Kamis, 10 Juni 2021

BTS Meal Picu Kerumunan, Bisa Picu Tsunami COVID ala India?

  Promo BTS Meal oleh restoran McDonald's (McD) menimbulkan kerumunan di beberapa kota. Hal ini membuat kepolisian akhirnya bertindak dengan menutup sementara lokasi restoran-restoran yang ramai oleh antrean pembeli.

Menanggapi situasi ini, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengatakan bahwa pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini dalam masa genting. Tiap daerah mulai melaporkan peningkatan kasus, diduga imbas dari libur Lebaran.


"Jakarta saja kapasitas untuk ruang rawat dan ICU sudah mulai naik 25 persen dari minggu lalu. Bandung sudah 80 persen kapasitasnya, di Sumatera umumnya sudah 80-90 persen. Jadi sekarang ini keadaan gawat," kata dr Ari pada detikcom, Rabu (9/6/2021).


Timbulnya kerumunan karena BTS Meal di McD atau semacamnya disebut dr Ari bisa memperparah situasi. Bila dibiarkan ada kemungkinan wabah COVID-19 di Indonesia akan jadi lebih buruk dari puncak gelombang pertama di bulan Januari-Februari lalu.


"Perusahaan-perusahaan itu mesti sensitif, kalau kira-kira menimbulkan kerumunan mesti diclose. Terus terang ini berbahaya dan sense of crisis kita kurang untuk hal ini," kata Prof Ari.


"Prediksi saya, kita bisa lebih parah dari bulan Januari-Februari. Seluruh Indonesia kasusnya sudah mulai menanjak naik tapi kita masih ramai... Indonesia bisa jadi India kedua karena kita enggak ada sense of crisis," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/to-miss-with-love/


BTS Meal Picu Kerumunan Saat COVID-19 RI Nanjak, Pakar: Injak 'Rem' Sekarang!


Kerumunan antrean pembeli BTS Meal di gerai restoran cepat saji McDonald's membuat pakar kesehatan khawatir. Alasannya kondisi COVID-19 di Indonesia sedang memasuki masa genting, dengan beberapa daerah menghadapi kasus positif yang terus menanjak naik.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menyarankan pemerintah bertindak cepat menginjak 'rem' darurat. Ia menyarankan daerah dengan lonjakan kasus, seperti misalnya DKI Jakarta, kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).


"Gubernur mesti sampaikan sekarang PSBB lagi. Kondisinya sudah gawat ini, tapi saya melihat enggak ada sense of crisis... terus terang ini membahayakan sekali," kata Prof Ari pada detikcom, Rabu (9/6/2021).


Menurut dr Ari, kondisi kapasitas ruang rawat dan ICU di DKI Jakarta menunjukkan peningkatan 25 persen dalam sepekan terakhir. Sementara itu di beberapa kota lainnya keterisian tempat tidur untuk pasien COVID-19 bahkan sudah mencapai 90 persen.


"Sudah saatnya injak rem sekarang ini," tegas Prof Ari.


"Harus ada action jangan cuma menunjukkan data terus imbau masyarakat 3M. Enggak bisa," pungkasnya.


Jadi Korban Pelecehan Seksual, Apa yang Harus Dilakukan? Ini Saran Psikolog


 Nama Gofar Hilman terseret dalam kasus pelecehan seksual yang dituduhkan oleh akun Twitter @quweenjojo pada Selasa (8/6/2021). Melalui sebuah utas (thread), pemilik akun menyebut Gofar telah melakukan pelecehan seksual dalam sebuah acara musik pada 2019.

Menanggapi tuduhan tersebut, Gofar meminta maaf pernah merangkul pemilik akun @quweenjojo dalam acara tersebut. Namun ia bersikeras, dirinya tak pernah melakukan tindakan pelecehan seksual.


Ini bukan kali pertama kasus pelecehan seksual di ruang publik menghebohkan media sosial. Tak bisa dipungkiri, kasus pelecehan seksual berpotensi meninggalkan sederet trauma yang membekas pada korban.


Apa yang harus dilakukan jika jadi korban?

Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi, founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, menjabarkan apa yang bisa dilakukan seseorang jika mengalami pelecehan seksual.


"Make sure tidak menggeneralisasi perilaku yang diterima sebagai bentuk entah kesalahan diri sendiri, harga diri, dan nilai diri. Berhenti untuk tidak over generalisir pengalaman yang diterima dengan konsep diri kalian (korban)," ujarnya pada detikcom, Rabu (9/6/2021).


Menurut Sari, pengalaman dilecehkan berpotensi besar membekaskan luka psikis pada korban. Agar tak terjebak pada sikap menyalahkan diri sendiri, Sari menyarankan penyintas untuk berbicara pada orang terpercaya jika merasa memerlukan bantuan.


Pemulihan trauma dari pengalaman pelecehan memang bukan hal sepele. Penyintas kerap membutuhkan pertolongan pihak lain untuk membantu melepaskan beban emosinya.


"Coba cari orang yang Anda percaya sesegra mungkin untuk membantu dalam mengelurkan emosi yang mungkin tertahan atau tidak bisa Anda luapkan pada pelaku karena 1 dan lain hal," ujar Sari

https://movieon28.com/movies/call-girl-92/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar