- Resident Evil: Village bisa dikatakan sebagai seri terbaik dalam franchise Resident Evil. Hanya dalam waktu 4 hari saja, game survival horror ini sudah terjual lebih dari 3 juta kopi.
Sudah satu minggu sejak peluncuran, Resident Evil: Village telah banyak menorehkan prestasi yang luar biasa. Sebelumnya, game ini berhasil meraup pengguna aktif sebanyak 106.631 yang bermain secara bersamaan hanya dalam dua hari sejak rilisnya.
Kemudian Resident Evil: Village memuncaki peringkat di halaman Steam Top Seller pada minggu ke 18, tepatnya 2 - 9 Mei. Lalu saat ini Resident Evil: Village telah menjual lebih dari 3 juta copy hanya dalam waktu 4 hari saja, dikutip detikINET dari Collider, Minggu (16/5/2021).
Seperti yang telah diungkapkan oleh Capcom pada siaran pers di website resmi mereka. Ini menjadi salah satu penjualan terbaik pada franchise game Resident Evil.
Bila dibandingkan dengan judul lainnya, Jumlah penjualan yang sudah diperoleh oleh Resident Evil: Village sungguh luar biasa. Mari ambil contoh seperti Resident Evil 3 yang hanya menjual 2 juta copy dalam waktu 5 hari.
Belum diketahui pasti berapa penghasilan yang didapatkan dari seri terbaru ini. Namun beberapa sumber mengasumsikan, jika setiap copy terjual dengan harga USD 60 (sekitar 856 ribu rupiah), itu berarti Resident Evil: Village telah menghasilkan USD 180 juta (sekitar 2,5 triliun rupiah).
Angka penjualan yang disumbangkan oleh Resident Evil: Village membantu Resident Evil tetap menjadi salah satu franchise Capcom yang paling menguntungkan. Bila diakumulasikan dari seri pertamanya, Resident Evil sudah terjual lebih ari 100 juta copy.
Bagi kalian yang penasaran dengan gameplay yang ditawarkan seri terbaru ini, Resident Evil: Village sekarang telah tersedia di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X / S, Steam dan Stadia.
https://trimay98.com/movies/bait-4/
Konstelasi Satelit Internet Elon Musk Gandeng Google
SpaceX berencana membangun konstelasi satelit internet Starlink dengan bantuan Google Cloud. Kedua raksasa teknologi tersebut baru saja mengumumkan kolaborasi untuk penyediaan data, layanan cloud, dan aplikasi untuk pelanggan Starlink di seluruh dunia.
Adapun nilai kesepakatan di antara keduanya tidak diungkapkan. Namun yang jelas, layanan kolaborasi Starlink dan Google Cloud dipastikan mulai hadir akhir tahun 2021.
Implikasi utama dari pertumbuhan konstelasi 1.500 satelit Starlink yang mengorbit ini antara lain termasuk pembangunan stasiun Bumi di lokasi yang sama dengan pusat data Google, dan menghubungkan satelit Starlink ke infrastruktur Google Cloud yang ada. SpaceX akan memasang terminal Starlink pertama di pusat data Google di New Albany, Ohio.
"Menggabungkan broadband kecepatan tinggi dan latensi rendah Starlink dengan infrastruktur dan kapabilitas Google, menawarkan koneksi yang aman dan cepat yang diharapkan organisasi modern," kata Gwynne Shotwell, President dan Chief Operating Officer SpaceX, seperti dikutip dari Space.com.
Kolaborasi ini juga berencana menghadirkan layanan cloud yang lebih luas seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan machine learning untuk membuat keputusan tentang bagian mana dari kumpulan data yang harus dikirim.
Layanan komputer ini dapat mengurangi kebutuhan bandwidth yang besar. Target pasar SpaceX sendiri adalah mereka yang bekerja di daerah pedesaan di mana kecepatan internet sering kurang memadai.
Sebelumnya, Google dan SpaceX menandatangani kesepakatan besar lainnya pada tahun 2015. Saat itu, Google mengumumkan akan menghabiskan USD 900 juta untuk SpaceX demi mendukung inovasi berkelanjutan di bidang transportasi luar angkasa, roket yang dapat digunakan kembali, dan manufaktur satelit.
Kesepakatan ini terjadi pada empat tahun sebelum Starlink pertama diluncurkan pada 2019, dan sebelum SpaceX memiliki roket Falcon 9 yang bisa kembali ke Bumi sendiri untuk menghemat biaya peluncuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar