Twitch berencana untuk merubah harga langganan mereka di sebagian negara. Harga terbaru nantinya akan menyesuaikan dengan negara tempat para pengguna tinggal.
Subcriptions atau langganan menjadi salah satu cara utama bagi para streamer Twitch menghasilkan uang. Mereka bisa mendapatkan 50 persen dari biaya bulanan para penggemar yang berlangganan.
Sedangkan 50 persen sisanya diambil oleh platform, yakni Twitch. Namun layanan streaming tersebut telah mengumumkan akan merubah biaya langganan menyesuaikan biaya hidup para pengguna di negara tempat mereka tinggal, dilansir detikINET dari Gamerant, Selasa (18/5/2021).
Nantinya, ini akan mempengaruhi pendapatan yang diterima para streamer setiap bulannya. Untuk mengapresiasi karena telah berlangganan, para pelanggan akan mendapatkan imbalan berupa akses ke beberapa fasilitas seperti emote eksklusif.
Bila pelanggan akan berlangganan di Tier 1, maka harga yang ditawarkan oleh Twitch, yakni USD 4,99 (sekitar 71 ribu rupiah). Nantinya semua negara akan dikenai biaya ekuivalen USD, namun untuk nilai dari mata uang itu sendiri akan berbeda-beda di setiap negara.
Negara pertama yang akan menerima penyesuaian ini adalah Meksiko dan Turki pada tanggal 20 Mei. Harga yang ditawarkan Twitch untuk tier 1, yakni 48 peso sekitar USD 2,42 (sekitar 35 ribu rupiah) dan 9,90 Turkis Lire sekitar USD 1,19 (sekitar 17 ribu rupiah).
Twitch menyatakan perubahan ini berdasarkan feedback yang diberikan oleh para pengguna. Menurut Twitch, jumlah pengguna yang berlangganan di wilayah Eropa dan Asia sekitar 50 persen lebih rendah daripada di Amerika Utara dan 80 persen lebih rendah di Amerika Latin.
"Kami telah mendengar dari penggemar, bahwa harga tersebut tidak terjangkau," tulis Twitch.
Untuk penyesuaian harga di wilayah Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika dan dan Eropa kemungkinan dilaksanakan pada Q3 2021. Twitch pun yakin dengan langkah yang mereka lakukan. Pasalnya perubahan ini pada akhirnya akan menghasilkan lebih banyak pelanggan karena harga langganan lebih terjangkau.
https://trimay98.com/movies/knowing/
Catut Nama Elon Musk, Penipu Curi Uang Kripto Rp 28 Miliar
Penipu yang berpura-pura menjadi Elon Musk berhasil mencuri USD 2 juta atau sekitar Rp 28 miliar dalam bentuk mata uang kripto dalam enam bulan terakhir.
Berdasarkan laporan terbaru dari Federal Trade Commission, penipu saat ini memanfaatkan tren mata uang kripto dan menawarkan kesempatan investasi tidak jelas kepada calon korban.
FTC mengatakan, sejak Oktober 2020 sekitar 7.000 orang kehilangan lebih dari USD 80 juta dalam penipuan mata uang kripto, 12 kali lebih tinggi daripada yang dilaporkan di tahun sebelumnya. Rata-rata korban penipuan kehilangan sekitar USD 1.900, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (18/5/2021).
Dalam beberapa tahun terakhir memang banyak ditemukan penipu yang berpura-pura menjadi Musk di media sosial. Mereka kadang menggunakan avatar yang mirip dengan akun Musk dan mengubah ejaan nama akunnya.
Dengan berpura-pura sebagai Musk atau selebriti lainnya, penipu mengaku sedang mengadakan 'giveaway' mata uang kripto. Korban kemudian diminta untuk mengirimkan kripto ke alamat tertentu dan investasinya dijanjikan akan berlipat ganda.
Tapi nyatanya mereka justru memberikan aset kriptonya ke penipu, seperti penipu yang mencatut nama Musk.
"Janji jaminan pengembalian yang besar atau klaim bahwa mata uang kripto Anda akan berlipat ganda selalu merupakan bentuk penipuan," kata FTC dalam laporannya.
Musk sendiri menjadi salah satu target terbesar penipuan bitcoin di Twitter pada tahun lalu. Akun Twitter milik CEO SpaceX dan Tesla ini dibobol oleh hacker yang mempromosikan penipuan bitcoin.
Selain Musk, akun milik tokoh ternama lainnya seperti Barack Obama, Joe Biden, Bill Gates dan lain-lain juga ikut dibobol. Lewat penipuan ini, hacker berhasil meraup USD 120 ribu dalam bentuk bitcoin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar