplikasi tersebut sedang mengalami kenaikan tren yang lebih tinggi, sementara panah arah ke bawah berarti mengalami penurunan.


Dilansir detiKINET dari PhoneArena, Senin (18/1/2021) sayangnya ikon ini tidak memberikan informasi yang lebih lengkap seperti sudah berapa banyak aplikasi ini telah berpindah baik ke atas atau ke bawah.


Dan juga tidak diketahui berapa lama waktu yang dimiliki aplikasi tersebut seperti kapan mulai terjadinya tren naik ataupun turun.


Untuk mengetahui aplikasi yang mana yang sedang naik atau turun trennya. Pengguna cukup buka aplikasi Goolge Play Store lalu pilih tab 'paling populer'.


Nah dari situ pengguna akan melihat tepat di bahwa aplikasi-aplikasi tersebut yang sedang mengalami naik dan turunnya tren.


Saat berita ini diturunkan terpantau detiKINET, aplikasi paling populer di Indonesia posisi pertama sampai lima ada Telegram, FaceApp, GetContact, Bip dan CapCut.

https://nonton08.com/movies/a-lusty-wifes-double-life/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar