Senin, 29 Maret 2021

Sinopharm Uji Vaksinasi 'Booster' untuk Atasi Varian Baru Corona

 Regulator dan pengembang vaksin COVID-19 Sinopharm sejauh ini masih melihat apakah suntikan booster diperlukan untuk mengatasi berbagai varian baru Corona, yang disebut-sebut bisa melemahkan perlindungan dari vaksin.

"Hasil sejauh ini menunjukkan bahwa vaksinasi booster (penguat) bisa secara efektif meningkatkan titer antibodi penawar dan persistensi antibodi, dan juga secara efektif meningkatkan kemampuan vaksin untuk melawan mutasi," kata wakil presiden China National Biotech Group (CNBG), yang dikutip dari Reuters, Senin (29/3/2021).


"Apakah suntikan booster diperlukan? Kapan itu akan diberikan? Jawabannya harus didasarkan pada hasil studi klinis fase III," lanjutnya.


Dalam konferensi pers, Zhang mengatakan antibodi yang dipicu oleh pemberian dua dosis vaksin COVID-19 dari Sinopharm memiliki efek penetral yang 'cukup baik' pada varian Corona Inggris dan Afrika Selatan. Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil dari tes laboratorium dari sampel darah para relawan uji klinis.


Saat ini, pengujian laboratorium juga tengah berlangsung pada varian yang diidentifikasi di Brasil dan Zimbabwe.


Selain Sinopharm, vaksin COVID-19 lainnya yaitu dari Sinovac BioNTech juga melakukan penelitian untuk menguji suntikan dosis penguat yang berbasis di China. Dalam pengujiannya, relawan akan diberikan dosis ketiga vaksin delapan bulan setelah mendapatkan dosis kedua vaksin COVID-19.

https://movieon28.com/movies/ritual-2/


Komnas KIPI soal Vaksin AstraZeneca Ditunda di Sulut: Masih Investigasi


 Sulawesi Utara menyetop sementara penggunaan vaksin Corona AstraZeneca usai ada laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di sejumlah warga pasca disuntik.

Satgas Penanganan COVID-19 Sulut menyebut dari 3.990 warga yang disuntik vaksin AstraZeneca, banyak di antaranya mengalami efek samping seperti demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual, dan muntah.


Ketua Komnas KIPI, Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), mengaku sudah menerima laporan tersebut. Investigasi tengah dilakukan dan per hari Senin (29/3/2021) akan ada audit terkait KIPI vaksin AstraZeneca di Sulut.


"Sedang diinvestigasi dari kemarin sampai hari ini, kemudian siang ini mau melakukan audit, mau mengkaji dari data-data yang terkumpul," jelas Prof Hindra saat dihubungi detikcom Senin (29/3/2021).


Sejauh ini, Komnas KIPI belum bisa memastikan kapan hasil audit akan segera diungkap untuk melihat kelanjutan penggunaan vaksin AstraZeneca di Sulut. Namun, Prof Hinky memastikan efek samping yang dilaporkan sebenarnya masih dalam kategori ringan.


Komnas KIPI akan melihat seberapa banyak warga yang mengeluhkan efek samping pasca divaksin AstraZeneca. Membandingkan proporsi keluhan tersebut dengan hasil uji klinis fase I, II, III vaksin AstraZeneca.


"Dilihat proporsinya, proporsinya berapa, ya misalnya yang disuntik 800 orang lalu yang pusing 20 persen, dilihat tuh laporan clinical trial fase 1 2 3 vaksin AstraZeneca ini," bebernya.


"Kalau di penelitiannya dia proporsinya 20 persen, di SUlut 20 persen, artinya memang benar dan memang tidak berbahaya atau di luar dugaan atau melebihi ambang keamanan," lanjutnya.


Jika ternyata proporsi yang ditemukan lebih rendah dari hasil uji vaksin AstraZeneca, Prof Hinky menegaskan penggunaan vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara seharusnya bisa dilanjutkan.


Bagaimana dengan di daerah lain?

Menurut Prof Hinky, tak ada laporan serupa di wilayah lain seperti yang terjadi di Sulut. Hal ini juga sebelumnya ditegaskan oleh juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI.


"Belum (ada seperti di Sulut), yang lain tetap jalan," jelas dr Nadia dalam wawancara terpisah.

https://movieon28.com/movies/ritual/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar