Selasa, 19 Januari 2021

Rencana Kebijakan Baru WhatsApp Terlanjur Bikin Krisis Kepercayaan

 Setelah dikritik oleh banyak pihak, WhatsApp akhirnya menunda penerapan kebijakan privasi terbaru. Mereka memberi pengguna waktu hingga 15 Mei 2021 untuk menerima perubahan tersebut, tiga bulan setelah jadwal awal yaitu 8 Februari 2021.

Tapi pengamat memperkirakan penundaan ini tidak akan membendung eksodus pengguna yang pindah ke aplikasi pesaing seperti Signal dan Telegram. Meski WhatsApp sudah meyakinkan pengguna data mereka tidak akan disentuh, kebijakan baru ini sudah terlanjur mengakibatkan krisis kepercayaan.


"Pengguna yang marah karena ini tidak akan ditenangkan," kata Honorary President of Hong Kong Information Technology Federation Francis Fong Po-kiu, seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (19/1/2021).


"Faktanya tidak banyak isu privasi dengan kebijakan baru ini. Tapi ini telah menjadi masalah kepercayaan. Sama seperti ketika Anda memutuskan bank mana yang akan memegang uang Anda, Anda hanya memilih satu yang disukai," sambungnya.


Saat mengumumkan penundaan implementasi kebijakan barunya, WhatsApp menekankan bahwa update ini fokus pada bagaimana pemilik akun bisnis menggunakan layanan Facebook, seperti fitur belanja dan server yang dihosting oleh Facebook.


Jika pengguna berinteraksi dengan akun bisnis yang memilih menggunakan penyedia hosting di luar WhatsApp, informasi mereka bisa dilihat oleh bisnis dan bisa dimanfaatkan untuk tujuan marketing-nya, termasuk beriklan di Facebook.


Pengguna bisa memilih untuk tidak berinteraksi dengan akun bisnis yang menggunakan layanan pihak ketiga. WhatsApp juga akan memberikan peringatan jika akun bisnis yang akan dihubungi menggunakan layanan hosting di luar Facebook.


Percakapan pengguna dengan keluarga dan temannya tidak terpengaruh oleh update ini karena tetap terlindungi oleh enkripsi end-to-end dan tidak bisa dilihat oleh WhatsApp atau Facebook. Bicara soal enkripsi, WhatsApp dan Signal sama-sama memiliki standar enkripsi yang sama.


Untuk mengatasi krisis kepercayaan ini, ahli IT Wong Ho-wa menyarankan WhatsApp untuk tidak menghapus akun pengguna yang tidak menyetujui kebijakan baru pada tenggat waktu yang sudah ditetapkan.

Ia juga ingin WhatsApp mempertimbangkan untuk memberikan opsi kepada pengguna memilih jenis informasi apa yang mereka setujui untuk dibagikan. Tapi dua kompromi ini mungkin tidak akan cukup untuk menghentikan migrasi pengguna.


"WhatsApp tidak seperti YouTube, yang menciptakan konten. WhatsApp hanya sebuah aplikasi untuk berkomunikasi dengan temanmu. Kalau temanmu menggunakan aplikasi lain, maka lama kelamaan kamu juga akan menggunakannya," jelas Wong.

https://nonton08.com/movies/lusty-tales-of-married-women/


Sulitnya Menyibak Misteri Asal Virus Corona


 Virus Corona COVID-19 telah sekitar setahun melanda dunia, dengan jumlah orang terinfeksi sekitar 94 juta dan korban meninggal di kisaran 2 juta jiwa. Sampai saat ini, asal muasal virus Corona ini masih merupakan misteri besar dan sulit disibak.

Dikutip detikINET dari USA Today, para periset di China, di bawah pengawasan pemerintah, sudah menginvestigasi darimana COVID-19 bermula dari bulan Januari 2020 dan masih tanpa hasil memuaskan. Bulan ini, delegasi ilmuwan WHO dari 10 negara akhirnya diizinkan untuk memasuki China dan mengeksplorasi asal usulnya.


"Ini penting bukan hanya untuk COVID-19 tapi juga masa depan keamanan kesehatan dan untuk mengendalikan ancaman penyakit menular dengan potensi bisa menjadi pandemi," ujar direktur WHO, Tedros Ghebreyesus, mengenai misi itu.


Tidak jelas seberapa banyak bukti asal muasal virus Corona yang masih ada setelah setahun berlalu. Pasar hewan Wuhan yang dicurigai sebagai asal COVID-19 pun lama sudah ditutup. Tim WHO bahkan pesimis patient zero atau pasien pertama COVID-19 bisa ditemukan.


Pimpinan teknis WHO Maria Van Kerkhove menyebut patient zero COVID-19 kemungkinan tak akan pernah terlacak. "Dunia mungkin tidak akan pernah menemukan "patient zero" dalam pencariannya untuk asal-usul COVID-19," jelas Maria


Padahal jika patient zero COVID-19 terdeteksi, besar peluang untuk mencari tahu asal muasal penyakit dan cara menghentikan wabah tersebut di masa depan. Namun demikian di tengah kesulitan yang ada, misi itu tetap dipandang berguna untuk lebih memahami pandemi Corona dan penularannya dari hewan ke manusia.


Kelelawar dipandang sebagai hewan asal Corona, di mana grup virus Corona yang terkait sudah eksis di hewan itu selama puluhan tahun. SARS-CoV-2 sendiri punya kemiripan materi genetik sebesar 96% dengan sampel virus Corona yang ditemukan tahun 2013 di provinsi Yunnan.

https://nonton08.com/movies/love-chain/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar