Saat ibu sudah pada trimester ketiga dan sudah melewati masa due date atau hari perkiraan kelahiran bayi, ibu pasti bertanya-tanya, kok bayinya belum keluar juga ya.
Saat melewati masa due date, beberapa orang memilih bermacam cara untuk dapat segera mendorong bayi keluar.
Berbagai cara dilakukan ibu untuk dapat merangsang kontraksi agar bayi cepat keluar. Cara-cara alami dengan berjalan-jalan dan latihan menggunakan bola yoga untuk membenahi posisi bayi agar bergerak ke arah panggul jadi contoh yang kerap dipilih.
Terkait hal tersebut, ada anggapan bahwa seks juga bisa menjadi induksi alami untuk mendorong persalinan.
Dikutip dari WebMD, perlu dipahami bahwa umumnya seks aman dilakukan saat ibu hamil kecuali ada indikasi masalah kesehatan tertentu.
Secara teori seks memang dapat mendorong kelahiran bayi saat tubuh ibu siap untuk melakukan persalinan atau saat usia kehamilan sudah cukup waktu. Dikutip dari What to Expect, hal ini terjadi karena kontraksi rahim adalah bagian yang tak terpisahkan dari orgasme.
Selain itu, saat ejakulasi, sperma yang mengandung prostaglandin atau asam lemak diketahui dapat menipiskan dan melebarkan serviks. Prostaglandin juga merupakan hormon yang dapat ditemukan pada rahim yang dapat memulai kontraksi sebagai persiapan melakukan persalinan.
Dikutip dari Parents, hubungan seksual dapat membangkitkan hormon alami yang dapat membantu persalinan.
Saat memberikan rangsangan pada puting payudara dan alat kelamin pada tubuh perempuan, hal itu dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar hormon oksitosin. Hormon oksitosin saat bercinta diketahui dapat memicu kontraksi saat ibu siap untuk melahirkan.
Oksitosin ini, dikutip dari Cochrane, juga dikenal sebagai obat yang umum diberikan dalam bentuk sintetis oleh dokter untuk menginduksi kelahiran.
https://movieon28.com/movies/petes-dragon-2/
3 Tips Menghindari Diet Ekstrem yang Bikin Berat Badan Naik Turun
Ada beragam macam jenis diet untuk menurunkan berat badan secara cepat, tetapi dalam beberapa waktu berat badan akan kembali naik seperti semula, hal ini disebut dengan yo-yo diet.
Dikutip dari Healthline, yo-yo diet merupakan diet yang membuat badan terus berfluktuatif, naik-turun seperti mainan yo-yo,.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Kelley Strohacker dan rekan-rekannya, ternyata diet jenis ini umum ditemukan.
Sekarang ini, muncul banyak jenis diet ekstrem yang popular khususnya disebarkan oleh para artis dan influencer. Jenis diet tersebut menjanjikan penurunan berat badan yang signifikan dengan waktu yang singkat.
Padahal jika ingin diet penurunan berat badan berhasil, penurunan berat badan sebenarnya tidak perlu ekstrem.
Berat badan hanya perlu menurun secara perlahan sebanyak setengah hingga satu kilo seminggu, seperti disampaikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Berat badan yang menurun secara perlahan seperti pernyataan di atas justru akan bertahan lebih lama dan tidak akan cepat mengalami peningkatan seperti sedia kala.
Berikut ini adalah tips untuk mempertahankan berat badan dan menghindari diet-diet ekstrem yang sedang popular sekarang ini, dikutip dari WebMD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar