Rabu, 31 Maret 2021

Facebook Dominasi Biru, Mark Zuckerberg Ternyata Buta Warna

 Ada alasan mengapa Facebook selalu didominasi warna biru: Mark Zuckerberg buta warna.

Menurut The New Yorker, Zuckerberg buta warna merah-hijau, yang berarti warna yang paling bisa dilihatnya adalah biru. Warna itu juga yang mendominasi situs web dan aplikasi mobile Facebook.


"Biru adalah warna terkaya bagiku. Aku bisa melihat semua warna biru," ujar Zuckerberg.


Dikutip dari Techwelkin, buta warna merah-hijau atau Deuteranomalia adalah suatu kondisi medis yang sebagian besar bersifat genetik dan orang yang mengalami kemungkinan mewarisinya dari ibu. Sekitar 6-8% pria di Bumi mengalami kondisi ini.


Buta warna merah-hijau disebabkan tidak ada sel-sel kerucut hijau yang berkerja, sehingga penderita cenderung melihat hijau sebagai krem dan merah sebagai kuning kecoklatan.


Tapi terbukti kok, ini tidak menentukan kesuksesan seseorang. Mark Zuckerberg telah membuktikannya.


Zuckerberg bahkan sempat menolak Yahoo! untuk tawaran USD 1 miliar untuk mengambil alih Facebook. Dia memutuskan akan membesarkan Facebook sendiri. Penilaian pasar Facebook menyentuh USD 100 miliar ketika menawarkan IPO-nya kepada masyarakat umum.


Bukan cuma bos Facebook, tokoh sukses lainnya yang mengalami kondisi buta warna merah-hijau adalah mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton dan Christopher Nolan, sutrada film langganan box office misalnya Batman.


Kondisi buta warna pertama kali dicetuskan oleh John Dalton. Ia menggambarkan kebutaan warnanya sendiri pada tahun 1794. Sama dengan saudaranya, ia gagal membedakan warna scarlet (merah tua) dengan hijau dan merah muda dengan biru. Setelah itu, DNA dari mata Dalton dianalisis pada tahun 1994 dan hasilnya kemungkinan besar ia memiliki defisiensi penglihatan warna tipe protan.

https://kamumovie28.com/movies/a-second-chance-2/


Ponsel LG Disebut Makin Sekarat


Bisnis ponsel LG mungkin makin mendekati skenario terburuk, yaitu ditutup oleh perusahaan asal Korea Selatan itu. Perkembangan terkini menyebutkan usaha LG untuk menjual divisi ponselnya menemui jalan buntu.

Dikutip detikINET dari GSM Arena, media Korsel melaporkan LG sudah berdiskusi dengan perusahaan peminat seperti Vingroups asal Vietnam sampai Volkswagen. Namun negosiasi gagal karena harga dianggap kemahalan, padahal pangsa pasar ponsel LG saat ini tinggal 1% secara global.


Maka kemungkinan tinggal satu opsi yang dilakukan, yaitu menutup divisi ponsel LG. Keputusan finalnya kemungkinan akan diambil pada bulan April dan diumumkan pada karyawan. Jika benar kejadian, karyawan akan dipindahkan ke divisi yang lain.


LG sendiri belum berkomentar terhadap kabar terbaru ini dan sebelumnya, mereka sempat menepis akan mengakhiri bisnis ponsel. Namun tandanya semakin nyata. Sempat lumayan berjaya di masa silam, ponsel LG belakangan terus merugi dan kurang diminati.


Dalam laporan finansial yang telah dipublikasikan oleh LG baru-baru ini, divisi ponsel LG di tahun 2020 mengalami kerugian yang sangat tinggi, yakni tembus USD 750,64 juta atau di kisaran Rp 10,5 triliun.


Pada kuartal IV 2020 saja, kerugian bisnis ponsel LG mencapai angka USD 222,93 juta. Dengan demikian dalam 23 kuartal berturut-turut, divisi ponsel LG belum pernah sekalipun membukukan keuntungan.


LG menyebut penjualan ponsel premiumnya mengalami stagnasi alias kurang diminati dan di samping itu, terjadi kelangkaan chipset 4G yang semakin memperburuk keadaan.


Diberitakan sebelumnya, LG tengah mempertimbangkan untuk keluar dari bisnis ponsel pada 2021 ini. Hal ini diketahui dari memo internal yang dikirimkan CEO LG Kwon Bong-seok kepada para pegawai di mana ia menyatakan tengah mempertimbangkan perubahan besar untuk bisnis ponsel LG.


"Sejak kompetisi di pasar global untuk perangkat mobile semakin keras, ini sudah waktunya bagi LG untuk membuat penilaian dan pilihan terbaik. Perusahaan akan mempertimbangkan semua hal, termasuk penjualan, penarikan, dan mengurangi ukuran bisnis ponselnya," tulis Kwon Bong-seok dalam memo tersebut.

https://kamumovie28.com/movies/rumah-kosong/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar