Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use listing (EUL) pada vaksin Corona Sinovac. Vaksin Sinovac ini menjadi salah satu vaksin yang digunakan di Indonesia, selain AstraZeneca dan Sinopharm.
"WHO hari ini memvalidasi vaksin Sinovac-CoronaVac COVID-19 untuk penggunaan darurat," kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Channel News Asia, Rabu (2/6/2021).
https://maymovie98.com/movies/pedicab-driver/
Diberikannya sertifikat ini membuktikan bahwa vaksin Sinovac terbukti telah memenuhi standar serta aman untuk digunakan. Berikut beberapa fakta soal vaksin Sinovac yang perlu diketahui.
1. Vaksin buatan China kedua yang dapat izin WHO
Vaksin Sinovac mendapatkan izin EUL pada Selasa (1/6/2021) lalu. Vaksin Sinovac menjadi vaksin berusat China kedua yang mendapatkan EUL, setelah Sinopharm.
Adanya persetujuan ini bisa membuka jalan untuk sejumlah negara memberikan persetujuan impor vaksin Corona dan mendistribusikannya. Ini juga mendukung agar vaksin Sinovac ini bisa masuk ke dalam skema COVAX.
2. Platform Inactivated virus
Vaksin COVID-19 Sinovac ini terbuat dari platform virus yang dimatikan (inactivated virus). Jenis vaksin ini akan bekerja untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga antibodi bisa melawan virus Corona.
3. Efikasi 65,3 persen
Hasil analisis interim uji klinis di Bandung menunjukkan bahwa efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen. Angka ini sudah memenuhi persyaratan WHO yaitu di atas 50 persen.
Sementara itu, Kelompok Penasihat Ahli Imunisasi WHO menunjukkan hasil efikasi vaksin dalam mencegah gejala COVID-19 atau simtomatik sebesar 51 persen. Vaksin ini juga dianjurkan untuk diberikan pada usia 18 tahun ke atas, dengan jarak dua di dosis 2-4 minggu.
"Hasil kemanjuran vaksin menunjukkan bahwa vaksin mencegah penyakit simtomatik pada 51 persen dari mereka yang divaksinasi dan mencegah COVID-19 yang parah dan rawat inap pada 100 persen dari populasi yang diteliti," jelas badan tersebut.
4. Efek samping
Meski muncul beberapa efek samping, vaksin Sinovac masih dikatakan aman karena tergolong ringan dan bisa pulih dalam waktu singkat. Efek samping yang muncul di antaranya:
Efek samping lokal:
Nyeri
Indurasi atau iritasi
Kemerahan
Pembengkakan
Efek samping sistemik
Myalgia atau nyeri otot
Fatigue atau kelelahan
Demam.
Baca juga: Apa Beda Vaksin Sinovac dan AstraZeneca? Ini 4 Perbedaan Utamanya
Bagaimana status halal-haram vaksin Sinovac menurut MUI? Selengkapnya di halaman berikut.
5. Dapat EUA dari BPOM
Selain mendapat EUL dari WHO, vaksin Sinovac sudah lebih dulu mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yaitu pada 11 Januari 2021 lalu.
"Pada Senin 11 Januari, Badan POM memberikan emergency use authorization pada kondisi emergency untuk vaksin CoronaVac produksi Sinovac yg bekerjasama dengan Bio Farma," kata Kepala BPOM Penny K Lukito, dalam konferensi pers daring, Senin (11/1/2021).
6. Suci dan halal
Hasil rapat Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyepakati bahwa vaksin Sinovac suci dan halal. Fatwa MUI terkait hal ini sudah dikeluarkan pada 8 Januari 2021 lalu.
"Kemudian terkait dengan aspek kehalalan, setelah dilakukan diskusi yang cukup panjang dari hasil penjelasan dari tim auditor, maka komisi fatwa menyepakati bahwa vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac yang diajukan oleh Bio Farma hukumnya suci dan halal, ini yang terkait dengan aspek kehalalannya," kata Ketua MUI Bidang Fatwa dan Urusan Halal, Asrorun Niam Sholeh, melalui akun YouTube TV MUI, Jumat (8/1/2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar