Varian Delta atau B1617.2 asal India makin banyak ditemukan di Indonesia. Baru-baru ini, kabupaten Kudus, Jawa Tengah menghadapi lonjakan besar-besaran kasus COVID-19, di mana 28 kasus di antaranya disebabkan varian Delta.
Menteri Kesehatan RI menyebut, varian Delta juga mendominasi lonjakan kasus COVID-19 di DKI Jakarta dan Bangkalan.
"Kami sedikit menambahkan, beberapa daerah seperti Kudus, DKI Jakarta dan Bangkalan, memang sudah terkonfirmasi varian Delta atau B1617.2 atau varian dari India, mendominasi," ujar Menkes RI Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (14/6/2021).
Menanggapi hal tersebut, Menkes Budi menekankan, penerapan protokol kesehatan perlu diperketat. Mengingat, varian Delta disebut-sebut lebih mudah menular dengan risiko gejala berat lebih tinggi.
Langkah antisipatif lainnya, pemerintah akan mengupayakan percepatanvaksinasi COVID-19, dengan target 700 ribu-1 juta orang per hari.
"Karena ini penularannya lebih cepat, walaupun tidak lebih mematikan ini perlu benar-benar kedua hal tadi dipercepat (yaitu) implementasi (protokol kesehatan) di lapangan dan akselerasi vaksinasi," imbuhnya.
Dikhawatirkan menimbulkan gejala lebih berat
Dalam kesempatan sebelumnya, Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menyebut varian Delta memiliki kemampuan menular sangat cepat dengan risiko gejala berat lebih tinggi.
"Gejala sakit pasien lebih berat dari virus sebelumnya. Meningkatkan risiko terjadinya hilang pendengaran, nyeri ulu hati, dan mual. Pasien perlu dirawat di rumah sakit, memerlukan suplementasi oksigen dan menimbulkan berbagai komplikasi," terang Prof Ari pada detikcom, Senin (14/6/2021).
https://cinemamovie28.com/movies/in-the-blood/
Corona Varian Delta 'Ngamuk' di DKI-Kudus, Risiko Jatuh Sakit Lebih Besar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut corona varian Delta atau B1617.2 dari India kini mendominasi di DKI Jakarta, Bangkalan, dan Kudus. Varian Delta menurut studi bersifat mudah menular dan bisa menimbulkan angka kesakitan yang lebih besar dibanding varian lain.
Dalam penelitian terbaru yang dipublikasi di jurnal The Lancet, peneliti dari Skotlandia melihat orang yang terinfeksi varian Delta lebih mungkin dirawat di rumah sakit (RS). Ini diketahui setelah peneliti melihat data 19.543 kasus COVID-19 di Skotlandia yang 377 di antaranya dirawat di RS.
Peneliti menemukan dari 19.543 kasus positif, sebanyak 7.723 kasus spesifiknya disebabkan oleh Corona varian Delta. Ada sebanyak 134 orang yang terinfeksi varian Delta membutuhkan perawatan.
Ahli kesehatan publik Profesor Chris Robertson dari University of Strathclyde mengatakan ini artinya varian Delta bisa memiliki risiko menyebabkan hospitalisasi sampai dua kali lipat.
Vaksin yang tersedia saat ini masih disarankan peneliti untuk mengurangi ancaman gejala parah dari varian Delta.
"Bila Anda positif, dua dosis atau satu dosis vaksin selama 28 hari terakhir dapat mengurangi risiko Anda dirawat sampai 70 persen," pungkas Chris seperti dikutip dari Reuters, Selasa (15/6/2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar